Pilihan

Sejarah Depo Pertamina Plumpang: Mulanya Rawa, Dua Kali Terbakar - Beritasatu

 

Sejarah Depo Pertamina Plumpang: Mulanya Rawa, Dua Kali Terbakar

Senin, 6 Maret 2023 | 11:56 WIB
Oleh : Kintan Lestari / RZL

Foto udara permukiman penduduk yang hangus terbakar dampak kebakaran Depo Pertamina Plumpang.
Foto udara permukiman penduduk yang hangus terbakar dampak kebakaran Depo Pertamina Plumpang. (Foto: Antara Foto)

Jakarta, Beritasatu.com - Kebakaran besar yang terjadi di Depo Pertamina Plumpang tanggal 3 Maret 2023 masih menyisakan duka bagi para korban. Depo yang menjadi objek vital negara ini sudah ada sejak tahun 70-an, dan rupanya pernah dua kali terbakar. Bagaimana sejarah Depo Pertamina Plumpang?

Dikutip Beritasatu.com dari berbagai sumber, simak sejarah dari Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) milik PT Pertamina (Persero) yang menyuplai 20% kebutuhan BBM harian di Indonesia tersebut.

Dibangun Sejak 1972
Mengutip situs resmi Pertamina, Depo Pertamina Plumpang sudah beroperasi sejak tahun 1974. Pembangunannya sendiri dimulai sejak 1972. Saat itu wilayah tersebut masih merupakan rawa.

Terminal BBM ini berlokasi di Jalan Inspeksi Kali Sunter, No.Kav. 45-46 Kelapa Gading Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Letaknya di RT 1/RW 4, Sungai Bambu, Kecamatan Tanjung Priok.

Depo Plumpang kemudian menjadi Terminal BBM yang penting di Indonesia. Itu karena kapasitas tangki timbun Depo Plumpang sebesar 291.889 Kiloliter. Dengan kapasitas Depo Plumpang yang besar, Terminal BBM itu pun dapat menyalurkan beragam produk.

Saat ini Terminal BBM Plumpang menyalurkan produk dengan varian yang sangat lengkap yakni Premium, Bio Solar, Dex, Dexlite, Pertamax, Pertalite dan Pertamax Turbo, melalui Terminal Automation System (TAS) berkelas dunia yang biasa disebut New Gantry System ke kompartemen 249 unit mobil tangki.

Selain menyediakan varian produk yang lengkap, Depo Pertamina Plumpang juga menjadi Terminal BBM penting di Indonesia. Berdasarkan Global Tank Storage, Terminal BBM itu dapat menyuplai sekitar 20% kebutuhan BBM harian di Indonesia, atau sekitar 25% dari total kebutuhan SPBU Pertamina.

Raih Penghargaan Global Tank
Terminal BBM itu juga menerapkan implementasi Pertamina Operation & Service Excellent (POSE) yang dilakukan secara konsisten serta program continuous improvement, sehingga menjadikan operasi Terminal BBM Plumpang terbilang cukup efisien. Dengan keunggulan-keunggulan tersebut, pada tahun 2018 Terminal BBM Plumpang masuk dalam daftar nominasi 7th Most Efficient Storage Terminal pada Global Tank Storage Award dan bersaing dengan sejumlah terminal BBM dari negara lain seperti Saudi Aramco Terminals, Vesta Terminal Antwerp (Belgium), dan IL&FS Prime Terminals (UAE).

Untuk diketahui, Global Tank Storage Awards adalah ajang prestisius di industri Unit Penyimpanan (Storage and Terminal), terutama terkait keandalan unit penyimpanan, inovasi peralatan, serta parameter lain.

Dikelilingi Pemukiman Padat Penduduk
Meski awalnya berupa rawa, lama kelamaan warga mulai bermukim di area tersebut. Bahkan bisa dibilang saat ini lokasi sekitar Depo Pertamina Plumpang telah dikepung pemukiman warga.

Batas area pemukiman penduduk dengan depo Pertamina ini juga dekat. Tembok rumah warga bisa dikatakan menempel dengan tembok pembatas depo, jauh dari kata aman.

Belum ada keterangan apakah lahan sekitar depo berstatus milik Pertamina, atau memang merupakan tanah milik masyarakat. Saat Beritasatu.com mewawancarai masyarakat sekitar, Minggu (5/3/2023) sebagian warga mengaku telah tinggal di area tersebut selama puluhan tahun.

Bahkan Lurah Rawa Badak Selatan, Jakarta Utara menjelaskan permukiman di sekitar Depo Pertamina Plumpang sudah legal dan sudah dilengkapi oleh izin mendirikan bangunan (IMB).

"Itu IMB kawasan, jadi untuk mengakui bangunan saja bukan untuk lahan. Jadi seperti itu (masyarakat legal tinggal)," kata lurah bernama Suhaena itu.

Pernah Terbakar tahun 2009
Kebakaran hebat juga pernah terjadi di Depo Pertamina Plumpang, 18 Januari 2009. Penelusuran Bareskrim Polri, penyebab kebakaran berasal dari gesekan antara slot ukur dan alat pengambil sampel bahan bakar minyak (BBM), yang mengakibatkan percipakan api menyambar bensin tangki nomor 24.

Akibat kebakaran itu, satu orang petugas keamanan meninggal, dan kerugian yang dialami Pertamina sekitar Rp 17 miliar. Usai kejadian itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta PT Pertamina (Persero) menjaga standar keamanan dan keselamatan di kilang minyak.

Saat itu Jusuf Kalla juga meminta Pertamina segera membebaskan lahan di sekitar depo. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga mengusulkan zona penyangga dengan jarak 50 meter antara depo dan permukiman.

Meski demikian, proses pembebasan lahan dan pembangunan zona penyangga justru tidak ada kejelasannya. Hingga...

Kebakaran Depo Pertamina Plumpang 2023
Depo Pertamina Plumpang kembali terbakar pada Jumat (3/3/2023) malam. Akibat peristiwa tersebut, luas Depo Plumpang yang terbakar mencapai 1,5 hektare. Kebakaran terjadi diduga karena gangguan teknis saat mengisi bahan bakar. Namun hal itu masih akan diselidiki oleh polisi.

"Gangguan teknis terjadi pada saat pengisian menyebabkan adanya tekanan berlebih yang membuat depo Pertamina terbakar," kata Kapolri Listyo Sigit.

Kebakaran Depo Plumpang menelan banyak korban jiwa. Menurut kabar terakhir, 19 orang meninggal dunia, 49 orang luka-luka. Dan tiga orang masih hilang. Sekitar seribu orang pun harus mengungsi dari rumah mereka akibat peristiwa tersebut. Selain kehilangan rumah dan harta benda, para pengungsi juga dikabarkan mengalami gangguan pernafasan.

Saksikan live streaming program-program BTV di sini

TAG: 

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek