Ukraina Perang-Argentina Demo, Harga CPO Dekati MYR 6.500/Ton - CNBC Indonesia

 

Ukraina Perang-Argentina Demo, Harga CPO Dekati MYR 6.500/Ton

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
Market
17 April 2022 13:44
CPO
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) sepanjang pekan ini melesat menuju level psikologis 6.000, menyusul masih bergolaknya krisis Ukraina yang memicu kelangkaan minyak nabati di pasar global.

Harga kontrak berjangka (futures) CPO untuk pengiriman Februari 2022 di Bursa Derivatif Malaysia lompat 2,86% ke MYR 6.468/ton atau 180 ringgit pada Jumat (16/1/2022). Sepanjang pekan, reli tercatat sebesar 9,24% dari level penutupan akhir pekan lalu pada MYR 5.921/ton.

Dalam lima hari perdagangan sepanjang pekan ini, harga komoditas andalan Indonesia dan Malaysia ini hanya terkoreksi sekali, yakni pada Rabu. Itupun lumayan tipis yakni sebeaar 0,68% menjadi MYR 6.135/ton.

Dengan demikian, sepanjang tahun berjalan harga kontrak CPO teraktif tersebut terhitung masih melesat sebesar 25,37% dari posisi akhir tahun lalu sebesar MYR 5.159/ton. Sepanjang tahun ini, rekor tertinggi harga CPO berada di angka MYR 7.074/ton yang dicetak pada 9 Maret 2022.

Reli terjadi setelah sopir truk di Argentina mengadakan aksi demo menyusul lonjakan harga BBM. Hal tersebut menjadi sentimen negatif tambahan untuk pasar minyak nabati yang sudah tertekan oleh konflik Rusia dan Ukraina.

Pengemudi truk pengangkut biji-bijian telah mogok sejak Senin (11/4) dan hampir menghentikan pengangkutan kedelai dan jagung ke pelabuhan biji-bijian utama negara Amerika Selatan. Argentina adalah eksportir terbesar minyak kedelai di dunia.

"Kami memiliki 450.000 ton yang tidak bisa masuk pelabuhan, 50 kapal mengantre, biaya logistik besar, dan paskah akan datang. Ini akan menyebabkan kelumpuhan total pengiriman dan devisa jika tidak diselesaikan sebelum Senin." Tutur Kepala Eksportir CIARA-CEC Gustavo Igigoras dikutip dari Reuters.

Minyak kedelai biasa digunakan sebagai alternatif minyak sawit dan minyak nabati lainnya, seperti minyak biji bunga matahari dan minyak lobak. Namun, produksi minyak biji bunga matahari telah terhenti akibat perang di Ukraina.

Dari sisi permintaan, impor minyak sawit India melonjak 18,7% (bulanan) pada Maret, karena para pedagang beralih untuk mengamankan alternatif minyak bunga matahari yang tidak dapat lagi dibeli dari Ukraina karena perang.

Minyak sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Harga CPO & Minerba Melejit, Bisnis Alat Berat Tumbuh 89%


(ags/ags)

Baca Juga

Komentar