Kementerian BUMN Cari Investor Asing Kelola Bandara Soetta dan Ngurah Rai
VIVA Bisnis – Kementerian BUMN tengah mencari investor baru untuk mengelola Bandara Internasional Soekarno-Hata (Soetta) dan Bandara Internasional Gusti Ngurah Rai, Bali.
Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko mengatakan, nantinya pengelolaan kedua bandara ini akan dikerjasamakan dengan Angkasa Pura I (Persero) dan Angkasa Pura II (Persero).
Hal itu sebagai langkah strategic partnership, yang rencananya bakal dikolaborasikan guna mendongkrak status kedua bandara tersebut sebagai bandara internasional yang masuk dalam daftar lima besar bandara terbaik di Asia.
"Kita rencananya bakal ada kerja sama (dengan investor luar), tapi memang belum ada keputusan investor asing mana yang akan dibidik," kata Tiko saat ditemui di Sarinah, Thamrin, Jakarta, Selasa, 14 Februari 2023.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) II, Kartika Wirjoatmodjo.
- ANTARA/Adimas Raditya
Sampai saat ini, Tiko mengaku bahwa rencana tersebut juga masih dalam tahap pembahasan, antara Kementerian BUMN dan PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney.
Sambil Kementerian BUMN dan InJourney mencari skema atau model kerja samanya, Tiko menegaskan bahwa nantinya investor yang bakal bergabung harus mampu meningkatkan kapasitas dan kualitas kedua bandara itu.
Dia memastikan, apabila nanti skema kerja samanya sudah difinalisasi, maka pihaknya akan mengantongi izin dari Pemerintah untuk kemudian mengumumkannya. "Kita akan mengumumkannya setelah mendapatkan izin dari Pemerintah," kata Tiko.
Suasana Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali
- Maha Liarosh (Bali)
Kementerian BUMN sebelumnya telah berhasil menggaet GMR Airport International, sebagai mitra pengelolaan Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut). Tiko menjelaskan, salah satu alasan kerja sama itu adalah untuk menyaingi Changi Airport (Singapura) dan KLIA (Malaysia) sebagai bandara hub regional.
"Karena arus penumpang dari Asia Selatan menuju Asia Utara dan Australia, sebagian besar transit di Changi Airport dan KLIA. Padahal Kualanamu merupakan bandara yang kapasitasnya besar dan bisa scale up menjadi bandara bertaraf internasional," ujarnya.
Komentar
Posting Komentar