Manajemen Kartu Prakerja Gelar Seleksi Lembaga Pelatihan - Beritasatu

 

Manajemen Kartu Prakerja Gelar Seleksi Lembaga Pelatihan

Jumat, 3 Februari 2023 | 17:40 WIB
Oleh: Arnoldus Kristianus / FER

Ilustrasi pendaftaran program Kartu Prakerja.
Ilustrasi pendaftaran program Kartu Prakerja. (Foto: Antara)

Jakarta, Beritasatu.com - Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja menilai, semakin banyaknya pihak penyedia pelatihan di ekosistem Prakerja memungkinkan adanya persaingan sehat.

Advertisement

Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari mengatakan sebelum masuk ekosistem, pihaknya melakukan seleksi lembaga pelatihan secara ketat.

"Puluhan indikator asesmen harus dilalui, sebelum bergabung ke ekosistem Kartu Prakerja. Begitu berhasil, mereka pun belum tentu laku karena peserta bebas memilih yang cocok untuk kebutuhan mereka. Proses asesmen ini, kami dibantu asesor pelatihan dari lembaga-lembaga pendidikan terbaik di Indonesia yang bersifat independen,” ucap Denni, Jumat (3/2/2023).

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa hanya 10% angkatan kerja Indonesia yang pernah ikut pelatihan di luar pendidikan formal. Hal inilah yang membuat pemerintah berinvestasi besar dalam peningkatan kompetensi angkatan kerja, baik skilling, reskilling maupun upskilling, melalui Program Kartu Prakerja.

Advertisement

Dia mengatakan disrupsi yang makin sering terjadi, baik karena ekonomi, politik, teknologi, maupun kesehatan akibat pandemi mengubah banyak hal. Di Singapura, tren umur perusahaan semakin pendek, dari semula 40 tahun jadi 10 tahun. Warganya berganti pekerjaan rata-rata tiap lima tahun.

“Sementara, dunia kerja Indonesia dihadapkan pada ketimpangan antara output dunia pendidikan dengan permintaan dunia industri,” kata Denni.

Di sisi lain, Direktur Teknologi Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Samsu Sempena. mengatakan agar peluang karir terbuka tanpa hambatan, generasi muda harus terus mengembangkan diri dengan meningkatkan kreativitas, independensi dan kedisiplinan tinggi.

"Banyak sekali alternatif meningkatkan pendapatan untuk milenial dan Gen-Z di era dunia digital, khususnya yang disebut gig economy ini,” kata dia.

Menurut Samsu, meskipun generasi muda meski melek teknologi, generasi muda memiliki problem akut, antara lain sikap mudah menyerah, mentalitas instan, serta kesehatan mental yang kerap terganggu.

"Generasi muda harus bisa memilah-milah informasi karena waktu terbatas, menggunakan teknologi dengan bijak di era dunia digital, mengembangkan diri dengan skill-skill yang dibutuhkan, serta mulai bekerja atau membangun usaha sesuai keterampilan dan passion,” kata dia.

Saksikan live streaming program-program BTV di sini

Sumber: BeritaSatu.com


[Category Opsiin, Media Informasi]

Baca Juga

Komentar