Akibat Pandemi, Sebanyak 1,7 Juta Bayi di Indonesia Belum Diimunisasi - Jawa Pos

 

Akibat Pandemi, Sebanyak 1,7 Juta Bayi di Indonesia Belum Diimunisasi

Akibat Pandemi, Sebanyak 1,7 Juta Bayi di Indonesia Belum Diimunisasi
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan selama pandemi Covid-19, cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi turun drastis sehingga terjadi kesenjangan imunitas. (Dery Ridwansah/ JawaPos.com)

JawaPos.com – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengajak seluruh orang tua untuk memberikan imunisasi anaknya. Selama pandemi Covid-19, menurutnya cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi turun drastis sehingga terjadi kesenjangan imunitas.

Menurut Menkes Budi, apabila kesenjangan imunitas ini tidak segera dikejar maka akan terjadi peningkatan kasus dan kejadian luar biasa (KLB) yang akan menjadi beban ganda di tengah pandemi. Dampak dari penurunan cakupan imunisasi dapat dilihat dari adanya peningkatan jumlah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), dan terjadinya KLB PD3I seperti campak, rubela dan difteri di beberapa wilayah.

Data Kemenkes, ada sekitar lebih dari 1,7 juta bayi di Indonesia yang belum mendapatkan imunisasi dasar selama periode 2019-2021. Dari jumlah tersebut, ada lebih dari 600 ribu atau sekitar 37,5 persen bayi berasal dari wilayah Jawa dan Bali.

Baca juga:

Untuk mengejar cakupan imunisasi yang rendah, Kementerian Kesehatan menggelar Bulan Imunisasi Anak Nasional yang berlangsung dua tahap. Tahap I telah dilaksanakan sejak 18 Mei 2022 di wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

Jenis Vaksin yang Diberikan

Vaksin yang diberikan berupa imunisasi campak rubela untuk usia 9 sampai 15 tahun, serta imunisasi kejar untuk anak usia 12 sampai 59 bulan yang tidak lengkap imunisasi OPV, IPV, dan DPT-HB-Hib. Sementara tahap II dilaksanakan mulai saat ini di seluruh wilayah Jawa dan Bali.

Baca juga:

Vaksin yang diberikan adalah vaksin campak rubella yang menyasar usia 9 sampai 59 bulan, dan imunisasi kejar pada anak usia 12 sampai 59 bulan yang tidak lengkap imunisasi OPV, IPV, dan DPT-HB-Hib. Ia mengatakan imunisasi merupakan upaya pencegahan yang aman, berbiaya rendah dan berdampak besar dalam melindungi masyarakat dari berbagai penyakit menular berbahaya yang dapat dicegah dengan imunisasi.

“Jangan lupa bapak ibu anak-anak nya untuk divaksinasi supaya anak sehat,” tegas Menkes Budi dalam keterangan resmi Kemenkes baru-baru ini.

Bulan imunisasi anak nasional merupakan momen penting untuk bersama-sama mengejar ketertinggalan imunisasi pada anak-anak. Upaya ini tidak hanya akan melindungi anak-anak yang menjadi sasaran BIAN, namun juga seluruh masyarakat.

Baca juga:

“Tugas menteri kesehatan adalah menjaga masyarakat tetap sehat, strateginya adalah kuratif dan preventif. Vaksinasi adalah tindakan preventif,” kata dia.

Ia menambahkan Kementerian Kesehatan menambah 3 varian baru vaksin dalam program imunisasi dasar anak. 3 varian vaksin baru itu yakni HPV untuk pencegahan kanker serviks bagi para ibu, PCV untuk pneumonia pada balita, dan Rotavirus untuk pencegahan diare pada balita.

“Penambahan 3 varian vaksin ini merupakan salah satu program baru transformasi kesehatan pilar pertama terkait layanan kesehatan primer,” ujarnya.

Editor : Edy Pramana

Reporter : Marieska Harya Virdhani

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya