Putin Izinkan PBB dan Palang Merah Ikut Evakuasi Warga Mariupol
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fakcdn.detik.net.id%2Fvisual%2F2022%2F04%2F21%2Fkeadaan-memburuk-warga-sipil-dievakuasi-dari-mariupol-5_169.jpeg%3Fw%3D360%26q%3D90)
Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyetujui 'secara prinsip' keterlibatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Komite Internasional Palang Merah (ICRC) dalam evakuasi warga di pabrik baja Azovstal, Mariupol.
Persetujuan ini dicapai setelah Putin bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres.
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fakcdn.detik.net.id%2Fcommunity%2Fmedia%2Fvisual%2F2022%2F04%2F15%2Fkapal-rusia-di-laut-hitam_169.jpeg)
"Presiden setuju, secara prinsip, akan keterlibatan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Komite Internasional Palang Merah dalam evakuasi warga sipil dari pabrik Avozstal di Mariupol," kata juru bicara Guterres, Stephane Dujarric, dalam sebuah pernyataan, Selasa (26/4).
Dujarric juga menerangkan, diskusi lebih lanjut terkait hal itu bakal dibicarakan pihak Kantor Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) dan Kementerian Pertahanan Rusia.
Selain membicarakan situasi Mariupol, Guterres turut mengusulkan pembentukan 'Kelompok Kontak Kemanusiaan' yang beranggotakan Rusia, Ukraina, dan PBB. Kelompok tersebut dibentuk untuk mencari kesempatan membuka koridor kemanusiaan, dengan penghentian kekerasan lokal, dan menjamin itu efektif.
Tak hanya itu, Guterres dijadwalkan bertemu dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, pada Kamis (28/4).
Sebelum bertemu Guterres, Putin mengatakan kepada Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, bahwa tidak ada operasi militer di Mariupol. Putin juga menilai Ukraina harus bertanggung jawab atas nasib masyarakat yang bersembunyi di pabrik baja Azovstal.
Sementara itu, Mariupol merupakan kota pelabuhan yang kini diduduki Rusia.
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fakcdn.detik.net.id%2Fcommunity%2Fmedia%2Fvisual%2F2019%2F01%2F05%2Fb884df12-3e97-4e2d-bc9f-267d1f954145_169.jpeg)
Pada 21 April, Rusia mendeklarasikan kemenangan mereka atas Mariupol meski sejumlah pejuang Ukraina masih berdiam di ruang bawah tanah pabrik Azovstal.
Pihak Rusia sempat mengatakan bakal membuka koridor kemanusiaan di pabrik Azovstal untuk warga sipil, Senin (25/4). Namun, Ukraina mengklaim rencana itu tidak benar dan Rusia masih menyerang daerah tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar