Bukan COVID-19, Kematian Demam Lassa di Negara Ini Ngegas 9 Pekan Terakhir - detikHealth - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Bukan COVID-19, Kematian Demam Lassa di Negara Ini Ngegas 9 Pekan Terakhir - detikHealth

Share This

 

Bukan COVID-19, Kematian Demam Lassa di Negara Ini Ngegas 9 Pekan Terakhir

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Rabu, 15 Mar 2023 10:32 WIB


Ilustrasi penyakit. (Foto: Getty Images/iStockphoto/ktsimage)
Jakarta -

Nigeria mencatat 22 wilayah di negaranya melaporkan kematian akibat demam Lassa. Kini totalnya bertambah menjadi 109 kasus yang sebelumnya tercatat 104 kasus. Kantor berita Nigeria menyebut penyakit ini termasuk demam berdarah virus akut.

Reservoir alami untuk virus ini adalah hewan pengerat Mastomys natalensis, umumnya dikenal sebagai tikus multimammate atau tikus Afrika. Adapun 22 wilayah yang mencatat kasus demam Lassa adalah Ondo, Edo, Bauchi, Taraba, Ebonyi, Kano, Benue, Niger, FCT, Cross River, Adamawa, Gombe, Delta, Bayelsa, Kogi, Nasarawa, Oyo, Plateau, Enugu, Imo, Anambra, dan Jigawa.

Menurut badan tersebut, Nigeria juga mencatat 676 kasus demam Lassa dalam sembilan pekan terakhir. Angka kematian meningkat signifikan hingga case fatality rate berada di 16,1 persen.

Adapun kelompok usia terbanyak yang terpapar demam Lassa adalah rentang 21 dan 30 tahun.

"Jumlah kasus yang dicurigai meningkat dibandingkan dengan periode pelaporan yang sama pada tahun 2022. Satu petugas kesehatan baru terkena dampak pada minggu sembilan pelaporan," kata otoritas setempat, dikutip dari The Guardian, Rabu (15/3/2023).

Perlu diketahui, selain tikus, hewan pengerat lain juga bisa menjadi pembawa virus.

Virus menyebar melalui kontak langsung dengan urine, feses, air liur atau darah tikus yang terinfeksi, juga kontak dengan benda, barang rumah tangga, dan permukaan yang terkontaminasi urine, feses, air liur, atau darah tikus yang terinfeksi.

Itu juga dapat menyebar dengan mengkonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi dengan urine, feses, air liur atau darah tikus yang terinfeksi. Penularan dari orang ke orang juga dapat terjadi melalui kontak dengan darah, urine, feses, muntahan, dan cairan tubuh lain dari orang yang terinfeksi.

"Berbeda dengan dengue fever tentunya ini sangat serius karena bisa menyebabkan kematian sangat tinggi," terang ahli epidemiologi Dicky Budiman dari Universitas Griffith Australia saat dihubungi detikcom Rabu (15/2).

"Dan biasanya kematian terjadi 2 hari pertama sejak dia mengalami gejala," sambungnya.

Cara mencegahnya disebut Dicky tetap sama dengan infeksi COVID-19 yakni memakai masker, melakukan perilaku hidup bersih dan sehat dengan rajin mencuci tangan, serta memastikan barang terhindar dari kontaminasi.



Simak Video "99% Warga RI Kebal Covid-19, Kemenkes: Kuncinya Kelengkapan Vaksin"
99% Warga RI Kebal Covid-19, Kemenkes: Kuncinya Kelengkapan Vaksin

(naf/suc)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages