Putra Sulung AKBP Achiruddin Buka Suara soal Kasus Ayah dan Adiknya
AKBP Achiruddin di Gedung Ditreskrimum Polda Sumut. (CNN Indonesia/Farida Noris)
Yuk, daftarkan email jika ingin menerima Newsletter kami setiap awal pekan.
Medan, CNN Indonesia --
Penganiayaan yang dilakukan Aditya Hasibuan anak dari AKBP Achiruddin Hasibuan terhadap Ken Admiral di depan rumah mereka di Medan, Sumatera Utara, pada Desember 2022 lalu terus menjadi perbincangan.
Kasus itu kini telah ditarik ditangani Polda Sumut dan Aditya Hasibuan telah ditetapkan sebagai tersangka. Sedangkan AKBP Achiruddin dicopot dari jabatannya sebagai Kabag Bin Ops Direktorat Narkoba Polda Sumut. Selain dicopot, Achiruddin juga diisolasi di penempatan khusus (patsus).
Putra sulung AKBP Achiruddin, Arya Hasibuan pun buka suara atas kasus dugaan penganiayaan yang menjerat ayah dan adiknya tersebut. Dia mengklaim kasus itu bukan penganiayaan, tetapi perkelahian satu lawan satu yang diawali rasa cemburu dari Ken Admiral.
"Saya tegaskan ini bukan penganiayaan, ini adalah satu lawan satu yang diawali Ken cemburu kepada adik saya. Dia ngincar ngincar adik saya untuk ketemu sampai akhirnya lepaslah di rumah saya ini. Mereka memang ingin menyelesaikan secara jantan," kata Arya Hasibuan dalam video yang diterima CNNIndonesia.com, Jumat (28/4).
Arya menyebutkan awalnya adiknya dan Ken Admiral hanya ingin menyelesaikan masalah yang terjadi antara mereka secara jantan. Lalu Ken Admiral mendatangi rumah mereka. Ia membantah bahwa ayahnya membiarkan perkelahian itu terjadi.
"Ayah saya bukan dengan sengaja membiarkan perkelahian itu terjadi, tapi mengantisipasi terjadinya hal-hal tidak diinginkan ke depannya misalnya tawuran. Adit bawa temen, Ken bawa temen bawa sajam. Jadi orang tua saya enggak mau itu terjadi. Jadi Adit merasa enggak pas sama Ken, Ken gak pas sama Adit, jadi mereka saja yang menyelesaikan masalah itu secara jantan lah. Jadi ayah saya gak ingin ada kejadian ke depannya lagi, jadi setop sampai di sini," klaimnya dalam video tersebut.
Setelah perkelahian di depan rumah mereka, Arya mengklaim Ken dan Adit sudah sepakat untuk damai. Bahkan AKBP Achiruddin juga memberikan amplop berisi uang untuk biaya pengobatan Ken Admiral.
"Jadi si Ken itu ngomong, om sebaiknya masalah ini diselesaikan secara kekeluargaan saja. Jadi ayah saya saat itu sudah damai, sudah dikasih makan, sudah mau pulang dikasih lagi sama ayah saya amplop untuk biaya pengobatan. Bukan angkanya sih, tapi lebih kita anggap dia sebagai teman dia luka terus kita obati. Terus ayah saya bilang kalau ada yang perlu bilang aja biar kita bantu. Sampai kita antar mereka pulang," ujar Arya.
Klaim bukan masalah besar, tapi jadi kemana-mana
Arya menyesalkan sikap Ken Admiral yang belakangan melaporkan adiknya ke polisi meski keduanya sudah sepakat berdamai.
"Enggak taunya setelah dua hari, adik saya dapat telepon dari penyidik Polrestabes untuk diperiksa. Ternyata si Ken bikin laporan penganiayaan. Saya sangat menyayangkan itu. Ini masalah bukan masalah besar tapi yang terjadi malah ke mana-mana," ucapnya.
Arya juga kecewa dengan tersebarnya potongan video saat penganiayaan. Menurutnya potongan video itu telah merugikan keluarganya.
"Mereka memang ingin selesaikan secara jantan. Saya menyayangkan ada tersebar potongan video adik saya berantem sama si Ken posisi nya adik saya di atas. Asumsi orang adik saya menganiaya, padahal adik saya dan Ken itu berantem satu lawan satu. Selama ini informasi cuma satu sumber saja, saya bukan ngasih pembelaan tapi saya hanya ingin beritanya lurus nggak ke mana-mana," tegas Arya.
Flashdisk diterima ibu korban
Sementara itu mengutip dari detik.com, Ibunda Ken Admiral, Elvi, mengaku dirinya mendapat rekaman video penganiayaan anaknya dari flashdisk yang dikirimi seseorang. Flashdisk itu dikirim satu hari sebelum lebaran.
"Satu hari sebelum lebaran. Kalau lebarannya malam ini, sorenya kami terima flashdisk berisi video itu melalui paket," kata Elvi kepada wartawan saat berada di Mapolda Sumut, Medan, Kamis (27/4).
Rekaman video itu, kata dia, menampilkan anaknya dianiaya Aditya di hadapan beberapa orang serta AKBP Achiruddin.
"Baru kami buka dan menonton. Di situ lah saya, artinya proses ini sudah berjalan di Polda. Tapi saya nengok video itu, mana ada orangtua yang tidak menangis melihat anaknya dipijak," ungkapnya.
Setelah itu ia pun emosi dan tidak bisa mengontrol diri. Video itu pun viral di media sosial pada 25 April 2023. Di hari itu juga, Aditya ditetapkan jadi tersangka penganiayaan.
Kini, Aditya telah ditahan karena dikenakan pasal 351 ayat 2 dengan ancaman hukuman lima tahun. Diketahui, pemicu penganiayaan ini karena asmara.
Sementara, Achiruddin juga telah dicopot dari jabatannya sebagai Kabag Bin Ops Satresnarkoba Polda Sumut karena membiarkan penganiayaan itu terjadi.
Di luar kasus penganiayaan itu, AKBP Achiruddin pun menjadi sorotan karena kerap pamer gaya hidup mewah dan dugaan kejanggalan harta yang dimilikinya.
Tim penyidik Polda Sumut telah menggeledah rumah Achiruddin dan gudang solar yang diduga miliknya di Medan. Selain itu, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) memblokir rekening Achiruddin dan anaknya berisi uang puluhan miliar rupiah. PPATK mengendus, perwira menengah itu melakukan tindak pidana pencucian uang (TPPU).
(fnr/kid)
Saksikan Video di Bawah Ini:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar