Apindo Waspadai Kenakan Bunga Fed Tekan Ekonomi Indonesia
Jakarta, Beritasatu.com - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai kebijakan suku bunga tinggi Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed) yang cenderung hawkish akan memberikan tekanan lebih besar pada perekonomian Indonesia.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan Indonesia akan jauh lebih sulit mempertahankan stabilitas ekonomi makro dan moneter bila suku bunga Bank Indonesia (BI) tidak ikut dinaikkan. Namun bila bunga BI dinaikkan sama dengan kecepatan the Fed, Indonesia akan kehilangan momentum pertumbuhan dan terdesak memasuki kondisi stagflasi.
“Arus pendanaan/investasi global akan semakin tersendat dan pelaku usaha menahan investasi dan ekspansi karena proyeksi beban usaha lebih tinggi sehingga penciptaan lapangan kerja rendah, bahkan mungkin menyebabkan PHK (pemutusan hubungan kerja). Sebab pengusaha harus meningkatkan efisiensi dan memastikan survival usaha,” kata Shinta saat dihubungi Investor Daily pada Rabu (08/03/2023)
Sebelumnya di depan Komite Perbankan Senat AS, Selasa (7/3/2023) Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengejutkan kalangan investor dengan memberikan pernyataan bahwa suku bunga mungkin perlu naik lebih cepat dan lebih tinggi dari perkiraan untuk mengendalikan inflasi. Sementara itu FOMC Meeting selanjutnya berlangsung pada 21-22 Maret 2023.
Shinta menyarankan agar BI dapat menahan kenaikan suku bunga dan menyesuaikan kecepatan mengerek suku bunga secara lebih moderat dan berimbang. Tujuannya, untuk pengendalian inflasi nasional dan penciptaan stabilitas moneter nasional. BI juga perlu memaksimalkan instrumen alternatif yang berkontribusi terhadap pengendalian inflasi dan stabilitas nilai tukar selain menaikkan suku bunga acuan.
“Hal ini bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti menginsentifkan pengendapan dana asing atau valas di berbagai instrumen finansial nasional, meningkatkan market akses investasi, fasilitasi serta insentif investasi di sektor-sektor investasi produktif,” kata dia.
Dia berpendapat ketentuan minimal spread suku bunga BI prinsipnya mengikuti kebutuhan stabilitas makro ekonomi dan moneter domestik. Langkah ini untuk meningkatkan daya tarik rupiah. Hal yang lebih penting sebenarnya suku bunga dapat menciptakan produktivitas ekonomi domestik, khususnya ekspor barang dan jasa, penciptaan cadangan devisa untuk membiayai external debt termasuk pembiayaan impor.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Komentar
Posting Komentar