Indef Minta Kemendag Waspadai Lonjakan Harga Minyakita
Kamis, 2 Maret 2023 | 08:14 WIB
Oleh: Celvin M Sipahutar / FER
Jakarta, Beritasatu.com - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad, mewanti-wanti pemerintah terkait lonjakan harga Minyakita saat Ramadan.
Minyakita mendapatkan banyak sorotan beberapa waktu belakangan. Pasalnya, harga Minyakita naik di berbagai pasar meski harga eceran tertinggi (HET) Rp 14.000 per liter atau Rp 15.500 per kg sudah ditetapkan pemerintah.
Hal ini disebabkan produksi Minyakita yang tidak mencukupi pemenuhan konsumsi masyarakat. Sehingga, pasokan Minyakita cenderung tak stabil dan harga meninggi hingga awal Maret 2023. Saat ini, masyarakat kembali dibayangi kenaikan harga minyak murah program pemerintah itu menjelang periode Ramadan.
"Tren kenaikan bahan baku juga bisa terjadi pada Minyakita saat Ramadan. Mengingat, penggunaan minyak goreng akan meningkat baik untuk buka puasa maupun acara sosial," kata Tauhid Ahmad kepada B Universe, di Jakarta, Rabu (1/3/2023).
Tauhid menjelaskan, tren menaikan harga bahan pokok saat Ramadan secara historis sudah biasa dilakukan oleh para pedagang.
"Sehingga dari produsen itu suplainya relatif tetap, tapi nyetok banyak, ya harganya karena alasan bulan puasa akhirnya para pedagang encer menaikkan harga. Padahal di produsennya tidak naik, tapi mereka karena alasan itu menaikkan harga, permintaan maupun tadi distribusi," ucap Tauhid.
Meski HET Minyakita telah ditetapkan, Tauhid meminta pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perdagangan (Kemendag), untuk bertindak serius. Sehingga, masyarakat tidak kesulitan untuk mendapatkan Minyakita sesuai harga eceran tertinggi saat Ramadan.
"Apa yang bisa dilakukan pemerintah? Sebisa mungkin, sepanjang bulan Ramadan sampai hari raya harus punya tempat untuk operasi pasar di titik strategis. Sama dengan harga yang ditetapkan pemerintah yaitu 14.000," tutur Tauhid.
Tauhid pun meminta pemerintah untuk meningkatkan stok Minyakita secara signifikan selama Ramadan. Semakin banyak titik, semakin banyak volume atau sekitar 25 persen atau 30 persen, dinilai lebih dari cukup untuk menurunkan level harga sehingga kenaikan harga atau inflasinya tidak terlalu besar.
"Kalau peningkatan stok Minyakita jumlahnya sedikit, 5 persen hingga 10 persen enggak akan cukup. Biasanya orang menyetok bisa dikatakan bukan dua kali lipat, tapi 20 persen hingga 30 persen lebih tinggi. Nah stok itu, permintaan itu yang harus diperhatikan dalam rangka operasi pasar minyakita. Semakin banyak ya semakin baik," ungkapnya.
Kementerian Perdagangan sendiri sudah menaikkan suplai Minyakita dari 300.000 ton menjadi 450.000 ton per bulan sejak Februari 2023. Kendati demikian, kelangkaan Minyakita masih kerap ditemui di berbagai pasar sehingga berimbas pada kenaikan harga
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
TAG:
Komentar
Posting Komentar