Sejarah Migrasi Orang Jawa ke Malaysia Halaman all - Kompas.com
KOMPAS.com – Migrasi adalah kegiatan mobilisasi penduduk melalui perpindahan tempat tinggal dengan tujuan untuk menetap dalam jangka waktu yang panjang.
Penduduk Indonesia, khususnya orang Jawa juga sempat mengalami peristiwa migrasi pada tahun 1500, yang berpindah atau dipekerjakan di Semenanjung Malaya.
Masyarakat Jawa memang menjadi sasaran utama dijadikan tenaga kerja oleh pemerintah kolonial, karena secara kuantitas jumlahnya banyak dan secara kualitas juga mereka bisa dipekerjakan di berbagai tempat.
Baca juga: Sejarah Malaysia
Awal mula
Proses migrasi orang Jawa ke Malaysia sendiri sudah terjadi sejak zaman kolonial.
Pada 1500, banyak tenaga kerja dari Jawa dikirim untuk bekerja di Semenanjung Malaya sebagai budak perkebunan kelapa sawit atau karet.
Seiring berjalannya waktu, perusahaan perkebunan di Semenanjung Malaya terus mengalami perkembangan sehingga mereka membuka perekrutan untuk orang-orang Jawa yang ingin bekerja di sana.
Maka dari itu, Inggris membuka kantor perekrutan di kota besar Jawa guna memperoleh tenaga kerja dari sana.
Penduduk Jawa memang menjadi sasaran utama bagi pemerintah kolonial untuk dijadikan sebagai buruh, karena secara kuantitas jumlah penduduknya banyak dan secara kualitas mereka mampu melakukan pekerjaan kasar.
Migrasi ini terus berlangsung hingga abad 20.
Salah satu wilayah di Jawa yang penduduknya banyak dikirim ke luar negeri adalah Klaten, Jawa Tengah.
Pada 1920, penduduk di Distrik Bayat, Klaten, banyak yang mendaftarkan diri sebagai tenaga kerja untuk perusahaan-perusahaan Eropa.
Para tenaga kerja yang lolos seleksi kemudian akan diberangkatkan ke tempat migrasi mereka, salah satunya Malaysia.
Sejak masa pemerintahan kolonial Inggris di Semenanjung Malaya, ibu kota negara bagian Selangor, Shah Alam, Malaysia, memang sudah banyak didatangi orang-orang Jawa.
Dengan tinggal di Malaysia dalam waktu cukup lama membuat para pekerja ini menikah dengan sesama pekerja buruh lainnya sehingga membentuk suatu komunitas Jawa, seperti yang ada di Kawasan Batu Pahat, Malaysia.
Menurut hasil sensus penduduk Malaysia tahun 1950, orang terbanyak yang lahir di Malaysia berasal dari Pulau Jawa, yaitu sejumlah 189.450 orang.
Integrasi orang Jawa ke Melayu
Meskipun orang Jawa banyak tinggal di Malaysia, mereka bukan satu-satunya suku yang ada di sana.
Suku lain seperti Minangkabau, Bugis, Banjar, dan Mandailing juga banyak yang bermigrasi ke Malaysia.
Bahkan, suku Minangkabau mendirikan pemerintahan sendiri di Semenanjung Malaya yang sekarang dikenal dengan nama Negeri Sembilan.
Negeri Sembilan adalah salah satu negara bagian Malaysia.
Kendati berasal dari Indonesia, sensus penduduk Malaysia mengkategorikan suku-suku ini sebagai Orang Melayu, sesuai dengan konstitusi dan UU yang berlaku di Malaysia.
Orang yang bisa dianggap sebagai Melayu menurut Konstitusi Negara Malaysia adalah sebagai berikut:
Orang Melayu berarti seseorang yang menganut agama Islam, lazim bercakap bahasa Melayu, menurut adat Melayu, dan lahir sebelum hari merdeka di Persekutuan atau Singapura atau yang lahir sebelu hari merdeka dan ibu atau bapanya telah lahir di Persekutuan atau Singapura, atau yang pada hari merdeka berdomisili di Persekutuan atau Singapura, atau ialah zuriat (dari perwakinan) seseorang yang sedemikian.
Kendati demikian, banyak orang Jawa khususnya yang tinggal di Negara Bagian Selangor, Perak, dan Johor, masih menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari, bukan bahasa Melayu.
Referensi:
- Fernandi, Muhammad Farhan. R. Suharso. (2021). Migrasi Tiga Gelombang: Jejak Wong Cilik Klaten di Singapura Tahun 1920-1980. Journal of Indonesian History 10 (1) (2021).
- Tirtosudarmo, Riwanto. (2005). The Orang Melayu and Orang Jawa in the Lands Below the Winds. Oxford: University of Oxford.
Komentar
Posting Komentar