Kisah Inspiratif Mbah Lasiyo, Petani Berjulukan Profesor Pisang yang Mendunia dari Bantul

BANTUL, iNews.id - Kisah inspiratif kali ini datang dari Mbah Lasiyo Saifudin, warga Ponggok, Sidomulyo, Bantul, Yogyakarta. Petani yang dijuluki Profesor Pisang ini rupanya sukses menangkarkan ratusan bibit varietas pisang dari berbagai daerah.
Julukan profesor pisang ini rupanya datang dari keahlian Mbah Lasiyo dalam membudidayakan pisang. Tidak hanya menangkarkan, Mbah Lasiyo juga mencipatakan pupuk sendiri.

Perjalananya menekuni tanaman pisang ini rupanya dimulai saat gempa Jogja di tahun 2006. Dilansir dari akun YouTube resmi Kementeria Pertanian, Mbah Lasiyo bercerita sulitnya ekonomi warga pascagempa.
"2006 itu ada gempa. Saat itu saya mengambil inspirasi karena banyak orang mengeluh dengan kondisi," ucapnya.

Dia pun mengusulkan kepada kepala desa agar warga menanam pisang. Tujuannya selain bisa untuk dijual, pikiran Mbah Lasiyo saat itu pisang bisa dikonsumsi sendiri. Harapannya warga tak perlu mengandalkan bantuan dari pemerintah.
"Ide pisang ini karena bibitnya murah, penanamannya mudah dimana-mana bisa tumbuh," ucapnya.

Peran Mbah Lasiyo rupanya disambut baik kepala desa hingga dia pun mendapat bantuan pelatihan. Usahanya pun semakin gencar hingga bisa menanam ratusan varietas pisang.
Inovasinya di bidang penanam pisang ini rupanya menarik perhatian dari negara Italia. Mbah Lasiyo pun mewakili Indonesia dalam ajang Salone del Gusto Terra Madre 2016 di Italia.
"Tahun 2015 ada tamu dari Italia. Dia bilang nanti Mbah Lasiyo tahun 2016 kami undang. Saya pikir ya cuma omong-omongan biasa tapi ternyata beneran ada pembelian tiket dan lainnya saya diberangkatkan ke sana," ucapnya.
"Kalau dievaluasi ke diri saya ya kayanya enggak bisa sampai ke sana (Italia). Pertama saya enggak bisa bahasa Inggris, saya sudah tua, saya tidak terpelajar," ucapnya lagi.
Mbah Lasiyo pun menjelaskan, setiap eksperimen yang dia buat pasti melalui uji coba sebanyak tujuh kali. Dia menyakini ada keajaiban di angkat tersebut.
"Saya mencoba itu enggak cukup satu dua kali tapi minimal tujuh kali. Karena minimal mencoba produk itu tujuh kali dan angka 7 itu jadi rahasia Ilahi. Dari angka tujuh kita bismillah," ucapnya.
Kini di halaman rumahnya, ada ratusan bibit varietas pisang dari berbagai daerah. Mulai pisang raja bagus, raja bulu dan kepok kuning.
Editor : Nani Suherni
Follow Berita iNewsYogya di Google News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar