KLB Campak Jabar Ditemukan Paling Banyak di Bogor dan Bekasi, Bergejala Panas dan Ruam - Tempo

 

KLB Campak Jabar Ditemukan Paling Banyak di Bogor dan Bekasi, Bergejala Panas dan Ruam

7-8 minutes
Kamis, 16 Maret 2023 09:24 WIB
Imunisasi Campak

TEMPO.COJakarta - Kasus Kejadian Luar Biasa atau KLB campak di Jawa Barat paling banyak ditemukan di daerah sekitar Jakarta. Menurut Ketua Tim Kerja Surveilens dan Imunisasi Dinas Kesehatan Jawa Barat, Dewi Ambarwati, kasus temuan positif campak paling tinggi di Kabupaten Bogor, kemudian Kota Bogor, lalu Kota Bekasi. “Sejauh ini kasus paling banyak pada kalangan anak,” ujarnya, Rabu, 15 Maret 2023.

Berdasarkan data per Februari 2023, temuan kasus positif campak di Kabupaten Bogor yaitu 215 orang, Kota Bogor 138 orang, dan Kota Bekasi 100 kasus. Berada di daerah aglomerasi dengan Jakarta, menurut Dewi, penyakit campak yang menular itu berhubungan dengan perpindahan orang. Penularan virusnya melalui percikan droplet di udara saat seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin.

Dalam kurun dua bulan terakhir, KLB campak di Jawa Barat mengalami peningkatan dengan sebaran pada 13 kota dan kabupaten. Pada Januari 2023, jumlah suspek campak 985 orang, sebanyak 289 orang diantaranya terkonfirmasi positif. Semantara pada Februari, temuan kasus suspek campak menjadi 2.307 dengan konfirmasi positif 800 orang.

Penyakit campak bisa ditangkal dengan vaksin. Saat pandemi Covid-19 menurut Dewi, secara global terjadi penurunan cakupan vaksinasi. Secara nasional sejak Agustus hingga Oktober, dan November di Jawa Barat, dilakukan vaksinasi lewat Bulan Imunisasi Anak Nasional. Pencapaiannya di Jawa Barat diklaim hingga lebih dari 95 persen.

Wali kota atau bupati kata Dewi, boleh senang karena cakupan vaksinasi campak dan rubela bagus. “Tapi tolong minta di-breakdown cakupan imunisasinya per Puskesmas dan per desa masing-masing, coba diintervensi untuk cakupan desa yang belum mencapai target,” ujarnya. Vaksinasi dilakukan pada bayi berusia 9 bulan, selanjutnya antara umur 18-24 bulan, dan yang ketiga saat usia anak Sekolah Dasar.

Baca juga: Benarkah Air Kelapa Bisa Redakan Ruam Campak?

Masyarakat diminta waspada campak

Status KLB ditetapkan pemerintah kota atau kabupaten saat ada temuan lima suspek campak yang punya hubungan epidemiologis. Gejala umumnya seperti demam dan muncul ruam pada kulit tubuh. Secara klinis menurut Dewi, dokter bisa menyatakan seseorang terkena campak walau tanpa pemeriksaan sampel ke laboratorium.

Indikasi KLB lainnya yaitu jika ditemukan dua kasus positif campak berdasarkan hasil uji laboratorium dan pasiennya memiliki hubungan epidemiologis. ”Artinya pernah ketemu atau ada kontak fisik,” ujarnya. Karena penularannya dari virus cukup mudah antar manusia lewat udara, jumlah temuan yang sedikit itu pun dinyatakan sebagai KLB.

Pada pasien yang memiliki penyakit komplikasi atau penyakit penyerta lainnya, campak bisa menyebabkan kematian. Alasannya menurut Dewi, virus campak bisa membuat radang paru-paru. “Yang sembuhnya banyak, makanya kita harus deteksi dini dari awal,” kata dia.

Bisa mengenai semua usia, kasus campak rawan pada kalangan anak-anak. Pada masa pertumbuhan, menurut Dewi, organ anak belum sempurna. Imunisasinya pun belum sempurna seperti orang dewasa sehingga mudah tertular atau terkena. “Sejauh ini belum ada laporan kematian dari kasus campak di Jawa Barat,” ujar Dewi. Sebelumnya pada Januari lalu Kementerian Kesehatan menyatakan 3.341 kasus campak pada 2022.

Pilihan Editor: Alasan Pasien Campak Perlu Dirawat di Ruang Isolasi

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

4 jam lalu

Suzuki Beri Servis Gratis Mobil dan Motor Korban Banjir

Program servis gratis mobil Suzuki kebanjiran disediakan pada 14 hingga 26 Maret 2023. Sedangkan servis motor pada 22-25 Maret.

Baca Selengkapnya

15 jam lalu

Kota Bogor Sebut Tidak Berstatus KLB Campak Meski Ada 143 Sampel Uji Lab Positif

Kota Bogor menerangkan deerahnya tidak dalam status kejadian luar biasa (KLB) Campak Rubella karena meskipun terdapat 143 sampel positif.

Baca Selengkapnya

2 hari lalu

Kurir Ekspedisi Dibegal di Bekasi, Dibacok Setelah Tolak Serahkan Tas dan HP

kurir ekspedisi jadi korban begal di Babelan, Kabupaten Bekasi. Dibacok setelah menolak menyerahkan tas dan HP.

Baca Selengkapnya

2 hari lalu

Puluhan Warga Jasinga Sempat Keracunan Makanan: Ini Cara Mengatasi Keracunan Makanan

Sebanyak 117 warga Jasinga, Bogor mengalami keracunan makanan setelah menyantap hidangan pada pengajian. Inilah cara menangani keracunan makanan.

Baca Selengkapnya

2 hari lalu

Kabupaten Bekasi Perluas Cakupan UHC, Tiap Puskemas Ada Gerai Daftar BPJS Kesehafan

Kabupaten Bekasi terus berkomitmen memperluas Cakupan Kesehatan Semesta atau Universal Health Coverage (UHC) bagi seluruh warga.

Baca Selengkapnya

2 hari lalu

Lebih Detil Penyebab Keracunan Makanan

Keracunan makanan dapat terjadi pada siapa saja. Di Jasinga, Bogor, puluhan warga yang jadi korbannya. Apa saja penyebab keracunan makanan?

Baca Selengkapnya

3 hari lalu

Perampasan Motor Modus Debt Collector di Bekasi, Korban Ditipu dengan Kertas Merah

Menurut korban, pelaku perampasan motor mengendarai motor tanpa plat nomor, serta berpakaian rapi seperti debt collector.

Baca Selengkapnya

3 hari lalu

Pria di Bekasi Mencabuli Wanita Berkebutuhan Khusus di Toilet Masjid

Pria berinisial MS, 27 tahun, diduga mencabuli seorang wanita berkebutuhan khusus di toilet masjid di Bekasi.

Baca Selengkapnya

4 hari lalu

Kisah Berdirinya Persib Bandung 90 Tahun Silam

Persatuan Sepak Bola Indonesia Bandung atau Persib Bandung didirikan sebelum Proklamasi Kemerdekaan 1945, yakni pada 14 Maret 1933.

Baca Selengkapnya

4 hari lalu

Puluhan Warga Jasinga Keracunan Usai Hadiri Pengajian, Ini Penyebabnya

Camat Jasinga minta aparat kepolisian mendalami kasus keracunan massal ini dengan memeriksa sampel makanan.

Baca Selengkapnya

Baca Juga

Komentar