Bapanas: El Nino Jadi Salah Satu Pertimbangan Impor Beras
Jakarta, Beritasatu.com - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi mengungkapkan, fenomena el nino menjadi salah satu pertimbangan pemerintah dalam memutuskan kebijakan impor beras sebanyak 2 juta ton hingga akhir 2023.
Apalagi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi sebesar 50% hingga 60% fenomena el nino berpeluang terjadi pada semester dua 2023.
"Mudah-mudahan itu (el nino) tidak terjadi. Tetapi kalau itu terjadi, kita semua harus siap. Itu salah satu pertimbangan dari sekian banyak pertimbangan (melakukan impor)," kata Arief usai acara Forum Rembug Pangan, di gedung Bapanas, Jakarta, Senin (27/3/2023).
Arief menyampaikan, saat ini stok cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang Bulog saat ini tinggal 220.000 ton. Padahal pemerintah mulai 30 Maret 2023 akan memulai distribusi bantuan beras kepada 21,353 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Dengan perhitungan 10 kg per penerima selama 3 bulan, dibutuhkan sekitar 630.000 ton beras.
Untuk itu, pihaknya mendorong Bulog untuk menyerap hasil produk petani dalam negeri sebanyak-banyaknya pada saat panen raya sesuai arahan Presiden Joko Widodo.
Untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri, Arief menegaskan penyerapan produksi di dalam negeri akan menjadi prioritas. Bila langkah tersebut belum juga bisa memenuhi kebutuhan, barulah dilakukan langkah impor.
"Kita itu mengutamakan penyerapan dalam negeri. Tetapi apabila pemenuhan kebutuhan dari dalam negeri tidak bisa terpenuhi, negara itu harus ada di situ. Jangan sampai stok-nya tidak ada, mau mengadakan program tidak bisa, sementara masyarakat ini perlu," ujarnya.
Arief menegaskan, langkah apapun akan dilakukan Bapanas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama terkait dengan stok pangan.
"Intinya, pemerintah akan melakukan apapun untuk masyarakat. 270 juta penduduk Indonesia harus makan, poinnya itu, sehingga Badan Pangan Nasional tentunya menyampaikan kondisi riil di lapangan. Tentunya kalau data berdasarkan evidence di lapangan dan juga dengan Badan Pusat Statistik," kata Arief.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Komentar
Posting Komentar