Malu Punya Bocah Alami Keterbelakangan Mental Diduga Jadi Alasan Ayah dan Ibu Tiri Belenggu Anaknya - Tribunnews - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Malu Punya Bocah Alami Keterbelakangan Mental Diduga Jadi Alasan Ayah dan Ibu Tiri Belenggu Anaknya - Tribunnews

Share This

 

Malu Punya Bocah Alami Keterbelakangan Mental Diduga Jadi Alasan Ayah dan Ibu Tiri Belenggu Anaknya - Halaman all

Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Hengki, bersama LPAI Bekasi, KPAD Kota Bekasi, dan Dinas Sosial Kota Bekasi bersama bocah yang ditemukan dalam kondisi terikat rantai untuk dibawa ke RSUD Kota Bekasi, Kamis (21/7/2022).
Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Hengki, bersama LPAI Bekasi, KPAD Kota Bekasi, dan Dinas Sosial Kota Bekasi bersama bocah yang ditemukan dalam kondisi terikat rantai untuk dibawa ke RSUD Kota Bekasi, Kamis (21/7/2022).
X

TRIBUNBEKASI.COM, MEDAN SATRIA ---Pihak Polres Metro Bekasi Kota masih melakukan pendalaman terkait kondisi korban R (14) yang dirantai oleh ayah kandungnya, PS dan ibu tirinya, AR.

Sejauh ini, korban diduga menderita autisme meski memahami dan bisa diajak berkomunikasi saat beberapa pihak yang simpati mendatanginya secara langsung.

"Anak ini ya sebenarnya normal, walaupun ada keterbatasan-keterbatasan dalam hal penyampaian vokal suara, tapi kita bisa mengerti ya, menyampaikan untuk semuanya," ungkap Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Hengki saat rilis pengungkapan kasus di Mapolres Metro Bekasi Kota, Sabtu (23/7/2022).

Hengki menambahkan dikarenakan keterbelakangan mental yang dialami R, ayah korban merasa malu sehingga memutuskan untuk membelenggunya ketika ia dan istrinya bekerja di luar rumah.

Kapolres juga menerangkan bahwa kedua orang tua korban tak menyekolahkan anak tersebut, yang dinilai Hengki sebagai salah satu bentuk penelantaran anak oleh PS dan AR.

"Salah satunya menelantarkan anak itu, tidak pernah menyekolahkan anaknya dibalik keterbatasan anak tersebut. Walaupun ada kekurangan, anak autis pun memang ditampung untuk sekolah. Ini orang tuanya tidak menyekolahkan anaknya, itu salah satu menelantarkan," katanya.

Padahal, Hengki menilai kedua orang tua korban masih mampu membiayai R untuk mengenyam pendidikan di sekolah.

Apalagi ibu tiri korban, AR merupakan guru di sebuah SLB, sedangkan PS bekerja sebagai sopir pribadi.

"Kita lihat kondisinya, ibunya mengajar, bapaknya juga bekerja sebagai driver, kalau menghidupi anak satu, kayaknya tukang ojek juga mampu lah ya. 

BERITA VIDEO : HARI ANAK NASIONAL 2022 NOBAR GRATIS DI PERPUSNAS

Selain itu, R diketahui juga tak diberikan makanan saat mereka berdua meninggalkannya di rumah.

Oleh sebab itu, R kerap meminta-minta makanan kepada tetangganya.

Hengki menambahkan terkadang ayah kandung korban juga melakukan kekerasan fisik kepada bocah laki-laki itu.

"Ketika kita bawa ke polres kemarin, kita kasih makan lahap sekali makannya, artinya ya sangat memprihatinkan, disitulah kita terapkan pasal penentelantaran anak, serta kekerasaannya hasil visum, serta ada kekerasan fisik hantaman benda tumpul berdasarkan hasil visum," ucap Hengki.

Sementara itu, AR yang merupakan ibu tiri korban, mengaku selalu disibukkan dengan pekerjaannya sebagai guru di sekolah luar biasa (SLB).

"Ya kalau sepintas saya tanya kemarin, ya alasannya karena sibuk ngajar di luar, tidak fokus ya, kurang perhatian dan sebagainga terhadap anak ini," tuturnya.

Atas kejadian tersebut, PS meminta maaf kepada para tetangganya dikarenakan R kerap meminta makanan kepada mereka.

"Ya saya minta maaf kepada warga sekitar yang menyaksikan kejadian ini, saya menyesal," kata PS. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages