BI Catat Transaksi Uang Elektronik Rp 35,7 Triliun di Februari 2023
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fimg2.beritasatu.com%2Fcache%2Fberitasatu%2F670x378-2%2F2023%2F02%2F1676606785-4000x2667.webp)
Jakarta, Beritasatu.com - Bank Indonesia (BI) menyatakan nilai transaksi uang elektronik (UE) pada Februari 2023 tumbuh tinggi 31,14% (yoy) sehingga mencapai Rp 35,7 triliun.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, nilai transaksi uang elektronik dan digital banking meningkat 28,35% (yoy) menjadi Rp4.332,1 triliun. Nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debit, dan kartu kredit juga naik 9,61% (yoy) menjadi Rp 654,9 triliun.
"Transaksi ekonomi dan keuangan digital berkembang pesat dalam mendorong kegiatan ekonomi. Perkembangan ini ditopang kegiatan ekonomi digital yang makin luas, sistem pembayaran digital yang makin mudah sejalan dukungan sistem pembayaran BI yang lancar dan andal, serta digital banking yang naik pesat,” ucap Perry Warjiyo dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulan Maret 2023, di Jakarta, Kamis (16/3/2023).
Perry mengatakan jumlah Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) pada Februari 2023 meningkat 2,71% (yoy) mencapai Rp 905,4 triliun. Selain itu, BI memastikan ketersediaan uang rupiah dengan kualitas yang terjaga di seluruh Indonesia.
BI akan memperkuat kebijakan sistem pembayaran dalam menghadapi periode bulan Ramadan dan Idulfitri dengan memastikan ketersediaan dan keandalan sistem pembayaran, termasuk memantau keandalan sistem peserta dalam memberikan pelayanan transaksi sistem pembayaran.
"BI akan memastikan ketersediaan uang rupiah layak edar melalui program Serambi (Semarak Berkah Ramadan dan Idul Fitri 2023 ) dengan memperkuat layanan kas kepada masyarakat melalui perbankan dan BI, serta menyediakan lokasi layanan penukaran uang pada titik-titik keramaian dan jalur mudik,” tutur Perry.
Menurut Perry, ketahanan sistem keuangan, khususnya perbankan, tetap terjaga, baik dari sisi permodalan, risiko kredit maupun likuiditas. Permodalan perbankan kuat dengan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) sebesar 25,88% pada Januari 2023.
Risiko kredit juga terkendali, terlihat dari rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) yang rendah 2,59% (bruto) dan 0,76% (neto) pada Januari 2023. Likuiditas perbankan pada Februari 2023 terjaga didukung oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 8,18% (yoy).
"Hasil stress test BI juga menunjukkan ketahanan perbankan Indonesia yang kuat. BI akan terus memperkuat sinergi dengan KSSK dalam memitigasi berbagai risiko makro ekonomi domestik dan global yang dapat mengganggu ketahanan sistem keuangan,” pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar