Sama-sama Jatuh, Tapi RI Hanya Baret, Singapura Luka Berdarah - CNBC Indonesia - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Sama-sama Jatuh, Tapi RI Hanya Baret, Singapura Luka Berdarah - CNBC Indonesia

Share This

 

Sama-sama Jatuh, Tapi RI Hanya Baret, Singapura Luka Berdarah

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
News
17 February 2023 08:30
Pesiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Hotel Sofitel Phnom Penh, Kamboja, Kamis (10/11/2022). Dalam keterangannya usai pertemuan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, ada beberapa isu yang dibahas oleh Presiden Jokowi dan PM Lee yaitu soal G20, isu Myanmar dan rencana pertemuan leaders’ retreat tahun depan. (Foto: Kris - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Foto: Pesiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Hotel Sofitel Phnom Penh, Kamboja, Kamis (10/11/2022). Dalam keterangannya usai pertemuan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, ada beberapa isu yang dibahas oleh Presiden Jokowi dan PM Lee yaitu soal G20, isu Myanmar dan rencana pertemuan leaders’ retreat tahun depan. (Foto: Kris - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri menilai potensi terjadinya resesi ekonomi global pada 2023 akan semakin nyata, meskipun dampaknya tidak akan besar terhadap Indonesia.

Resesi itu menurutnya akan diawal dari Amerika Serikat yang dipicu kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve. Lalu di Jerman akibat krisis energi di negara itu, yang menyebabkan terbatasnya aktivitas ekonomi.

Kendati begitu, Chatib menekankan, resesi global itu tak akan banyak memengaruhi Indonesia karena ekonominya sendiri tidak terlalu terintegrasi dengan aktivitas ekonomi global. Ditandai dengan porsi ekspor terhadap produk domestik brutonya (PDB) yang hanya 25%, jauh di bawah Singapura yang sampai 180%.

"Karena share ekspor kita ke GDP, saya melihat ekonomi kita tidak akan mengalami resesi karena efeknya terbatas," ucap Chatib dalam acara Bank Syariah Indonesia Global Islamic Finance Summit 2023, dikutip Jumat (17/2/2023).

Oleh sebab itu, pada 2023 Indonesia masih mampu menjaga pertumbuhan ekonominya di kisaran 4,5-5 meskipun perekonomian global tumbuhnya hanya akan berada di kisaran 2,9%. Bahkan, ekonomi Indonesia pada tahun ini menurut Chatib mampu mengalahkan Singapura.

"Tahun 2023 adalah periode kita bisa bicara dengan Singapura bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih baik dari Singapura. Alasannya share ekspor ke GDP Singapura itu 180%, jadi ketika global collapse pasti ekonomi Singapura akan jatuh lebih parah dibanding kita," tutur Chatib.

Meski demikian, ia mengingatkan, kondisi ini tidak selamanya memberikan dampak positif bagi perekonomian Tanah Air, sebab ketika nantinya perekonomian global pulih, Indonesia tidak akan banyak menikmati kenaikan itu sehingga pemulihan ekonominya juga terbilang lambat.

"Ketika ekonomi global recover pemulihan ekonomi Indonesia berlangsung lebih panjang dengan negara lain. Ini yang menjelaskan pada 2022 kita tumbuh baik 5,3% tapi kita tumbuh di bawah Filipina dan Vietnam, yang lebih terintegrasi dengan ekonomi global," ucapnya.

Dengan melambatnya perekonomian global yang berimplikasi pada anjloknya harga-harga komoditas, sebetulnya kinerja ekspor Indonesia menurut Chatib juga akan semakin melemah, sebagaimana pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin untuk kinerja ekspor-impor Januari 2023.

"60% dari ekspor kita energy commodity relate. Jadi kalau harga batubara, dan sudah terjadi, 25% harga batu bara turun, nikel sudah mulai melambat, maka ekspor kita tidak akan setinggi 2022 dan ini tercermin pada angka yang diumumkan BPS kemarin," kata Chatib.


[Category Opsiin, Media Informasi]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages