Hipertensi Paru Tergolong Penyakit Langka, Bisakah Pengidapnya Sembuh? Halaman all - Kompas - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Hipertensi Paru Tergolong Penyakit Langka, Bisakah Pengidapnya Sembuh? Halaman all - Kompas

Share This

 

Hipertensi Paru Tergolong Penyakit Langka, Bisakah Pengidapnya Sembuh? Halaman all - Kompas.com

KOMPAS.com - Penyakit hipertensi paru mungkin belum banyak diketahui oleh masyarakat, karena tergolong penyakit langka yang kasusnya jarang ditemukan.

Untuk diketahui, hipertensi paru adalah kelainan patofisiologi pada pembuluh darah paru-paru, yang bisa menyebabkan komplikasi penyakit jantung maupun sistem pernapasan.

Menurut Pedoman Diagnosis dan Tatalaksana Hipertensi Pulmonal Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia tahun 2021, angka kejadian penyakit ini secara global hanya mencapai 20 hingga 70 juta pasien dari total 7,7 miliar orang.

Namun demikian, hipertensi pulmonal (pulmonary hypertension) atau hipertensi paru yang tidak dideteksi lebih awal dapat berakibat fatal bagi para pasien, terlebih jika tidak ditangani dengan tepat.

Selain itu, gejala hipertensi paru juga tidak spesifik, antara lain sesak saat beraktivitas, mudah lelah, lemas, nyeri dada, pusing, terkadang disertai batuk.

Gejala hipertensi paru lain yang jarang terjadi meliputi hemoptisis atau batuk berdarah dari saluran pernapasan, sindrom ortner yaitu suara serak dari pita suara, serta aritmia (gangguan irama jantung).

Dipaparkan Pakar Kardiologi Anak dan Penyakit Jantung Bawaan Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta, dr Radityo Prakoso, Sp.JP (K), penyakit hipertensi paru yang dideteksi lebih awal bisa diobati.

Misalnya pada pasien dengan kebocoran jantung yang masih reversibel atau bisa diperbaiki, dapat dilakukan perawatan dengan menutup lubang penyebab jantung bocor melalui tindakan pembedahan.

Selain itu, dokter juga akan memberikan obat-obatan yang sesuai untuk pasien.

"Tapi bila dia (pasien dengan gejala hipertensi paru) telat terdeteksi dan masih reversibel progresivitas (perkembangan penyakit) masih bisa disetop dan akan terkontrol," beber Radityo dalam webinar, Kamis (10/3/2022).

Ilustrasi paru-paru, organ pernapasan, transplantasi paru-paru, TBC.
Lihat Foto

Sebaliknya, pada keadaan pasien dengan penyakit langka tersebut yang mungkin sudah pada tahap lanjut, hanya memiliki pilihan pengobatan penunjang untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

"Mengapa kita perlu menggunakan pengobatan suportif? Supaya penderita dengan pulmonal hypertension (stadium) lanjut bisa beraktivitas lebih baik. Sehingga dia tidak menjadi beban masyarakat," imbuhnya.

Artinya, pencegahan penyakit langka hipertensi paru agar tidak menjadi penyakit yang lebih parah masih bisa dilakukan.

Pada kesempatan tersebut, dr Radityo juga menyampaikan bahwa penyebab hipertensi paru banyak diakibatkan penyakit jantung bawaan, infeksi, down syndrome, atau penyakit jaringan ikat meskipun jarang.

Adapun penyakit tersebut bisa dialami kelompok usia anak maupun dewasa. Lantaran masih banyaknya masyarakat yang belum mengenalinya, hipertensi paru pada anak di Indonesia masih terhitung rendah hingga saat ini.

Pakar Kardiologi Anak Rumah Sakit Adam Malik Medan, dr Rizky Adriansyah, M.Ked (Ped), Sp.A (K), memperkirakan setidaknya 70.000 hingga 130.000 anak di Indonesia mengalami hipertensi paru berdasarkan penghitungan dari data BPS tahun 2021.

Oleh karena itu, deteksi dini dan konsultasi dengan dokter apabila menunjukkan gejala hipertensi paru harus dilakukan agar segera didapatkan penanganan yang tepat.

"Beban dari seseorang yang memiliki kondisi hipertensi paru dapat berlangsung lama dan secara lambat laun semakin parah, di mana pasien baru menunjukkan keluhan bila sudah berada dalam stadium lanjut akibat terjadinya peningkatan resistensi vaskular pulmonal yang progresif," ucap Rizky.

Dia pun menegaskan agar masyarakat, terutama orangtua untuk tidak terlambat mendapatkan diagnosis penyakit hipertensi paru pada anak, tidak terlambat dirujuk ke rumah sakit, ataupun terlambat ditangani.

"Kalau hipertensi paru tidak diketahui maka penanganan penyakitnya juga menjadi sulit. Bahkan angka kematiannya juga cukup tinggi. Kalau hipertensi paru pada anak tidak diobati maka pada saat dewasa menjadi beban tersendiri karena hipertensi paru-nya semakin berat," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages