Polisi dan Tentara Patroli Ketat di Kolombo Usai Krisis Sri Lanka
Polisi dan militer berpatroli usai kericuhan akibat demonstrasi krisis ekonomi di Sri Langka (REUTERS/DINUKA LIYANAWATTE)
Jakarta, CNN Indonesia --
Kepolisian dan militer mulai berpatroli di Kolombo, Ibu Kota Sri Lanka setelah beberapa toko mulai beroperasi pada Sabtu (2/4).
Melansir Reuters, pada Jumat malam (1/4), Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa menerapkan undang-undang yang memberi kelonggaran bagi polisi dan militer untuk melakukan penahanan tanpa surat perintah.
Perintah ini dimaksudkan untuk melindungi ketertiban umum serta untuk menjaga pasokan dan layanan penting.
Belum lama ini masyarakat Sri Lanka melakukan unjuk rasa akibat kurangnya pasokan bahan bakar dan barang penting lainnya seperti sembako. Unjuk rasa ini berakhir ricuh dengan kepolisian dan militer di luar kediaman Rajapaksa, saat demonstran menyerukan penggulingan presiden.
Akibatnya 53 orang ditangkap. Selain itu Pemerintah Sri Lanka juga memberlakukan jam malam untuk mencegah aksi protes sporadis lainnya.
"Saya mengamati situasi dengan cermat dan berharap hari-hari mendatang membawa pengekangan dari semua pihak, serta stabilitas dan bantuan ekonomi yang sangat dibutuhkan bagi mereka yang menderita," kata Duta Besar Amerika untuk Sri Lanka Julie Chung dalam Twitternya.
Krisis Sri Lanka membuat adanya pemadaman bergilir hingga 13 jam sehari saat pemerintah berjuang mengamankan devisa untuk membayar impor bahan bakar.
Menyoroti kekurangan mata uang asing yang parah, sebuah kapal yang membawa 5.500 metrik ton gas terpaksa harus meninggalkan perairan Sri Lanka setelah Laugfs Gas (LGGL.CM), perusahaan yang memesannya, tidak dapat memperoleh $4,9 juta dari bank lokal untuk membayar untuk itu.
Krisis yang sedang berlangsung akibat salah urus ekonomi oleh pemerintah turut diperparah oleh pandemi Covid-19, yang telah memukul pariwisata dan pengiriman uang.
India Beri Bantuan
Sementara itu, India sebagai negara tetangga Sri Lanka mulai memberikan bantuan berupa beras sebanyak 40 ribu ton dan beberapa bahan makanan lainnya. Pengiriman bahan pokok tersebut dilakukan sebelum festival utama di Sri Lanka.
India sepakat untuk memberikan bantuan utang US$1 miliar untuk membantu meringankan kekuarangan stok bahan bakar, makanan hingga obat-obatan di Sri Lanka.
Bantuan ini juga menunjukkan sikap India yang mulai was-was akibat kedekatan Sri Lanka dengan China selama dekade terakhir.
Bantuan beras dari India itu diharapkan bisa menurunkan harga beras yang naik dua kali lipat dalam setahun.
"Pemuatan beras telah dimulai di pelabuhan selatan," kata B.V. Krishna Rao, direktur pelaksana Pattabhi Agro Foods, yang memasok beras ke Sri Lanka State Trading (General) Corp di bawah Perjanjian Fasilitas Kredit India.
Adapun, pengiriman 40 ribu ton beras dari India ke Sri Langka ini merupakan bagian awal dari rencana negeri Bollywood untuk memasok 300 ribu ton dalam beberapa bulan ke depan.
(dzu/isn)
Saksikan Video di Bawah Ini:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar