0
News
    Home Tidak Ada Kategori

    Sejarah Gerakan Wahabi di Arab Saudi Halaman all - Kompas

    4 min read

    Sejarah Gerakan Wahabi di Arab Saudi Halaman all - Kompas.com

    Ibnu Saud di Arab saudi pada 1911.

    KOMPAS.com - Wahabi atau Wahabisme adalah suatu ajaran yang dibawa oleh Muhammad bin Abdul Wahab sebagai bentuk reformasi ajaran Islam di Arab Saudi.

    Adapun inti dari ajarannya adalah mengembalikan ajaran Islam hanya pada Alquran dan hadis.

    Selain itu, gerakan ini juga memiliki misi utama membersihkan ajaran Islam dari praktik bidah, syirik, dan khurafat.

    Namun, para penentang aliran Wahabi menyebutnya sebagai gerakan sekte Islam yang menyimpang karena serangkaian aksi kejam yang pernah dilakukan di masa lalu.

    Berikut ini sejarah munculnya Wahabi di Arab Saudi.

    Munculnya gerakan Wahabi

    Gerakan Wahabi muncul di Arab Saudi pada pertengahan abad ke-18 dari dakwah Muhammad bin Abdul Wahab.

    Muhammad bin Abdul Wahab adalah seorang teolog Muslim yang lahir pada 1703 di Nadj, sisi timur Arab Saudi.

    Dalam pengembaraannya ke berbagai daerah untuk menuntut ilmu, Muhammad bin Abdul Wahab menemukan banyak terjadi penyimpangan ajaran Islam. 

    Penyimpangan tersebut di antaranya berupa praktik bidah, syirik, dan khurafat. Bidah adalah mengadakan suatu ibadah yang tidak ada dasarnya dalam Islam, dibentuk sendiri oleh manusia atau budaya di sekitarnya. 

    Alhasil, Muhammad bin Abdul Wahab mencetuskan pemikiran reformasi Islam, yang kemudian menjadi sebuah gerakan.

    Wahabi dianggap sebagai gerakan yang ultra-konservatif, keras, dan berusaha mempertahankan ajaran Islam yang mutlak berdasarkan Alquran dan hadis.

    Para penganut paham Wahabi menamakan dirinya sebagai kelompok Muwahiddun, yang berarti pendukung ajaran yang memurnikan Allah SWT.

    Ajaran Wahabi

    Muhammad bin Abdul Wahab tergolong ulama yang produktif dan tercatat telah menulis beberapa karya ilmiah.

    Keseluruhan karyanya membahas mengenai pemurnian ajaran Islam. Dalam ajarannya, Muhammad bin Abdul Wahab memfokuskan pada beberapa hal, seperti berikut.

    • Menyembah hanya kepada Tuhan, selain itu musyrik
    • Mengembalikan orang Islam dari kepercayaan kepada Syeikh, Wali atau kekuataan gaib kepada ajaran Tauhid
    • Menyebut nama Nabi, Syekh atau malaikat dalam doa termasuk musyrik
    • Meminta syafaat kepada selain Tuhan juga termasuk musyrik
    • Bernadzar selain kepada Tuhan termasuk menyekutukan Tuhan
    • Memperoleh pengetahuan selain dari Alquran dan sunah merupakan kekufuran atau paham yang berbeda dengan Islam

    Dituding menyimpang dan sesat

    Doktrin Wahabi yang sangat konservatif, keras, dan kaku dipicu oleh pemahaman keagamaan yang mengacu dari bunyi harfiah teks Alquran dan hadis.

    Hal ini menjadikan Wahabi sangat menolak tradisi dan menganggap orang-orang yang tidak sepemahaman sebagai orang kafir dan murtad (keluar dari Islam).

    Pada awalnya, Muhammad bin Abdul Wahab mulanya menyebarkan pemikirannya di Basrah, tetapi tidak diterima oleh masyarakat dan diusir karena dianggap sesat oleh sebagian ulama di sana.

    Tidak hanya itu, bahkan Wahabi ditentang oleh ayah Muhammad bin Abdul Wahab sendiri, Abdul Wahab, dan saudaranya, Salman bin Abdul Wahhab.

    Peran Muhammad bin Saud

    Setelah diusir karena dituding sesat, Muhammad bin Abdul Wahab bertemu dengan Muhammad bin Saud, yang merupakan pemimpin Diriyah.

    Muhammad bin Saud adalah seorang politikus, yang pada akhirnya mau membangun koalisi dengan Muhammad bin Abdul Wahab untuk mencapai kepentingan politiknya sendiri.

    Muhammad bin Saud mau mendukung Wahabi, asalkan Muhammad bin Abdul Wahab tidak mengganggu kebiasaannya mengumpulkan upeti tahunan dari penduduk Diriyah.

    Berkat dukungan dan lindungan Muhammad bin Saud, ajaran Wahabi semakin berkembang kuat dan gerakannya juga semakin kejam.

    Pada 1773, Muhammad bin Abdul Wahab bersama para pengikutnya dapat menduduki Riyadh dan menyebarkan pemikirannya.

    Oleh karena itu, para ahli sejarah beranggapan bahwa berkembangnya ajaran Wahabi tidak dapat dilepaskan dari berdirinya Kerajaan Arab Saudi, yang masih eksis hingga sekarang. 

    Pasalnya, koalisi tersebut juga membuat pengaruh Muhammad bin Saud semakin kuat dan kemudian mendirikan negara Arab Saudi.

    Kekejaman Wahabi

    Setelah berkembang, para ahli Timur Tengah dan Afrika Utara semakin menentang ajaran Wahabi, bahkan sampai menyebutnya sebagai suatu kebodohan.

    Pasalnya, Muhammad bin Abdul Wahab dan Muhammad bin Saud memerangi siapa pun yang berbeda pemahaman tauhid degan mereka.

    Hal itu dilakukan karena predikat Muslim hanya merujuk pada pengikut Wahabi, sedangkan semua orang Islam di luar mereka dianggap kafir dan murtad.

    Gerakan Wahabi pun melakukan keganasan di Kota Karbala pada 1802, dengan pembunuhan yang tidak mengenal batas perikemanusiaan.

    Selain membunuh masyarakat sipil, termasuk anak-anak dan perempuan, tentara Wahabi juga membakar perpustakaan-perpustakaan Islam.

    Di antara kasus pembakaran buku-buku yang paling fenomenal adalah pembakaran buku-buku yang terdapat di Perpustakaan Arab (Maktabah Arabiyah) di Mekkah.

    Mereka membakar sekitar 60.000 buku-buku langka dan sekitar 40.000 masih berupa manuskrip yang sebagiannya adalah hasil dikte dari Nabi Muhammad kepada para sahabatnya, sebagian lagi dari Khulafaur Rasyidin, dan para sahabat Nabi yang lainnya.

    Para pengikut Wahabi membakar semua buku, kecuali Alquran dan hadis saja. Sejak itu, penaklukan dengan jalan kekerasan terus dilakukan.

    Referensi:

    • Ridwan, Nur Khalik. (2020). Sejarah Lengkap Wahabi. Yogyakarta: IRCiSoD.
    Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. 

    [Category Opsiin, Media Informasi]
    [Tags Wahabi,Arab Saudi, Featured, Pilihan]
    Komentar
    Additional JS