Negara G-7 Ingin Bentuk Kartel Migas, Cina Genjot Impor Energi dari Rusia, - Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Impor bahan energi Cina dari Rusia terus tumbuh, melampaui $ 6 miliar pada April 2022.
Data bea cukai yang dikutip Bloomberg dan Russia Today, Jumat (20/5/2022), menunjukkan impor minyak, gas, dan batu bara dari Rusia melonjak 75 persen.
Secara khusus, impor gas alam cair Rusia melonjak 80 persen dari tahun sebelumnya menjadi 463.000 ton.
Impor minyak mentah naik 4 persen tahun ini menjadi 6,55 juta ton, dengan Rusia lagi-lagi di belakang hanya Arab Saudi sebagai sumber utama minyak Cina.
Menurut Bloomberg, angka tersebut menunjukkan 72 persen total impor Cina pada April dari mitra strategisnya terkait energi.
Menurut laporan itu, angka volume untuk gas tidak termasuk impor pipa, yang belum dilaporkan sejak awal tahun.
Media juga melaporkan awal pekan ini Beijing sedang berdiskusi dengan Moskow untuk membeli minyak tambahan.
Cina berusaha mengisi kembali tangka-tangki penyimpanannya menggunakan minyak mentah Rusia yang didiskon sebelum harga naik lagi.
Pada konferensi pers Jumat di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin tak membenarkan atau membantah laporan Cina berencana menambah cadangan minyak strategisnya.
Terutama impor dari Rusia. Ia hanya menegaskan kerja sama perdagangan dan ekonomi kedua negara selalu didasarkan prinsip saling menghormati, kesetaraan, dan saling menguntungkan.
Negara G-7 Ingin Bentuk Kartel Migas
Sebaliknya, negara-negara barat yang tergabung G-7 mendiskusikan pembentukan kartel untuk memaksa Moskow menjual minyak mentah di bawah harga pasar.
Negara-negara G7, yang diwakili Menkeu masing-masing dan gubernur bank sentral, membahas pembentukan kartel pembeli untuk mengendalikan harga minyak Rusia.
Ini diumumkan Menteri Keuangan AS Janet Yellen dalam komentarnya kepada wartawan di antara pertemuan G7.
“Anda membutuhkan kartel yang signifikan untuk mencapai itu, mungkin UE saja tidak akan cukup,” kata Yellen.
Gagasan menggunakan sanksi, sanksi sekunder telah muncul. “Gagasan tarif alih-alih batas harga bisa menjadi semacam pendekatan alternatif, ”kata Yellen.
Uni Eropa mengusulkan gagasan embargo penuh impor minyak Rusia terkait konflik di Ukraina. Mereka berdalih ingin mengurangi ketergantungan pada minyak Rusia.
Namun gagasan embargo penuh impor minyak dan gas Rusia itu ditentang habis Hungaria dan beberapa negara Eropa yang sangat tergantung pasokan Rusia.
Menurut Yellen, tujuan kartel adalah menjaga agar minyak Rusia tetap mengalir ke pasar untuk menahan harga global.
Cara itu tidak menimbulkan dampak negatif yang tidak semestinya, terutama memukul ekonomi dan industri negara-negara Eropa dan AS.
“Jika tidak, langkah tersebut dapat memicu guncangan stagflasi. Kartel akan ditugaskan untuk membatasi harga komoditas Rusia,” kata Yellen.
“Jadi itu tujuan yang baik dan saya pikir semua orang mendukungnya,” imbuh Yellen sembari memberi catatan tidak ada yang benar-benar mengerucut pada pertemuan pertama G-7.
Namun Yellen mengatakan, diskusi tentang berbagai kemungkinan menguasai ekspor minyak Rusia masih dalam tahap awal.
“Bahkan tidak jelas kita akan menempuh rute ini. Saya pikir banyak orang termasuk saya menganggapnya menarik dari sudut pandang ekonomi secara umum,” lanjut Yellen.
Paket keenam sanksi anti-Rusia terkait Ukraina yang diusulkan oleh Komisi Eropa (EC) termasuk proyek embargo minyak Rusia.
Embargo berlaku enam bulan setelah berlakunya paket tersebut, sementara juga melarang impor produk minyak bumi mulai 2023.
Komisi Eropa juga mengusulkan memberi kelonggaran pada Hungaria dan Slovakia, yang sangat bergantung komoditas Rusia.
Penolakan anggota membuat blok Eropa itu melunakkan beberapa proposal tentang waktu larangan impor migas Rusia.
Bahkan muncul opsi pengecualian, karena sejumlah negara Eropa percaya melarang minyak Rusia akan menjadi bencana besar bagi Eropa.(Tribunnews.com/RussiaToday/xna)
Komentar
Posting Komentar