Daftar Negara Ramai-Ramai Tinggalkan Dolar, Amerika Sebagai Negara Adidaya Terancam | merdeka - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Daftar Negara Ramai-Ramai Tinggalkan Dolar, Amerika Sebagai Negara Adidaya Terancam | merdeka

Share This

 

Daftar Negara Ramai-Ramai Tinggalkan Dolar, Amerika Sebagai Negara Adidaya Terancam | merdeka.com

Anisyah Al Faqir
6-7 minutes
Merdeka.com - Krisis ekonomi global telah membuat posisi Amerika Serikat (AS) sebagai negara adidaya mulai terancam. Ketidakpastian global sangat mempengaruhi stabilitas mata uang karena bergantung pada kurs dolar AS.

Kondisi ini pun membuat banyak negara kini mulai mengurangi penggunaan mata uang Negeri Paman Sam. Antar negara kini membuat kesepakatan penggunaan mata uang lokal dalam transaksi baik dalam hal perdagangan maupun investasinya. Fenomena ini pun dikenal dengan istilah dedolarisasi.

Negara Kawasan ASEAN

Bank Indonesia misalnya, sejak tahun lalu telah menjalin kerja sama dengan sejumlah negara untuk menggunakan mata uang lokal dalam setiap transaksinya. Kini Indonesia tidak menggunakan dolar AS untuk bertransaksi dengan Australia, Jepang, China, Thailand dan Malaysia.

Tak hanya itu, baru-baru ini Indonesia dan Korea Selatan pun menandatangani kesepakatan mata uang lokal yakn Rupiah dan Won untuk setiap transaksi.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan semakin cepat dan luas penggunaan mata uang lokal, manfaatnya akan segera dirasakan masyarakat. Tak hanya itu, penggunaan mata uang lokal akan mendorong stabilitas nilai tukar mata uang negara masing-masing.

"Dengan semakin luasnya penggunaan local currency, tentu saja stabilitas nilai tukar juga akan lebih terjaga dan ini juga akan lebih efisien, biaya transaksi kan lebih murah," kata Perry di Jakarta.

Sebagai informasi, penggunaan mata uang lokal antara Indonesia dengan China sudah dimulai sejak 2021. Kerja sama ini merupakan kesepakatan antara BI dan People Bank of China (PBC). Bank di negara masing-masing berperan sebagai Appointed Cross Currency Dealer (ACCD). Mereka yang ditunjuk merupakan perusahaan yang memiliki kemampuan memfasilitasi transaksi Rupiah dan Yuan.

Adapun bank yang dimaksud antara lain PT BCA Tbk, Bank of China (Hongkong) Ltd, PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk, PT Bank Danamon Indonesia Tbk, PT Bank ICBC Indonesia, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Kemudian PT Bank Maybank Indonesia Tbk, PT BNI (Persero) Tbk, PT Bank OCBC NISP Tbk, PT Bank Permata Tbk, PT BRI (Persero) Tbk, PT Bank UOB Indonesia.

2 dari 4 halaman

Negara Aliansi Baru, BRICS

Selain Indonesia dan kawasan ASEAN, sejumlah negara juga telah melakukan kerja sama serupa. China dan Brasil juga telah lama meninggalkan dolar AS dalam setiap transaksinya. Penggunaan Yuan dan Real diketahui dalam sebuah transaksi senilai USD 171,49 miliar

Negara aliansi BRICS dikabarkan akan meninggalkan dolar AS dalam setiap transaksinya. Mereka adalah Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan.

Kabarnya aliansi negara baru ini akan menciptakan alat pembayaran baru. Mata uang ini nantinya akan diamankan dengan emas dan komoditas lain. Pembahasan mata uang ini pun muncul atas inisiasi Rusia. Hal ini terungkap oleh anggota parlemen Rusia Alexander Babakov saat bertandang ke India beberapa waktu lalu.

"Negara-negara BRICS akan mempresentasikan perkembangan persiapan mata uang baru pada pertemuan puncak para pemimpin BRICS tahun ini," katanya di sela-sela Forum Bisnis India-Rusia di New Delhi, beberapa waktu lalu.

Adanya mata uang baru ini akan terbentuk sebuah kalibrasi baru yang akan menggeser dolar. "Sebagai transisi transaksi dalam mata uang nasional adalah langkah pertama," kata Babakov.

3 dari 4 halaman

Arab Saudi

Upaya meninggalkan dolar di Arab Saudi juga kian mengemuka. Kabarnya Petro Dolar akan berganti menjadi Petro Yuan. Rencana ini sebenarnya sudah ada sejak lama, namun prosesnya masih maju-mundur.

Jika rencana ini berakhir, permintaan dolar AS kemungkinan akan tergerus habis. Mengingat kontrak Saudi Aramco dengan perusahaan China terkait penjualan minyak nilainya mencapai USD10 miliar. 

Persekutuan Rusia dengan Iran dan Arab Saudi dan China dengan India yang semakin solid. Negara-negara tersebut saling berkolaborasi di sektor perdagangan untuk memperkuat yuan China guna mendobrak hegemoni dolar AS (Amerika Serikat).

Presiden China Xi Jinping tahun lalu telah memproklamirkan awal dari era petroyuan di Riyadh, Arab Saudi, yang dikemas sebagai internasionalisasi mata uang China untuk digunakan dalam perdagangan minyak melalui Shanghai Petroleum and National Gas Exchange.

Guru Besar Emeritus Universitas Pertahanan AM Hendropriyono menyampaikan, Beijing siap untuk mengimpor minyak mentah dan gas alam secara konsisten dalam jumlah besar dari negara teluk (Arab Saudi dan lainnya).

Dia melaporkan, Shanghai Cooperation Organisation (SCO) selaku organisasi kerjasama ekonomi, politik dan militer antarbangsa Asia (Rusia masuk di dalamnya), sejak 2023 memulai kemitraan strategis untuk 25 tahun ke depan dengan nilai investasi USD 400 miliar.

"Mereka bersama dengan sekutunya di Uni Eurasia pimpinan Moskow kini menantang rezim petrodolar, yang merupakan inti dari sistem keuangan Barat yang masih menguasai hampir 80 persen perdagangan di pasar minyak global,” kata . Hendropriyono, Kamis (12/1) lalu/

"Mulai tahun 2023, mereka akan menggeser ekonomi dunia ke Eurasia dan sistem ideologi politik ke dunia yang multipolar," sambungnya. 

4 dari 4 halaman

India-Malaysia-UEA

Pemerintah India tahun ini mulai gencar menggunakan mata uang Rupee dalam berbagai transaksi perdagangan mereka dengan sejumlah negara. Beberapa diantaranya yakni Jerman, Inggris, Singapura, Malaysia dan Uni Emirat Arab (UEA). 

Penggunaan mata uang lokal masing-masing negara digunakan untuk transaksi pembayaran dan investasi. Khusus untuk kerja sama India, Malaysia dan UEA, penggunaan mata uang lokal hanya untuk transaksi perdagangan komoditas non minyak mentah. 

Eropa 

Penggunaan mata uang dolar AS memang sudah jarang di kawasan Eropa. Berdasarkan data Bank Sentra AS penggunaan dolar AS hanya 23,1 persen sepanjang tahun 1999-2019. 

Selama 20 tahun penggunaan dolar AS hanya dalam bentuk Greenback. Makanya, penggunaan mata uang Euro lebih utama di kawasan Eropa.

(mdk/idr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages