Terinspirasi Abu Nawas, Pria di Tangerang Ini Rela Jadi Badut & Buka Madrasah Gratis | merdeka.com

Advertisement
Merdeka.com - Cara Yahya Edward Hendrawan dalam mengajar ngaji benar-benar unik. Pasalnya ia rela berdandan menjadi tokoh badut agar anak-anak tidak merasa bosan dan bisa tetap terhibur.
Kegiatan tersebut ia jalankan di taman baca miliknya, di bilangan Sudimara Pinang, Kota Tangerang, Banten. Yahya mengatakan, dirinya ingin seperti sosok Abu Nawas yang bisa menyampaikan ilmu sembari menghibur.
â€Å“Dalam mengajar saya punya konsep ingin seperti Abu Nawas modern, di mana bisa mengajar ngaji sekaligus menghibur anak-anak†terang Yahya, dilansir dari kanal Youtube Liputan6 SCTV Kamis (17/2).
Advertisement
©2022 YouTube Liputan6 SCTV/ Merdeka.com
Dalam memberikan ilmu mengaji, ia turut dibantu beberapa rekan badut pesta yang tergerak dengan gerakan sosialnya. Di sana, kebanyakan materi yang diajarkan akan diimbangi dengan kegiatan bermain yang edukatif sehingga anak-anak betah datang ke majelis taklim.
Kegiatan tersebut biasanya dilangsungkan setiap hari Senin hingga Kamis, tanpa dipungut biaya sepeserpun alias gratis.
“Tujuan saya begini sebenarnya ingin membuat anak-anak tertarik untuk datang ke majelis taklim dan tertarik untuk membaca buku” lanjut pria yang juga berlatar sebagai guru ngaji itu.
Advertisement
Menjadi Badut Syariah
Yahya sendiri memiliki julukan Badut Syariah, di mana ia dapatkan ketika sedang mengajar anak-anak panti asuhan di bulan Ramadan. Ia mengaku merasa terpanggil untuk membagi ilmu membaca Al Quran dengan menggunakan kostum nyentrik tersebut.
Antusias anak-anak pun kian semarak, saat sang anak bungsu yang bernama Mirza (5), ikut membantunya memberikan hiburan dan meyakinkan bahwa badut tak seseram yang selama ini ditakutkan.
“Saya tidak memaksa anak saya untuk menjadi badut, tapi karena dia nyaman dan pedenya tinggi, anak anak juga jadinya tidak takut dengan hadirnya badut kecil ini, akhirnya saya make up-in terus” kata pria 48 tahun itu.



Mengajak Anak-anak Membaca
Selain mengajar di taman baca, berkeliling desa untuk mengajak anak-anak membaca dan bermain juga menjadi kegiatan berbagi ilmu. Tujuannya sendiri adalah agar mereka bisa mengenal buku bacaan.
Yahya mengaku iklas atas tindakannya itu. Ia pun ingin bermanfaat bagi orang lain, sehingga menjadi amal kebaikannya
“Saya ikhlas dan ridho menjalani ini semua, saya ingin ini menjadi bekal buat saya dan keluarga saya. Di mana ketika lingkungannya bagus seluruh aspek kehidupan jadi bagus” tandasnya, melansir program Sosok di kanal Youtube Liputan6 SCTV.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar