Jumat, 14 April 2023 | 12:23 WIB
AB
![Ilustrasi Transjakarta.](https://img2.beritasatu.com/cache/beritasatu/910x580-2/1586753304.jpg)
Ilustrasi Transjakarta. (Antara)
Jakarta, Beritasatu.com - Penjabat Gubernur Provinsi DKI Jakarta Heru Budi Hartono menilai Transjakarta dapat meningkatkan pendapatan dari sumber lain tanpa harus menaikkan tarif. Usulan kenaikan tarif yang mencuat belakangan ini hanya berdasarkan hasil survei dan perlu dibahas lebih lanjut.
"Pendapatan TransJakarta bisa dari sumber-sumber lain, tidak harus dari tarif yang dinaikkan," kata Heru Budi di auditorium Dinas Pendidikan DKI Jakarta yang dikutip dari Antara, Kamis (14/4/2023).
Pada kesempatan itu, Heru Budi Hartono juga mempertanyakan asal mula ide untuk menaikkan tarif Transjakarta.
Advertisement
Sebelumnya, PT Transportasi Jakarta mengaku telah menerima usulan dari Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) untuk menaikkan tarif layanan pada jam sibuk pukul 07.01-10.00 dan 16.01-21.00. DTKJ mengusulkan tarif Transjakarta menjadi Rp 4.000 sampai Rp 5.000 pada rentang waktu tersebut.
Wacana kenaikan tarif Transjakarta mencuat setelah Dinas Perhubungan DKI Jakarta membuat survei melalui media sosial. Survei tersebut berjalan sejak Senin (3/4/2023) pagi di Instagram @dishubdkijakarta.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo membenarkan adanya survei tersebut. "Terkait survei kenaikan tarif, ini sebenarnya cek ombak. Kami harapkan ini sebagai bahan evaluasi," kata Syafrin dalam rapat di Komisi B DPRD DKI Jakarta, Senin (3/4/2023).
Syafrin menyatakan tarif Transjakarta sebesar Rp 3.500 sudah berlaku sejak 2007 dan belum pernah ada kenaikan, sedangkan moda angkutan massal lain, seperti KRL, sudah mengalami kenaikan tarif. Meski demikian, dia menegaskan saat ini belum ada kenaikan tarif Transjakarta.
"Tarif masih sama, yakni Rp 3.500 per sekali naik," tegasnya.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Bagikan
Komentar
Posting Komentar