Bamsoet Soroti Peningkatan Utang Jadi Rp 7.163 T, Usulkan 2 Strategi Ini

 

Bamsoet Soroti Peningkatan Utang Jadi Rp 7.163 T, Usulkan 2 Strategi Ini

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Selasa, 16 Agu 2022 10:48 WIB
Bambang Soesatyo
Bamsoet Soroti Peningkatan Utang, Usulkan 2 Strategi Ini/Foto: MPR
Jakarta -

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengingatkan peningkatan utang yang signifikan bagi pemerintah. Hal ini menurutnya akan menimbulkan beban bunga di kemudian hari.

"Peningkatan utang yang signifikan menimbulkan beban pembayaran bunga tambahan," kata Bamsoet dalam Sidang Tahunan MPR, Jakarta, Selasa (16/8/2022).

Kementerian Keuangan mencatat utang pemerintah per akhir Juli 2022 sebesar Rp 7.163,12 triliun dengan rasio 37,91% terhadap produk domestik bruto (PDB). Angka itu naik dari posisi bulan sebelumnya yang senilai Rp 7.123,62 triliun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bamsoet mengusulkan dua strategi soal masalah peningkatan utang di Indonesia. Pertama strategi jangka pendek, misalnya penyusunan prioritas dan realokasi anggaran secara cepat.

"Sebagai strategi jangka pendek, penyusunan prioritas dan realokasi anggaran secara tepat diperlukan," kata Bamsoet.

Lebih lanjut Bamsoet juga menyinggung soal kebijakan burden sharing antara pemerintah dan Bank Indonesia (BI). Menurutnya, hal ini tidak hanya dilakukan dengan otoritas moneter saja dunia usaha harus dilibatkan.

"Tetapi juga dengan dunia usaha, dapat menjadi opsi dalam upaya pembiayaan ketidakpastian di masa mendatang," papar Bamsoet.

Strategi kedua yang dipaparkan Bamsoet adalah strategi jangka panjang. Dia meminta ada perencanaan pembayaran utang untuk 30 tahun ke depan.

"Sementara itu, strategi jangka panjang membutuhkan perencanaan pembayaran utang setidaknya untuk 30 tahun ke depan, dan pada saat yang bersamaan, memastikan kondisi fiskal dan moneter tetap terjaga," kata Bamsoet.

Bamsoet juga mengingatkan soal penerbitan obligasi pemerintah, menurutnya pembayaran kupon obligasi dapat berdampak pada pengurangan cadangan devisa.

"Di sisi lain, pembayaran kupon dan jatuh tempo utang
pemerintah, akan berdampak pada pengurangan cadangan devisa," sebut Bamsoet.

Berdasarkan data bulan Juli 2022, kebutuhan impor dan pembayaran utang luar negeri Indonesia sebesar US$ 21,6 miliar per bulan. Namun, menurut Bamsoet jumlah cadangan devisa Indonesia pada bulan Juli ini, masih senilai lebih dari dua kali lipat dari standar kecukupan internasional.

Tonton juga Video: Cakep! Bamsoet Buka Sidang Tahunan MPR dengan Pantun




(hal/ara)

Baca Juga

Komentar