Stok Rudal Javelin AS Menipis Gegara Sering Pasok ke Ukraina
AS dikabarkan mulai kekurangan rudal javelin gara-gara sering memasok ke Ukraina. (AFP Photo/Sam Yeh)
Jakarta, CNN Indonesia --
Sebuah studi melaporkan stok rudal Amerika Serikat menipis karena terus mengirim peluru kendali itu ke Ukraina untuk membantu pertahanan mereka dari gempuran Rusia.
Menurut penasihat senior di Program Keamanan Internasional CSIS, Mark Cancian, memasok kembali persediaan senjata AS baru akan memakan waktu bertahun-tahun.
"Dibutuhkan sekitar tiga atau empat tahun untuk mengganti rudal yang telah dikirimkan sejauh ini. Jika Amerika Serikat mengirimkan lebih banyak rudal ke Ukraina, ini waktunya untuk memperpanjang masa pemasokan ulang," tulis Cancian dalam laporan itu dikutip CNN pada Kamis (14/4).
Cancian memperkirakan kemungkinan terdapat 20 ribu hingga 25 ribu Javelin yang tersisa dan 7.000 sistem yang dikirim ke Ukraina. Jumlah tersebut sekitar sepertiga dari total inventaris persenjataan Washington
Pasukan Ukraina menggunakan senjata berat untuk menghancurkan tank-tank Rusia dan menyusahkan mereka.
Hal tersebut bisa menguntungkan Amerika Serikat. Namun di sisi lain, Pentagon juga perlu mengawasi pengurangan stok.
"Perencana militer akan tampak khawatir. AS mempertahankan beragam stok [senjata] untuk kemungkinan konflik global yang mungkin terjadi melawan Korea Utara, Iran, atau Rusia itu sendiri," kata Cancian.
Laporan itu melanjutkan, "Di waktu tertentu, stok itu akan menipis dan perencana militer akan bertanya apakah perang itu akan terlaksana. Amerika Serikat kemungkinan mendekati titik itu."
Javelin merupakan rudal anti tank yang bisa menargetkan kendaraan lapis baja, gua dan bunker serta ukurannya yang mudah dijangkau.
Rudal itu juga disebut senjata "tembak dan lupakan." Artinya senjata ini bisa menuju target setelah meluncur, sehingga memungkinkan operator berlindung dan menghindari serangan balik.
Pejabat Senior AS mengatakan paket senjata dikirim ke Ukraina, termasuk ribuan rudal Javelin dan Stringer. Pengiriman itu, kata dia, tak mempengaruhi pasukan Washington. AS tercatat beberapa kali mengirim paket senjata ke Ukraina.
Pertengahan Maret lalu, AS mengirim paket bantuan militer sebesar US$200 juta atau sekitar Rp2,8 triliun.
Lalu pada 26 Februari, AS juga mengesahkan bantuan ke Ukraina senilai US$350 juta atau sekitar Rp5 triliun.
AS juga tercatat pernah menyediakan lebih dari 600 rudal Stinger, 2.600 sistem anti tank Javelin, sistem radar, helikopter, peluncur granat, senjata, amunisi dan peralatan lain pada 2021 lalu.
(isa/bac)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar