Thursday
14Aug2025
Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
Home Featured Haji

Asal-Usul Gelar “Haji” di Indonesia - NU Online

2 min read

 

Asal-Usul Gelar “Haji” di Indonesia

  • Sabtu, 27 September 2014 | 00:02 WIB
Asal-Usul Gelar “Haji” di Indonesia

Jakarta, NU Online
Gelar “haji” tergolong cukup unik. Hanya di Indonesia saja kita menemukan fakta pemberian gelar semacam itu. Mengenai hal ini, arkeolog Islam Nusantara, Agus Sunyoto, menyatakan hal tersebut mulai muncul sejak tahun 1916.
<>
"Kenapa dulu tidak ada Haji Diponegoro, Kiai Haji Mojo, padahal mereka sudah haji? Dulu kiai-kiai enggak ada gelar haji, wong itu ibadah kok. Sejarahnya (gelar “haji”, red) dimulai dari perlawanan umat Islam terhadap kolonial. Setiap ada pemberontakan selalu dipelopori guru thariqah, haji, ulama dari Pesantren, sudah, tiga itu yang jadi 'biang kerok' pemberontakan kompeni, sampai membuat kompeni kewalahan," beber Agus Sunyoto di Pesantren Ats-tsaqafah, Ciganjur, Jakarta. Jumat (24/9)


Kisah Perjuangan Santi, Ibu Tangguh Tukang Sepuh Emas di Solo Mampu Kuliahkan 2 Anaknya di ITB - Halaman all - TribunsoloBaca juga Kisah Perjuangan Santi, Ibu Tangguh Tukang Sepuh Emas di Solo Mampu Kuliahkan 2 Anaknya di ITB - Halaman all - Tribunsolo


Penulis buku “Atlas Wali Songo” itu menambahkan, para kolonialis sampai kebingungan karena setiap ada warga pribumi pulang dari tanah suci Mekkah selalu terjadi pemberontakan. "Tidak ada pemberontakan yang tidak melibatkan haji, terutama kiai haji dari pesantren-pesantren itu," tegasnya

Untuk memudahkan pengawasan, lanjut Wakil Ketua Pengurus Pusat Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) itu, pada tahun 1916  penjajah mengeluarkan keputusan Ordonansi Haji, yaitu setiap orang yang pulang dari haji wajib menggunakan gelar “haji”.

Masih Hidup Setelah Dua Hari Tercebur Sumur Sedalam 8 Meter, Kucing di Sragen Dievakuasi  - TribunsoloBaca juga Masih Hidup Setelah Dua Hari Tercebur Sumur Sedalam 8 Meter, Kucing di Sragen Dievakuasi - Tribunsolo


"Untuk apa (ordonansi haji, red)? Supaya gampang mengawasi, intelijen, sejak 1916 itulah setiap orang Indonesia yang pulang dari luar negeri diberi gelar haji," ujar Agus.


Menurut Dosen STAINU Jakarta itu, adapun sebutan atau panggilan “Ya Haj” yang ada di Timur Tengah hanya bersifat verbal atau ucapan penghormatan saja, karena pemerintahan di sana tidak mengeluarkan sertifikat haji. (Aiz Luthfi/Mahbib)


Download segera! NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan informasi serta pendukung aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.

Tags:
Komentar
Additional JS