Dishub Respons Usulan Bangun JPO di TKP Kecelakaan Truk Maut Bekasi

Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bekasi merespons usulan pembangunan jembatan penyeberangan orang (JPO) di tempat kejadian perkara (TKP) kecelakaan maut di depan SDN Kota Baru II dan III, Bekasi. Usulan itu awalnya disampaikan guru di SD tersebut.
"JPO merupakan salah satu fasilitas penyeberangan, dari tahapan terendah. Zebra cross, pelican crossing (zebra cross dengan lampu lalu lintas), JPO, underpass," kata Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Kota Bekasi Teguh Indrianto kepada wartawan, Jumat (2/9/2022).
Teguh mengatakan Jalan Sultan Agung yang merupakan TKP kecelakaan maut merupakan jalan arteri primer atau jalan nasional. Dia mengatakan JPO memang bisa dibangun di lokasi itu.
"Semua ada hitungannya, mengingat Jalan Sultan Agung merupakan jalan arteri primer (jalan nasional) dengan desain kecepatan bebas 50 Km/jam walau lebar jalan tidak besar (sekitar 15-16 meter/2 jalur/2 lajur dengan median) untuk keamanan masih memungkinkan dibuatkan JPO dengan pagar pelindung di bahu jalan sebagai pengarah titik kumpul untuk orang menyeberang," jelasnya.
Namun, dia mengatakan trotoar di TKP kecelakaan itu berukuran kecil, yakni 1 meter. Dia mengatakan JPO minimal dibangun di kawasan dengan trotoar sekitar 1,5 meter hingga 2 meter.
"Di situ trotoar ada 1 meteran, trotoar seharusnya untuk kemanusiaan 1,5 sampai 2 meter. Kalau trotoar itu fasilitas pejalan kaki kalau zebra cross, pelican cross itu ada bagian fasilitas jalan kaki yang dikhususkan untuk penyeberangan memang satu kesatuan itu," ujarnya.
Teguh mengatakan pembangunan JPO juga harus memperhitungkan volume kendaraan dan jumlah penyeberang di lokasi dalam satu jam. Teguh mengatakan jumlah penyeberang pada fasilitas JPO berada di angka lebih dari 1.100 orang per jam dengan jumlah kendaraannya yang melintas lebih dari 750 unit per jam.
Sebelumnya, salah satu guru SDN Kota Baru II mengusulkan gerbang sekolah di dekat TKP kecelakaan lalu lintas maut dipindahkan. Dia mengatakan gerbang tersebut langsung menghadap ke Jalan Sultan Agung.
"Kami dari guru-guru SDN Kota Baru II ingin gerbang dipindahkan jangan menghadap ke jalan raya. Jadi menghadapnya ke sebelah Utara," kata guru olahraga bernama Dayat kepada wartawan, Kamis (1/9/2022).
Dayat mengatakan, jika gerbang tersebut dipindahkan ke sebelah utara sekolah, akan jauh lebih aman. Nantinya pintu keluar-masuk anak-anak akan melalui gang. Selain soal gerbang, dia juga meminta Pemerintah Kota Bekasi membuatkan jembatan penyeberangan orang.
"Siswa itu bukan hanya di wilayah sini, di seberang juga ada pada sekolah ke mari. Mungkin kalau ada jembatan lebih aman lagi. Itu permohonan kami dari pihak sekolah kepada Pemerintah Daerah Kota Bekasi, khususnya kepada Dinas Pendidikan," ujarnya.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku telah mendengar usulan itu. Dia berjanji segera mencari solusi agar warga bisa menyeberang jalan dengan lebih aman.
"Tadi ada usulan jembatan, kalau itu jadi solusi nanti saya, Pak Wali (Tri Adhianto) akan upayakan secepatnya supaya nggak usah nyeberang terus melewati lalu lintas yang tidak terkontrol tapi bisa ke atas. Kita akan respons secepatnya," kata Ridwan Kamil kepada wartawan di lokasi, Kamis (1/9).
Kecelakaan maut itu terjadi di depan SD di Jalan Sultan Agung, Kranji, Bekasi, Rabu (31/8). Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Hengky menyebutkan total jumlah korban kecelakaan ada 33 orang. Sepuluh korban di antaranya tewas.
Simak Video 'RK Bakal Bangun JPO di Sekolah TKP Laka Maut Bekasi':
(haf/haf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar