RI Raih Investasi Rp219,5 Triliun dari Air Product, Akan Digunakan Bangun 3 Proyek

JAKARTA, iNews.id - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, Indonesia telah mendapat investasi dari Air Products senilai 15 miliar dolar AS atau sekitar Rp219,5 triliun.
Bahlil menjelaskan, nilai investasi yang masuk tersebut saat ini sudah tereksekusi pada 3 proyek pembangunan. Pertama, untuk pembuangan DME (Dimethyl Ether) di Sumatera Selatan. Selain itu, untuk pembangunan metanol dengan KPC di Kalimantan Timur, serta pembangunan pabrik metanol dan etanol di Cepu, Jawa Timur.
"Presiden memerintahkan kepada kami agar Air Products fokus membangun hilirisasi DME maupun metanol," kata Bahlil dalam konferensi persnya, Jumat (13/5/2022).
Dengan begitu, diharapkan dapat menekan angka impor gas elpiji yang selama ini cukup menguras devisa negara. Bahlil menyebut, pemerintah selama ini telah menggelontorkan subsidi hingga kurang lebih Rp90 tirliun untuk belanja gas dari luar negeri.
"Data Pertamina, kita mengimpor per tahun 7 sampai 8 juta ton, ini sangat menguras devisa kita. Bahkan untuk subsidi per 1 juta ton itu kurang lebih sekitar Rp13 triliun," ujar Bahlil.
Menurutnya, hal ini dilakukan sebagai upaya pemerintah dalam membangun hilirisasi industri. Dengan begitu, produk yang dibuat di dalam negeri nantinya bisa menjadi substitusi impor.
"Khusus untuk DME kita memang menargetkan 50 persen dari total impor kita. Kita harus bisa melakukan proses dalam negeri," ucapnya.
Jika melihat situs Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), karakteristik DME memiliki kemiripan dengan komponen LPG, yakni terdiri atas propan dan butana. Sehingga diharapkan DME bisa menjadi pengganti LPG yang selama ini 80 persen masih impor.
Editor : Jujuk Ernawati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar