Hingga September 2022, Realisasi Investasi Capai Rp 892,4 T - BeritaSatu
Hingga September 2022, Realisasi Investasi Capai Rp 892,4 T
Senin, 24 Oktober 2022 | 14:11 WIB
Oleh: Arnoldus Kristianus / FER

Jakarta, Beritasatu.com - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi selama Januari sampai September 2022 mencapai Rp 892,4 triliun. Angka ini sudah mencapai 74,4% dari target realisasi investasi sepanjang tahun 2022 yang sebesar Rp 1.200 triliun. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021 terjadi pertumbuhan sebesar 35,3%.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan untuk menggenjot investasi diperlukan sinergisitas seluruh pihak dalam membangun ekspektasi positif terhadap perekonomian Indonesia. Hal tersebut akan meningkatkan kepercayaan dari investor dalam melakukan investasi di Indonesia.
"Insyaallah, berkat doa teman-teman dan ini bisa terjadi juga karena kerja sama yang dilakukan oleh DPMPTSP (Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu dan Perindustrian) provinsi, DPMPTSP Kabupaten yang masif. Mereka kerja tidak pernah lelah, siang malam fight terus untuk mendampingi, mendengar keluhan dan menyelesaikan masalah investor di wilayah mereka masing-masing," ucap Bahlil di Jakarta, Senin (24/10/2022).
Bila dirinci realisasi investasi Rp 892,4 triliun terbagi dalam Penanaman Modal Asing(PMA) sebesar Rp 479,3 triliun (53,7%) dan Penanaman Modal Dalam Negeri Rp 413,1 triliun (46,3%). Kemudian, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021 PMA tumbuh 44,5% sedangkan PMDN tumbuh 26,1%.
Bahlil menuturkan tingginya pertumbuhan PMA ini tidak terlepas dari stabilitas politik dan ekspektasi positif investor terhadap Indonesia
"Sekarang ini republik ini seperti wanita cantik yang lagi disukai sama investor asing untuk membangun investasi di Indonesia. Hal ini terjadi juga karena memang ada stabilitas politik kemudian ada juga ada trust kepemimpinan Presiden Jokowi, kemudian fokus pemerintah secara konsisten membangun arah kebijakan investasi," kata Bahlil.
Catatan BKPM menunjukan lima sektor terbesar dari gabungan PMA dan PMDN yaitu industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya dengan nilai investasi Rp 131,8 triliun (14,8%); transportasi, gudang dan telekomunikasi dengan nilai investasi Rp 97,6 triliun (10,9%); pertambangan dengan nilai investasi Rp 96,5 triliun (10,8%); perumahan, kawasan industri dan perkantoran dengan nilai investasi Rp 80,5 triliun (9,0 %); serta listrik, gas, dan air dengan nilai investasi Rp 68,6 triliun (7,7%).
Bahlil mengatakan dari data lima sektor dengan kontribusi terbesar selama Januari sampai September 2022 ini menunjukan bahwa pemerintah tidak fokus lagi semata-mata para sektor jasa tetapi sudah membangun industri hilirisasi. Data tersebut menunjukan masifnya hilirisasi di sumber daya alam khususnya pertambangan.
"Hal ini sejalan dengan arah kebijakan pemerintah tentang hilirisasi, Menurut saya data ini semakin membangun optimisme untuk ke depan bagi pembangunan ekonomi nasional," kata Mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ini.
Bila dilihat secara spasial untuk gabungan PMA dan PMDN, posisi pertama ditempati oleh Provinsi Jawa Barat dengan nilai investasi Rp 128,4 triliun(14,4%). Kedua yaitu DKI Jakarta dengan nilai investasi Rp 108,9 triliun (12,2%). Ketiga yaitu Provinsi Jawa Timur dengan nilai investasi Rp 79,5 triliun (8,9%). Keempat yaitu Provinsi Sulawesi Tengah Rp 76,4 triliun (8,6%). Kelima yaitu Riau dengan nilai investasi Rp 71,9 triliun (8,1%).
"Memang Jawa Barat ini paten kali dalam konteks kecenderungan realisasi investasi karena memang di samping pemerintahannya juga sangat responsif kawasan-kawasannya juga strategis . Tetapi harus diakui bahwa produktivitas terhadap tenaga kerjanya juga bagus," kata Bahlil.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: Investor Daily
[Category Opsiin, Media Informasi]
[Tags Featured,Pilihan]