Karimunjawa Tercemar Limbah, Petani Rumput Laut Gagal Panen By BeritaSatu.com

 

Karimunjawa Tercemar Limbah, Petani Rumput Laut Gagal Panen

By BeritaSatu.com
beritasatu.com
Petani rumput laut di perairan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, menunjukkan kondisi hasil budidaya yang diduga tercemar limbah, Minggu, 7 Mei 2023.
Petani rumput laut di perairan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, menunjukkan kondisi hasil budidaya yang diduga tercemar limbah, Minggu, 7 Mei 2023.

Jepara, Beritasatu.com - Petani rumput laut hingga sejumlah nelayan di perairan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, mengeluhkan dugaan pencemaran limbah yang berdampak pada gagal panen total.

Sementara, ekosistem ikan pantai yang menghilang dan rusak membuat nelayan ikut merasa resah karena kesulitan mengais pundi rupiah.

Surokim, salah seorang petani rumput laut di Desa Kemujan, Kecamatan Karimunjawa, Jepara, berkesempatan mengajak wartawan Beritasatu.com, untuk melihat secara langsung kondisi budidaya rumput laut miliknya, yang berjarak sekitar 10 menit dari tepi pantai Desa Kemujan.

Petani rumput laut di perairan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, menunjukkan kondisi hasil budidaya yang diduga tercemar limbah, Minggu, 7 Mei 2023.
Petani rumput laut di perairan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, menunjukkan kondisi hasil budidaya yang diduga tercemar limbah, Minggu, 7 Mei 2023.

Surokim yang merupakan petani rumput laut sejak 1997 mengakui, baru kali ini mengalami gagal panen total, karena diduga tercemar limbah tambak udang.

"Akibatnya, modal sekitar Rp 5 juta yang saya gunakan untuk proses awal pembibitan rumput laut terancam menghilang," jelasnya.

Sebenarnya, kata Surokim, kerusakan budi daya rumput laut sudah terjadi semenjak tahun 2020 silam. Namun, saat ini kondisi pencemaran limbah semakin parah. Hal tersebut dikarenakan, terus bertambahnya para pengusaha yang mengembangkan budi daya udang di Pulau Karimunjawa.

"Kalau rusak karena alam kita tahu, pasalnya kita main rumput laut bukan hanya satu atau dua tahun. Saya modal Rp 3 juta belum tali, kalau sama tali Rp 5 jutaan. Terus saat ini faktanya enggak bakal balik modal ini, gagal total ini," ungkapnya.

Saksikan live streaming program-program BTV di sini

URL berhasil di salin.

Sekarang, lanjut Surokim, budi daya rumput laut miliknya hanya dibiarkan begitu saja. "Kondisi rumput laut sebagian besar terselimuti kotoran dan mayoritas sudah berlumut," tandasnya.

Keluhan yang sama juga disampaikan Musairin, nelayan pencari ikan pinggir, yang merupakan warga Desa Karimunjawa, Kecamatan Karimunjawa, Jepara.

Menurut Musairin, ekosistem ikan di pinggir pantai Karimunjawa saat ini sulit untuk dicari, sudah tidak seperti dulu lagi. Hal tersebut karena kondisi pantai yang diduga sudah tercemar, sehingga ikan pada tidak dipinggir larinya ke tengah laut.

"Saya sebagai nelayan pinggir saya merasa tertekan lah dengan adanya tambak di Karimunjawa," katanya.

Dampaknya pada penghasilan yang saat ini semakin sulit. Menurut Musairin, dulu mencari ikan di pinggir dalam satu malam bisa dapat Rp 200.000, sekarang sudah semakin sulit.

"Sekarang, sudah beberapa hari saya kerja malam tidak dapat apa-apa, apalagi Rp 50.000, Rp 10.000 pun saya tidak dapat," terangnya.

Musairin berharap pemerintah agar dapat bertindak tegas atas kasus kali ini karena jika dibiarkan terus ekosistem pantai di Pulau Karimunjawa bakal rusak. "Saya minta gimana tambak bisa ditutup total, pokoknya saya minta di Karimun tidak ada tambak," harapnya.

Diketahui, DPRD Kabupaten Jepara sendiri telah mengesahkan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) tahun 2023 hingga 2043. Dimana isi didalam salah satunya melarang semua aktvitas tambak udang di wilayah Karimunjawa.

Saksikan live streaming program-program BTV di sini

URL berhasil di salin.

Baca Juga

Komentar