RI Gandeng AS Buat Garap Harta Karun yang jadi Rebutan Dunia _ CNBC Indonesia - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

RI Gandeng AS Buat Garap Harta Karun yang jadi Rebutan Dunia _ CNBC Indonesia

Share This

 

RI Gandeng AS Buat Garap Harta Karun yang jadi Rebutan Dunia

News - Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
21 May 2022 18:30
Benarkah Ada Harta Karun di Bawah Lumpur Lapindo?
Foto: Benarkah Ada Harta Karun di Bawah Lumpur Lapindo?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia rupanya mulai serius untuk menggarap harta karun berupa mineral kritis litium dan stronsium yang berada di lokasi Lumpur Sidoarjo, Jawa Timur. Bahkan pemerintah bakal menggandeng Amerika Serikat (AS) untuk melakukan kegiatan ekstraksi mineral langka ini agar bernilai ekonomis.

Koordinator Mineral Pusat Sumber Daya Mineral Batu Bara dan Panas Bumi Badan Geologi Kementerian ESDM, Moehammad Awaluddin mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan kerja sama dalam menggarap 'harta karun' lithium ini. Adapun kerja sama dimaksudkan untuk melakukan ekstraksi oleh lembaga lain termasuk dari Amerika Serikat (AS) yakni Energy Resources Government Initiative.

"Yang ada di Lumpur Lapindo ini adalah Lithium yang memang menjadi salah satu mineral yang dibutuhkan kedepannya terutama untuk baterai listrik," ungkap Awaluddin kepada CNBC Indonesia, dikutip Sabtu (21/5/2022).

ADVERTISEMENT

Image parallax1

SCROLL TO RESUME CONTENT

Oleh sebab itu, pemerintah akan fokus menggarap mineral lithium tersebut meskipun terdapat kandungan lain seperti mineral tanah jarang atau rare earth element. Sebagaimana diketahui, bahwa kegiatan eksplorasi pembuktian adanya lithium sebelumnya sudah terjadi pada tahun 2020. Hanya saja, eksplorasi tersebut kata Awaluddin baru setengahnya saja.

"Secara kedalaman juga belum optimal, ke depan memang kita akan melanjutkan ini, ditargetkan di tahun mendatang di 2023 untuk secara lebih luas eksplorasinya," ungkap Awaluddin.

Ia pun tak menampik bahwa harta karun di Lumpur Lapindo ini menjadi rebutan. Saat ini banyak badan usaha yang melirik untuk menggarap proyek di Lumpur Lapindo ini. Hanya saja memang, pemerintah belum melaksanakan pembukaan lelang untuk proyek di Lumpur Lapindo ini.

"Untuk mineral logam ini memang secara pengusahaan dilakukan melalui skema lelang, beberapa badan usaha juga mulai melihat ini sebagai suatu peluang. Artinya pemerintah akan mendorong terkait pengembangan ke depan," tandas Awaluddin.

Dalam catatan Kementerian ESDM, kebutuhan lithium untuk pengembangan kendaraan listrik hingga 2030 mencapai 758.693 ton. Jumlah tersebut untuk kebutuhan baterai 2 juta unit mobil listrik dan 13 juta unit motor listrik.

Sementara dari catatan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marinves) unsur logam lithium berpotensi ada daerah Tikus, Bangka Belitung, Hatapang, Pegunungan Tiga Puluh, Aceh dan Sumatera dengan catatan perlu survey lebih terinci.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages