Pengamat Busana Sebut Thrifting Sudah Jadi Gaya Hidup di AS - Beritasatu

 

Pengamat Busana Sebut Thrifting Sudah Jadi Gaya Hidup di AS

Rabu, 15 Maret 2023 | 16:18 WIB
Winda Destiana Putri / WDP
Sejumlah calon pembeli memilih pakaian bekas atau thrifting di Pasar Senen, di Jakarta, Sabtu, 8 Januari 2022.
Sejumlah calon pembeli memilih pakaian bekas atau thrifting di Pasar Senen, di Jakarta, Sabtu, 8 Januari 2022. (BeritaSatu Photo/Mohammad Defrizal)

Jakarta, Beritasatu.com - Thrifting atau baju bekas kian diminati oleh masyarakat. Tidak hanya di dalam negeri saja, namun di luar negeri pun juga ikut merasakan tren ini.

Hal tersebut seperti yang dikatakan oleh Pengamat Busana, Franka Soeria kepada Beritasatu.com. Menurutnya, di luar negeri sendiri thrifting sudah menjadi bagian dari gaya hidup.

"Sebetulnya kalau di luar negeri sih memang bisa jadi lifestyle ya thrifting ini. Malahan sekarang trennya kalau barang itu unik atau edisi terbatas, ya harganya juga mahal," kata dia.

"Bahkan di AS sendiri kalau barang itu tren, harganya lumayan," sambungnya.

Dijelaskan lebih lanjut bahkan di AS sendiri biasanya masyarakat daerah setempat mengumpulkan pakaian layak pakai, atau barang lainnya di satu tempat. Kemudian akan dibeli oleh masyarakat setempat.

"Jadi kalau di Amerika sendiri tuh orang-orang mengumpulkan banyak baju yang sudah tidak terpakai lagi. Apa saja sih, tak hanya baju, furnitur juga ada. Kemudian dibeli sama orang-orang yang tinggal di daerah situ juga. Ada juga yang didonasikan. Jadi lebih localized ya," beber Franka.

Franka menilai bahwa yang datang ke Indonesia semuanya adalah impor dan tidak tersaring dengan baik. Sehingga di dalam satu karung lebih banyak pakaian kurang layak ketimbang yang bagus.

"Thrifting memang bisa menyakiti produk lokal karena dijual dengan harga murah. Bukan hanya itu, risiko bakteri juga besar. Harusnya bisa mencontoh seperti yang di AS. Jadi tidak impor barangnya," tutupnya.

Baca Juga

Komentar