Rusia Blokade Pabrik Baja Azovstal dan Deklarasikan Kemenangan, Mariupol Bertahan dalam Pengepungan - Tribunnews
Rusia Blokade Pabrik Baja Azovstal dan Deklarasikan Kemenangan, Mariupol Bertahan dalam Pengepungan - Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM - Tentara Ukraina masih bertahan di Mariupol, meskipun Vladimir Putin mengklaim kemenangan dan mengatakan bahwa Rusia telah "memerdekakan" kota itu.
Dilansir Independent, selama hampir 2 bulan pertempuran sengit di kota yang terkepung itu, pasukan Ukraina masih bersembunyi di pabrik baja Azovstal yang terletak di tenggara pelabuhan.
Sekitar 1.000 warga sipil juga diperkirakan berada di sana, mencari perlindungan di jaringan terowongan bawah tanahnya.
Dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Kamis (21/4/2022), presiden Rusia memerintahkan menteri pertahanannya, Sergei Shoigu untuk hanya memblokade pabrik itu dan bukan menyerbunya.
"Blokir kawasan industri ini sehingga lalat tidak bisa melewatinya," kata Putin.
Ia juga memuji kerja Shoigu atas apa yang dia sebut sebagai operasi yang sukses untuk "membebaskan" kota.
"Tidak perlu masuk ke katakombe dan merangkak di bawah tanah melalui fasilitas industri itu," kata Putin.
Namun, orang-orang Ukraina di lapangan menolak deklarasi kemenangan Putin.
Seorang tentara mengatakan kepada BBC bahwa selama mereka masih di sana, Mariupol tetap di bawah kendali Ukraina.
Para pejabat Barat menyebut keputusan pemimpin Rusia untuk memblokade pabrik baja adalah untuk mengamankan pasukan Rusia untuk kemudian berperang di tempat lain di Ukraina timur.
"Serangan darat yang dilakukan dalam skala penuh oleh Rusia di pabrik kemungkinan akan menimbulkan jumlah korban tentara Rusia yang signifikan, hal itu semakin mengurangi efektivitas tempur mereka secara keseluruhan," kata Kementerian Pertahanan Inggris (MoD) dalam pembaruan intelijen militer terbarunya.
Pemahaman serupa diutarakan oleh pensiunan Laksamana Muda Inggris Chris Parry.
Ia mengatakan Moskow memilih mengalihkan perhatiannya ke pertempuran yang lebih luas untuk Donbas.
Moskow berupaya merebut wilayah Donbass sambil mengepung pasukan Ukraina dan menyatakan kemenangan besar.
"Agenda Rusia sekarang bukan untuk menangkap tempat-tempat yang sangat sulit ini di mana Ukraina dapat bertahan di pusat-pusat kota," jelasnya.
Terlepas dari keuntungan Rusia di wilayah timur Ukraina, Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan kemajuan Moskow hanya akan bersifat sementara.
Dalam pesan video hariannya kepada bangsa, Zelensky mengatakan "penjajah terus melakukan segalanya untuk memiliki alasan untuk membicarakan setidaknya beberapa kemenangan".
"Tidak satu pun dari langkah-langkah ini akan membantu Rusia dalam perang melawan negara kita."
"Mereka hanya dapat menunda hal yang tak terhindarkan - waktu ketika penjajah harus meninggalkan wilayah kita."
"Khususnya Mariupol - kota yang terus melawan Rusia, terlepas dari semua yang dikatakan penjajah," tambahnya.
Sebelum pidato tersebut, citra satelit baru memperlihatkan apa yang tampak seperti ratusan kuburan massal di dekat Mariupol.
Vadym Boychenko, walikota Mariupol, menuduh Rusia menyembunyikan kejahatan militer mereka di kotanya dengan diduga mengubur hingga 9.000 warga sipil Ukraina di kota Manhush.
Boychenko menyebut kekejaman Rusia di Mariupol sebagai "Babi Yar baru", mengacu pada pembantaian hampir 34.000 orang Yahudi Ukraina oleh Nazi pada tahun 1941.
"Jenazah orang mati dibawa dengan truk dan sebenarnya dibuang begitu saja di gundukan," kata salah satu ajudan Boychenko.
Maxar Technologies menerbitkan foto-foto dari Manhush, mengatakan analisis citra satelit menunjukkan kuburan telah digali pada akhir Maret dan baru-baru ini diperpanjang.
Meskipun Rusia belum mengomentari tuduhan terbaru dari Mariupol, Rusia membantah menargetkan warga sipil, meskipun ada bukti sebaliknya di tempat-tempat lain seperti Bucha.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Komentar
Posting Komentar