Swedia dan Finlandia Terancam Senasib Ukraina, Rudal Rusia Mendekat Bila Masih Ngotot Masuk NATO - Tribunnews

 

Swedia dan Finlandia Terancam Senasib Ukraina, Rudal Rusia Mendekat Bila Masih Ngotot Masuk NATO - Halaman all

Ilustrasi rudal rusia hantam markas militer Ukraina. Swedia dan Finlandia terancam senasib sama Ukraina, rudal Rusia mendekat bila masih ngotot masuk NATO.
Ilustrasi rudal rusia hantam markas militer Ukraina. Swedia dan Finlandia terancam senasib sama Ukraina, rudal Rusia mendekat bila masih ngotot masuk NATO.

TRIBUNKALTIM.CO - Swedia dan Finlandia terancam senasib sama Ukraina.

Kabarnya rudal Rusia siap mendekat bila masih ngotot masuk NATO.

Ya, perang antara Rusia dan Ukraina mempengaruhi stabilitas politik Eropa.

Negara-negara Eropa harus memilih kebijakan politik yang menguntungkan dari pecahnya perang antara Rusia dan Ukraina.

Keberpihakan menjadi salah satu elemen penting untuk mengamankan kedaulatan negara masing-masing.

Beberapa negara Eropa ada yang merapat ke Rusia, begitupun sebaliknya.

Informasi selengkapnya ada dalam artikel ini.

Melansir Kompas.com, Kremlin pada Senin (11/4/2022) memperingatkan Finlandia dan Swedia agar tidak bergabung dengan NATO, dengan alasan bahwa kemungkinan aksesi negara-negara tersebut ke aliansi militer tidak akan membawa stabilitas ke Eropa.

"Kami telah berulang kali mengatakan bahwa aliansi (NATO) tetap menjadi alat yang diarahkan untuk konfrontasi. Ekspansi lebih lanjut tidak akan membawa stabilitas ke benua Eropa," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan dilansir dari Newsweek.

Pernyataannya datang tak lama setelah pejabat AS mengatakan kepada The Times of London bahwa Finlandia dan Swedia dapat bergabung dengan aliansi paling cepat setelah musim panas.

Proses keanggotaan NATO untuk kedua negara itu menjadi "topik pembicaraan dalam beberapa sesi" minggu lalu, selama pembicaraan antara menteri luar negeri NATO yang dihadiri oleh Swedia dan Finlandia.

Seorang pejabat diplomatik Estonia dan pejabat di delegasi NATO Inggris mengatakan kepada Newsweek bahwa laporan The Times itu akurat.

Pejabat Estonia mengatakan baik Swedia dan Finlandia berpartisipasi dalam pertemuan NATO pekan lalu.

Finlandia dilaporkan dapat mengajukan permohonan untuk keanggotaan NATO pada Juni, dengan Swedia diharapkan untuk mengikuti.

Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin mengatakan pada 2 April bahwa negara itu akan memutuskan pada akhir musim semi, apakah akan mengajukan permohonan untuk menjadi anggota aliansi.

"Rusia bukanlah tetangga yang kami kira," kata Mari, seraya menambahkan bahwa hubungan negara itu dengan Moskwa telah berubah dengan cara yang "tidak dapat diubah" sejak Presiden Rusia Vladimir Putin menginvasi Ukraina pada 24 Februari.

Sekretaris partai Sosial Demokrat yang berkuasa di Swedia, Tobias Baudin, mengatakan kepada media lokal bahwa mereka sedang meninjau kebijakan keamanan internasionalnya.

"Swedia juga akan membahas apakah akan bergabung dengan NATO atau tidak. Review itu harus selesai dalam beberapa bulan ke depan,” katanya.

Sergei Belyaev, direktur Departemen Eropa Kedua Kementerian Luar Negeri Rusia, sebelumnya mengatakan kepada kantor berita pemerintah Rusia Interfax, bahwa kedua negara Nordik yang tidak bergabung dengan NATO adalah "faktor penting dalam memastikan keamanan dan stabilitas di Eropa utara."

Sementara sehari setelah invasi Putin dimulai, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova memperingatkan "dampak militer-politik yang serius", jika Finlandia dan Swedia bergabung dengan NATO.

Ada pun Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan kepada CNN pada 3 April bahwa jika Finlandia dan Swedia mengajukan keanggotaan NATO, mereka akan "sangat disambut oleh semua sekutu".

"Kami akan menemukan cara untuk melakukannya (proses keanggotaan) dengan cara yang relatif cepat, untuk membawa mereka ke aliansi."

Langkah itu akan membuat NATO tumbuh menjadi 32 anggota.

Putin telah menyatakan keprihatinannya bahwa ekspansi aliansi ke timur menimbulkan ancaman keamanan bagi Rusia.

Rusia Siapkan Serangan Besar Ukraina Timur

Terpisah, Juru bicara Kementerian Pertahanan Ukraina Oleksandr Motuzyanyk pada Senin (11/4/2022) memperkirakan, Rusia akan segera meluncurkan serangan besar di timur Ukraina.

"Musuh hampir selesai mempersiapkan serangan di timur, serangan akan segera dimulai," katanya dikutip dari AFP.

"Kami tidak tahu persis kapan, tapi persiapannya hampir selesai."

Setelah menangkis serangan Rusia di Kyiv, Ukraina selama berhari-hari mengatakan bahwa serangan baru Moskwa di timur dan selatan akan segera terjadi.

"Kami memperkirakan pertempuran sengit akan terjadi di wilayah-wilayah ini dalam waktu dekat," kata Motuzyanyk.

"Kami tidak dapat memprediksi secara pasti kapan ini akan terjadi, ini adalah sumber dari intelijen Barat," lanjutnya.

"Tentara Ukraina sudah siap."

Pejabat militer itu juga berkata, dia yakin Moskwa berencana membuat koridor darat ke wilayah Kherson, utara Crimea, yang dikontrol Rusia.

Dia pun mengatakan, serangan baru Rusia di Kyiv tergantung pada pertempuran di wilayah timur.

Beberapa analis mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin mengincar kemenangan menjelang parade tahunan 9 Mei di Moskwa untuk memperingati kemenangan Soviet atas Nazi.

Selama seminggu terakhir, Kyiv mendesak penduduk wilayah timur untuk meninggalkan rumah mereka sebelum serangan Rusia terjadi.

Sedikitnya 57 orang tewas akibat penembakan di stasiun Kramatorsk pekan lalu, lokasi banyak warga yang menunggu evakuasi.

Kemudian, Ukraina mengatakan bahwa penembakan Rusia di wilayah Kharkiv menewaskan sedikitnya 11 warga sipil saat akhir pekan lalu. (*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags:

Baca Juga

Komentar