Mudik Jakarta-Pangandaran Via Jalur Selatan, Siapin Mental untuk Keindahan Alamnya!
Musim mudik lebaran 2023 sudah di depan mata. Salah satu jalur alternatif mudik di Pulau Jawa yang menyuguhkan eksotisme pemandangan alam yang indah adalah jalur pantai selatan.
Kali ini detikOto melakukan program 'Ekspedisi Jalur Mudik Bersama Honda BR-V' untuk mengecek kesiapan jalur mudik lebaran 2023 dan secara spesifik mengecek kesiapan jalur pantai selatan Jawa. Etape pertama yang kami lalui ialah Jakarta-Pangandaran.
Rute tersingkat dan umum dipilih jika hendak ke Pangandaran dari Jakarta, sebenarnya lewat tol Jakarta-Cikampek, sambung Tol Cipularang-Tol Purbaleunyi dan keluar di Cileunyi lalu ambil Jalan Nasional III menuju Ciamis dan Pangandaran. Rute ini menempuh jarak sekitar 350-an km dari dan waktu tempuh normal 7 jam perjalanan.
300x250
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun rute alternatif yang menyuguhkan pemandangan alam yang eksotis hingga jalur yang menyenangkan untuk dilewati adalah via Soreang-Ciwidey-Ranca Buaya. Meski lebih jauh sekitar 100-an km dari rute umum tapi bagi detikers yang suka menyetir dan berniat mudik sambil 'cuci mata', rute ini dapat dipilih.

Etape Pertama: Jakarta-Rancabali
Dari Jakarta, detikers bisa menggunakan Tol Jakarta-Cikampek lalu ke Tol Cipularang dan sambung Tol Purbaleunyi. Selanjutnya masuk ke ruas Tol Soroja untuk keluar di exit tol Soreang. Begitu keluar tol Soreang, ambil arah Jalan Soreang-Ciwidey dan lanjutkan hingga ke Rancabali.
Etape Ciwidey-Rancabali ini menyuguhkan pemandangan hamparan kebun teh dan jalur yang berkelok-kelok. Perlu diperhatikan, jalur ini tak memiliki pembatas jalan dan pinggirannya langsung berbatasan dengan rumput. Selain itu lapisan aspal juga cukup tebal, hingga untuk melipir perlu memperhatikan tinggi kendaraan agar bagian bawah bodi tidak terseret pinggiran jalan.
Tim detikOto melakukan perjalanan Cek Jalur Mudik ini menggunakan SUV anyar dari Honda, yakni BR-V dan WR-V. Ground clearance yang tinggi membuat kami fleksible untuk melipir tanpa khawatir bagian bawah mobil terseret aspal. Selain itu, karakter jalur yang berkelok-kelok juga menjadi menyenangkan sebab karakter pengendalian mobil yang tajam dan lincah.
Perjalanan dari Jakarta hingga Rancabali ini menempuh waktu sekitar 3 jam 15 menit, sehingga ada baiknya untuk berhenti dan beristirahat setelah berkendara sepanjang itu. Di Rancabali ini terdapat beberapa tempat pemberhentian seperti warung makan atau sekadar warung penjual minuman.

Etape Kedua: Rancabali-Santolo
Usai beristirahat di dataran tinggi Rancabali, perjalanan dapat diteruskan masih lewat jalan utama Ciwidey. Setelah Rancabali, kita akan masuk ke Kabupaten Cianjur dan tepatnya melewati daerah Cidaun. Pemandangan hamparan kebun teh mulai tergantikan dan kita kini disuguhkan pemandangan hutan hingga lanskap sawah dengan latar belakang air terjun. Eksotis!
Namun rute di Kabupaten Cianjur ini tergolong lebih sempit dari jalanan di Rancabuaya. Sehingga perlu lebih waspada ketika menyetir. Saat pengecekan di awal April 2023, terlihat pula beberapa ruas jalan tengah diperbaiki dan membuatnya menyempit.
Dari Cidaun perjalanan berlanjut ke Jalan Ranca Buaya di daerah Garut Selatan, Kabupaten Garut. Di sini, kita sudah beririsan langsung dengan Pantai Selatan Jawa. Karakter Jalan Ranca Buaya ini sudah datar, cenderung lurus-panjang, dan melewati beberapa jembatan.
Di Garut Selatan ini juga terdapat beberapa pantai yang dapat disinggahi. Namun tim detikOto memilih Pantai Santolo, sebab jarak tempuh yang cukup ideal untuk beristirahat, ketersediaan rumah makan, hingga lanskap pantai yang indah.
Nah! Hal yang juga harus diperhatikan ketika melewati etape pertama ini adalah ketersediaan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Terpantau dari Ciwidey hingga Ranca Buaya, SPBU sangat minim dan didominasi oleh penjual bahan bakar eceran.

Etape Penutup: Santolo-Pangandaran
Etape terakhir dari perjalanan Jakarta-Pangandaran via Jalur Pantai Selatan ini adalah Santolo-Pangandaran. Setelah beristirahat di daerah pantai Garut Selatan, perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri Jalan Lintas Selatan Jawa Barat.
Kami mencatat dari Santolo ke Pangandaran sudah lebih banyak SPBU besar yang dapat disinggahi. Selain itu, etape ini juga lebih terasa ramai di sepanjang jalurnya. Namun di beberapa titik, jalanan menyempit dan kepung oleh perkebunan karet. Sesekali juga tim detikOto harus mengambil pengereman dalam untuk menunggu hewan ternak yang menyebrang.
Honda WR-V dan BR-V yang kami gunakan dibekali oleh teknologi canggih Honda SENSING, di mana terdapat fitur Collision Mitigation Brake System. Fitur ini membuat kegiatan menyetir menjadi tak ragu, sebab objek di depan baik kendaraan, pejalan kaki, hingga hewan dapat terdeteksi oleh mobil.
Hadirnya fitur ini bahkan dapat membuat mobil memberi peringatan visual dan audio untuk mengingatkan pengendara. Bahkan mobil juga dapat dapat mengurangi kecepatan kendaraan secara otomatis untuk mengurangi dampat dampak benturan yang tidak terhindarkan.
Kendati demikian, perlu diingat bahwa sistem canggih ini tidak mencegah tabrakan atau menghentikan kendaraan secara otomatis. Tentu masih merupakan kewajiban kita untuk berkendara dengan bijak dan menjalankan pedal rem hingga roda kemudi secara benar sesuai kondisi berkendara.
Etape terakhir ini menyuguhkan pemandangan hamparan perkebunan karet dengan jalur yang mulus hingga marka jalan yang tebal. Suasana jalan seperti ini berakhir setelah kita memasuki wilayah Cijulang, di mana sudah lebih ramai masyarakat. Dari Cijulang ke Pangandaran tersisa belasan kilometer.
Total dari Jakarta ke Pangandaran via Jalur Selatan ini memakan waktu 9,5 jam dan jarak tempuh sekitar 430-an km. Kami mengambil waktu 3-4 kali untuk berhenti agar perjalanan lebih aman dan pengendara tetap fit selama berkendara.
Dalam perjalanan ini, Honda BR-V dan Honda WR-V memiliki tangki bensin yang cukup besar. Kami mengisi bensin hingga tangki penuh di Rest Area Tol Jakarta-Cikampek dan masih tersisa banyak saat sampai di Pangandaran.
Hal disebabkan oleh mesin 1.5 L yang bertenaga namun tetap irit bahan bakar. Honda BR-V dan WR-V juga dibekali dengan trasmisi CVT yang cekatan, sehingga efisiensi penggunaan bahan bakarnya ketika mobil berakselerasi.
(mhg/din)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar