Kisah Mahasiswa KKN 15 Tahun di Desa Terpencil hingga Diabadikan Jadi Nama Jalan - Kumparan

 

Kisah Mahasiswa KKN 15 Tahun di Desa Terpencil hingga Diabadikan Jadi Nama Jalan

Kisah Mahasiswa KKN 15 Tahun di Desa Terpencil hingga Diabadikan Jadi Nama Jalan
Mohammad Kasim Arifin, mahasiswa IPB pada 1964 KKN di Pulau Seram, Maluku dan baru selesai pada 1979. Foto: Istimewa.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu tahapan penting dalam perkuliahan yang wajib dilakoni mahasiswa sebelum lulus. Biasanya KKN hanya berlangsung paling lama beberapa bulan atau setahun-dua tahun.

ADVERTISEMENT

Namun rupaanya di masa silam ada seorang mahasiswa yang justru KKN sampai 15 tahun. Dia adalah Mohammad Kasim Arifin, mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB).

Ia melakukan KKN tahun 1964 di Pulau Seram, Maluku, sebuah pelosok terpencil pada masa itu. Dalam laporan berbagai sumber, saat itu program KKN masih bernama Pengerahan Tenaga Mahasiswa.

Kasim dikirim ke Pulau Seram untuk mengenalkan program Panca Usaha Tani kepada masyarakat di pulau tersebut, tepatnya di daerah Waimital. Sesuai rencanam Kasim hanya KKN di sana hanya tiga bulan.

Namun ketika teman-temannya pulang ke Bogor, Kasim justru menetap di sana. Alasannya, dia merasa tugas Panca Usaha Tani belum usai.

Kasim justru terus membantu para petani di sana. Mulai dari membuka jalan, membangun irigasi, meningkatkan hasil tanam, dan hingga mengelola ternak. Semua dilakukan Kasim selama bertahun-tahun, bahkan ketika teman-temannya lulus dan diwisuda.

ADVERTISEMENT

Kerennya lagi Kasim melakukan itu semua dengan sukarela dan biaya dari kantong sendiri. Artinya tak ada bantuan dari pemerintah alias tak digaji.

Kasim tetap melanjutkan misinya membantu petani setempat. Bahkan ketika Rektor IPB dan orang tuanya meminta untuk pulang, Kasim tetap bertahan di sana.

Setelah sekitar 15 tahun berada di Waimital, Kasim akhirnya berhasil dibujuk pulang. Itu terjadi ketika Rektor IPB mengirim sahabatnya sebagai utusan, Saleh Widodo. Dia berhasil meyakinkan Kasim untuk menyelesaikan 'KKN' di Pulau Seram setelah 15 tahun.

Atas jasa dan keuletan Kasim dalam memajukan sektor pertanian di Pulau Seram, IPB memberinya gelar kehormatan, yakni Insinyur Pertanian Istimewa. Dia kemudian diwisuda pada 22 September 1979. Dia lulus tanpa skripsi, perjuangannya 15 tahun di Pulau Seram tanpa pamrih sudah cukup bagi IPB memberi kelulusan.

ADVERTISEMENT

Lebih salut lagi, Kasim kembali ke Waimital setelah wisuda dan menolak banyak tawaran pekerjaan dari Amerika Serikat.

Pada tahun 1982, Kasim juga mendapat penghargaan Kalpataru dari pemerintah.

Baru setelah itu, Kasim menerima pekerjaan sebagai dosen di Universitas Syah Kuala, Banda Aceh dan pensiun pada 1994. Kasim sendiri wafat pada 2006 lalu.

Namun bagi warga Waimital, Kasim adalah 'Atua', sebutan bagi orang yang dihormati di Maluku. Tak cuma itu, warga Waimital juga mengabadikan nama Kasim sebagai nama jalan di sana, di tanah tempatnya mengabdi.

Kisah Kasim kemudian diposting oleh akun @lingkuppendidikan di Instagram. Ragam komentar kocak dilontarkan warganet.

"Boro2 min 15 tahun kkn, belum sebulan kkn, udh mau pulang aj," celetuk @monicaastuti784.

ADVERTISEMENT

"Boro" 15 tahun, KKN baru dapet seminggu aja udah berasa kek satu bulan, kek gak berputar-putar ini waktu," timpal @latifahaminatulkhusnia.

"Boro2 KKN, PNS ditempatkan disana belum tentu mau 15 tahun," tambah @adinuraliim. (ace)

Baca Juga

Komentar