Lebaran Ketupat Tiba, Pengrajin di Blitar Kebanjiran Orderan - Beritasatu

 

Lebaran Ketupat Tiba, Pengrajin di Blitar Kebanjiran Orderan

Kamis, 27 April 2023 | 18:57 WIB
Didik Fibrianto / WDP
Lebaran ketupat menjadi salah satu tradisi dalam perayaan Idulfitri yang tak bisa dilepaskan. Lebaan ketupat ini dirayakan 7 hari setelah Idulfitri.
Lebaran ketupat menjadi salah satu tradisi dalam perayaan Idulfitri yang tak bisa dilepaskan. Lebaan ketupat ini dirayakan 7 hari setelah Idulfitri.

Blitar, Beritasatu.com - Lebaran ketupat menjadi salah satu tradisi dalam perayaan Idulfitri yang tak bisa dilepaskan. Lebaan ketupat ini dirayakan 7 hari setelah Idulfitri.

Istilah tersebut telah menjamur di semua kalangan umat Islam terutama di Pulau Jawa. Bahkan, bagi orang Jawa ketupat tidak bisa lepas dari perayaan Idulfitri. Memasuki musim lebaran ketupat seorang pengrajin janur di Blitar Jawa Timur kebanjiran orderan.

Kasman, pengrajin yang tinggal di Kelurahan Tanjungsari, Kota Blitar, mengatakan dirinya memanfaatkan momen lebaran untuk membuat ketupat karena banyak warga yang membeli untuk dimakan bersama keluarga maupun oleh-oleh. Ia mengaku pada lebaran ketupat tahun ini, dirinya menerima pesanan hingga ribuan.

Selama lima hari di lebaran 2023 ini, produksi ketupat yang dibuatnya sudah sekitar 3.000 buah. Perkiraan, dirinya nanti bisa membuat ketupat hingga 10 ribu buah.

"Hari raya kedua sudah produksi hingga 300 biji. Kalau hari ini sudah habis 1.150 biji, nanti lebih banyak lagi bisa sekitar 3.000 sampai 10 ribu biji ketupat," ujarnya.

Menurut Kasman, membuat ketupat tidak terlalu sulit. Awalnya, daun kelapa yang masih muda atau janur, dipisahkan dari lidinya kemudian dianyam menjadi kerucut berbentuk ketupat.

Kemudian, diisi dengan beras dan dimasak. Proses memasaknya juga cukup lama. Memanfaatkan dua dandang besar, ratusan ketupat dimasak setiap harinya. Setidaknya, dibutuhkan waktu sekitar lima jam untuk masak ketupat hingga matang. Setelah masak, ketupat kemudian diangin-anginkan dan siap dijual.

Kasman mengaku selalu membuat ketupat saat Lebaran dan dijual di pasar tradisional wilayah Kota Blitar. Setiap 10 ketupat dijual seharga Rp 22.000 hingga Rp 25.000.

Ia menjelaskan modal untuk membuat ketupat Rp 3.000.000 untuk membeli berbagai macam bahan dan perlengkapan seperti janur serta kayu bakar dan juga beras. Untuk membuat 1000 ketupat biasanya dia membutuhkan 1 kuintal beras.

"Modal Rp 3.000.000 hasil keuntungannya bisa Rp 20.000.000 bersih," pungkas Kasman.

Sementara itu, dihimpun dari berbagai sumber, bagi orang Jawa makna ketupat lebaran bukanlah sekedar hidangan khas hari raya. Namun, ketupat memiliki makna khusus yang dikenalkan Sunan Kalijaga.

Ketupat atau kupat dalam bahasa jawa merupakan kependekan dari Ngaku Lepat ( mengakui kesalahan) dihadapan kedua orang tua atau orang yang lebjh tua dengan melakukan prosesi sungkeman.

Sungkeman mengajarkan pentingnya menghormati orang tua, bersikap rendah hati, memohon keikhlasan dan ampunan dari orang lain, khusunya orang tua.

Filosofi ketupat sendiri yakni mencerminkan beragam kesalahan manusia dan mencerminkan kebersihan dan kesucian hati setelah memohon ampunan dari segala kesalahan.

Dengan kesucian hati itulah mencerminkan kesempurnaan manusia atau kemenangan umat Islam setelah menjalani laku ritual berpuasa sebulan penuh sampai menginjak Idulfitri.

Ketupat menjadi tradisi Islami ketika ketupat menjadi makanan yang selalu ada di saat umat Islam merayakan lebaran sebagai momen yang tepat untuk saling meminta maaf dan mengakui semua kesalahannya masing-masing.

Bagikan

Baca Juga

Komentar