Keadaan Sudah "Membaik", Masyarakat Jadi Enggan Vaksinasi Booster
Kamis, 1 Desember 2022 | 11:26 WIB
Oleh: Agnes Valentina Christa / FMB

Jakarta, Beritasatu.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengungkapkan angka vaksinasi booster di DKI baru mencapai 50%. Angka tersebut dinilai masih sedikit dikarenakan masih ada sebagian masyarakat yang enggan lakukan vaksinasi booster.
Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementrian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi selepas acara Hari Diabetes Sedunia 2022 di Hotel Aston Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (30/11/2022).
Pertama, masyarakat menilai bahwa situasi saat ini telah membaik sehingga, masyarakat merasa vaksin booster tidak diperlukan.
"Saat ini kan kalau terkena Covid-19 mungkin dengan vaksinasi yang lengkap, sampai dengan dosis ke-2 kecenderungannya bersifat lebih ringan gejalanya," tuturnya.
Kedua, masih adanya ketakutan yang berkembang di masyarakat mengenai efek dari vaksinasi booster.
"Sebagian masyarakat kami akui masih takut untuk divaksin, kemudian merasa adanya efek samping, ada juga yang masih termakan informasi yang masih salah," jelasnya.
Kemudian Nadia melanjutkan masih adanya informasi yang salah mengenai kasus Covid-19 yang dianggap sepele atau ringan. Walaupun secara regulasi untuk melakukan kegiatan berpergian diharuskan melakukan vaksinasi sampai booster, tetapi masyarakat tetap masih menganggap sepele hal tersebut.
"Tentunya karena merasa tidak sebesar pada saat di awal pandemi sehingga dorongan untuk mendapatkan vaksinasi itu menjadi kurang," tambahnya.
Terkait vaksinasi booster, Nadia mengungkapkan tingkat vaksinasi dosis ketiga, booster di Provinsi DKI Jakarta mencapai 50%. Angka ini dinilai lebih tinggi dibandingkan 4 provinsi laiinya di Indonesia.
Angka tersebut tetap harus ditingkatkan karena belum mencapai target kekebalan komunitas masyarakat yakni sebesar 70-80% dalam menghadapi Covid-19.
"Jawa Barat, Jawa Tengah, kemudian Sumatera Utara, Makassar masih sekitar 30-35 persen. Nah ini, yang harus dikejar," katanya.
Nadia mengingatkan bahwa vaksin booster bisa dilakukan dimulai dari umur 18 tahun keatas.
"Jadi artinya penting satu kalau 180 juta orang sudah terlindungi maka dia akan mendapatkan kekebalan komunitas nya," tambahnya.
Nadia mengatakan pada akhir Desember dan awal Januari, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan kembali melakukan survei terkait berapa besar antibodi yang ada di masyarakat Indonesia.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
TAG:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar