Cerita Nasabah BSI Kesulitan Tarik Uang untuk Bayar Pajak hingga Akhirnya Paksa Kantor Cabang...
5-6 minutes
Kamis, 11 Mei 2023 10:36 WIB
PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI bakal ditinggalkan pemegang saham lama, sekaligus membuka pintu untuk pemodal baru tahun ini.
TEMPO.CO, Jakarta - Salah seorang nasabah PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk. atau BSI menceritakan kesulitan yang dihadapinya saat aplikasi mobile bankingbank tersebut mengalami gangguan sejak Senin lalu.
Anton Gerard, pegawai firma hukum di Jakarta yang telah menjadi nasabah BSI sejak 2021 menjelaskan ia tak bisa melakukan transaksi di akun pribadi maupun perusahaannya padahal sudah waktunya membayar pajak.
"Saya mau mengecek saldo yang biasanya rutin setiap pagi lewat BSI Net. Ini enggak bisa sama sekali sampai hari ini. Padahal sudah mepet waktu bayar pajak," tuturnya kepada Tempo, Rabu malam, 10 Mei 2023.
Karena bertugas mengatur administrasi keuangan di kantornya, Anton mengaku selalu menggunakan aplikasi BSI Net untuk melakukan transaksi. Sehingga pada hari pertama aplikasi itu mengalami gangguan, ia langsung menelepon call center BSI.
Kala itu, ia diberitahu oleh pihak cabang BSI di Jakarta Barat, bahwa sedang ada gangguan pada aplikasi akibat system maintenance. Akhirnya Anton menunggu, namun hingga sore hari aplikasi BSI Net tak kunjung bisa digunakan.
Advertising
Advertising
Akhirnya ia mendatangi langsung kantor cabang di bilangan Jakarta Barat untuk menanyakan jumlah saldo dan meminta penarikan saldo sebesar Rp 45 juta untuk membayar pajak. Ia mengaku mulai khawatir karena tengat waktu pembayaran pajak adalah setiap tanggal 10 tiap bulannya.
Saat itu, tuturnya, pihak BSI terlihat kebingungan dan mengatakan tak bisa memeriksa saldo di akun rekeningnya maupun perusahaannya. Pasalnya, sistem di kantor cabang yang ia datangi juga tak bisa mengaksesnya atau offline.
Selanjutnya: "Di internal mereka yang saya tangkap, ..."
Apa Itu Ransomware yang Diduga Serang hingga Bikin Sistem di BSI Eror?
Ransomware adalah salah satu jenis malware yang paling berbahaya. Pasalnya, malware tersebut mengenkripsi (mengunci dengan kata sandi) file pada perangkat keras komputer
Komentar
Posting Komentar