Sejarah HBS: Tempat Sekolah Bung Karno yang Kini Jadi SMA Kompleks Surabaya

SMA Kompleks Surabaya kini terbagi menjadi 4 SMA Negeri, yakni SMAN 1, SMAN 2, SMAN 5 dan SMAN 9 Surabaya. Dulunya, sekolah ini bernama Hoogere Burgerschool (HBS), yakni sekolah bagi kaum elite di Surabaya. Berikut sejarah HBS yang telah dirangkum detikJatim.
Informasi mengenai sejarah HBS ditulis oleh Indra Cipta Jaya dan Gayung Kasuma dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (FIB Unair). Tulisan mereka berjudul Hoogere Burgerschool (HBS): Pendidikan untuk Kaum Elite di Surabaya Tahun 1923-1950. Berikut ulasannya.
HBS sebagai Sekolah Elite
Dalam tulisan itu disebutkan bahwa HBS didirikan tahun 1875 di Surabaya. HBS merupakan sekolah menegah umum yang didirikan di masa kolonial untuk memperhatikan pendidikan di tanah jajahan dan menyediakan tenaga terdidik. Alasan itu mendorong pemerintah Kota Surabaya membentuk pendidikan bagi orang Eropa maupun Bumiputra.
HBS dikatakan sekolah bagi kaum elite karena pada saat itu, Surabaya memiliki beberapa sekolah yang didirikan oleh pemerintah kota. Namun, siswa yang dapat memasuki sekolah tersebut hanya sebagian besar orang Eropa, dan beberapa tokoh terkemuka Bumiputra.
HBS Pernah Pindah 3 Lokasi
Pada periode Kolonial hingga pasca kemerdekaan, HBS di Surabaya pernah menempati 3 lokasi. Yakni Jalan Baliwerti (1875-1881), Jalan Regentstraat atau jalan kadipaten (1881-1923), dan terakhir di Jalan Ketabang (1923-1950).
Perpindahan HBS yang terjadi di tahun 1923 didasari atas dua faktor penting. Pertama adalah situasi di Jalan Regentstraat kurang mendukung karena terlalu ramai. Kedua, adanya perluasan kota Surabaya oleh pemerintah kota di tahun 1906 sampai 1940.
Perluasan kota Surabaya pada saat itu dikarenakan banyaknya orang Eropa yang datang ke Surabaya. Hal ini memberi dorongan pemerintah kota agar membentuk pemukiman elite untuk memfasilitasi orang Eropa yang datang ke Surabaya.
Pelajaran di HBS
Mata pelajaran yang diterima oleh murid HBS dibedakan berdasarkan "afdeeling" atau jurusannya. Pembagian jurusan dimulai ketika murid HBS telah berada di kelas IV, dan V. Pembagian kelas atau jurusan, sesuai minat dan bakat masing-masing siswa.
HBS ada 2 jurusan. Pertama, de wisen natruukunde afdeeling yang mempelajari ilmu pasti dan ilmu alam. Seperti biologi, kimia, fisika, dan matematika. Kedua, de literaire ekonomische afdeeling yang mempelajari ekonomi, sastra, dan kebudayan, termasuk bahasa dan kebudayaan Yunani, dan bahasa Latin.
Baca ulasan lengkap HBS di halaman selanjutnya.
HBS saat Penjajahan Jepang
Pada tahun 1942, Jepang datang ke Indonesia. Adanya tentara Jepang yang menduduki Hindia Belanda berakhirlah kolonialisme Belanda di tahun 1942. Hal ini memberikan perubahan besar-besaran di wilayah Hindia Belanda, termasuk dalam bidang pendidikan.
Kondisi seperti itu turut berdampak bagi kondisi pendidikan yang ada di HBS Surabaya. Perubahan bahasa pengantar dan dihilangkannya penerimaan siswa berdasarkan golongan, memberi sedikit perubahan dan penyesuaian bagi HBS Surabaya.
Salah satu penyesuaiannya adalah Penyesuaiannya menambahkan pelajaran bahasa Indonesia pada kelas 1 dan 2. Perkembangannya sangat memuaskan, sehingga pada tahun 1946 rencana untuk mengajarkan pelajaran Bahasa Indonesia di kelas 3, 4, dan 5 dicoba untuk dilakukan.
Andil Pelajar HBS saat melawan Tentara Sekutu
Setelah Jepang menyerah dan Indonesia menyatakan Kemerdekaan, Belanda berusaha untuk menjajah kembali Indonesia dengan membonceng tentara
Sekutu. Bangsa Indonesia pun mengangkat senjata demi mempertahankan kemerdekaan.
Akibatnya, terjadi perang antara bangsa Indonesia melawan tentara Belanda. Peristiwa ini lebih dikenal dengan revolusi fisik. Para pelajar HBS Surabaya juga ikut andil dalam revolusi fisik yang terjadi di Surabaya.
Pada pertempuran 10 November di Surabaya, gedung HBS berfungsi sebagai markas TKR dan BKR. Sebelum dimiliki pihak Indonesia, gedung HBS Surabaya dikuasai tentara sekutu dan sempat diperebutkan oleh kedua pihak.
Saat perebutan gedung HBS Surabaya, terjadi pertempuran sengit di sekitar Gedung HBS Surabaya. Sehingga di depan gedung tersebut dibangun
prasasti untuk mengenang para tentara pelajar Surabaya yang gugur.
Saat revolusi fisik berakhir dengan menyerahnya Belanda kepada Indonesia pada tahun 1949, kegiatan untuk membenahi pendidikan di Indonesia
mulai dilakukan. Sekolah-sekolah yang didirikan oleh Belanda diadakan langkah-langkah penyesuaian atau Indonesianisasi.
Penyesuaian inilah yang mengakhiri keberadaan HBS Surabaya, dan berganti menjadi Sekolah Menengah Atas (SMA). Sekarang, HBS terbagi menjadi 4 sekolah dalam 1 kompleks. Yakni SMAN 1, SMAN 2, dan SMAN 9 yang berlokasi di Jalan Wijaya Kusuma 48, serta SMAN 5 Surabaya di Jalan Kusuma Bangsa 21.
Nah, itu tadi sejarah HBS Surabaya. Adakah detikers yang bersekolah atau alumni sekolah tersebut?
(hse/sun)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar