Mengenal Apa Itu Toxic Positivity Lengkap dengan Ciri-ciri dan Dampaknya - Beritasatu - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Mengenal Apa Itu Toxic Positivity Lengkap dengan Ciri-ciri dan Dampaknya - Beritasatu

Share This

 

Mengenal Apa Itu Toxic Positivity Lengkap dengan Ciri-ciri dan Dampaknya

Kamis, 11 Mei 2023 | 11:51 WIB
Dita Sekar Sari / DITA
Ilustrasi wanita terkena toxic positivity 
Ilustrasi wanita terkena toxic positivity  (Pexels)

Jakarta, Beritasatu.com - Bagi sebagian orang mungkin sudah sering mendengar istilah toxic positivity. Namun, mungkin banyak juga belum tahu apa itu toxic positivity. Untuk itu, mari mengenal lebih dalam tentang apa itu toxic positivity lengkap dengan ciri-ciri dan dampaknya.

Manusia memiliki emosi positif dan pemikiran positif yang bisa timbul karena kondisi tertentu. Misalnya, saat akan mengikuti ujian atau wawancara kerja, umumnya alam bawah sadar memikirkan hal-hal positif yang akan membuat pikiran menjadi lebih tenang dan akhirnya timbul rasa optimis di dalam jiwa.

Kobaran semangat seperti “pasti bisa” “harus lolos ujian dan wawancara” dan lain sebagainya merupakan bagian dari pemikiran positif yang ditanam di dalam diri manusia. Akan tetapi, terlalu berlebihan dalam berpikiran positif atau bisa disebut toxic positivity juga memiliki dampak yang tidak baik untuk psikis manusia, mengapa demikian? Simak ulasan selengkapnya di bawah ini.

Pengertian Toxic Positivity
Melansir dari berbagai sumber, toxic positivity adalah ketika manusia terlalu obsesi untuk memiliki pemikiran positif dan mengesampingkan emosi negatif. Emosi negatif meliputi perasaan seperti sedih, kecewa, dan takut. Pada dasarnya, manusia tetap boleh berpikir positif tetapi, jangan terlalu berlebihan.

Advertisement

Bagi seseorang yang terjebak dalam toxic positivity, biasanya akan memiliki pemikiran bahwa berpikir positif adalah satu-satunya cara untuk mengatasi semua masalah yang ada.
Padahal, dalam kehidupan, tidak mungkin kalau manusia merasa bahagia dan positif secara terus menerus.

Akan ada situasi di mana manusia mengalami situasi yang tidak menyenangkan seperti terpuruk, berduka, kecewa. Oleh karena itu, toxic positivity bisa terjadi akibat pengaruh oleh pemikiran sendiri maupun tekanan dari orang lain.

Ciri-ciri Toxic Positivity yang Harus Dipahami
Seseorang yang sedang mengalami perilaku toxic positivity seringkali tidak sadar bahwa dirinya terjebak dalam hal tersebut. Untuk itu, ada baiknya untuk mengetahui ciri-ciri toxic positivity agar dapat terhindar dari perilaku tersebut. Berikut ini ciri-ciri toxic positivity.

  • Menghakimi orang lain yang meluapkan emosi negatif. Padahal, emosi negatif perlu dikeluarkan karena perasaan tidak hanya bersifat positif. Jika sedang mengalami perasaan sedih, hal lumrah untuk menangis.
  • Menyembunyikan emosi sebenarnya yang sedang dirasakan. Orang yang terjebak dalam perilaku toxic positivity cenderung untuk menyembunyikan perasaan aslinya dan hanya berpikir positif secara terus menerus.
  • Menyemangati orang lain namun disertai pernyataan yang meremehkan. Bagi yang terjebak dalam perilaku toxic positivity, biasanya menyemangati orang lain tetapi sambil meremehkan.
  • Menghindari masalah berat yang sedang dialami.
  • Merasa bersalah pada diri sendiri setiap kali meluapkan emosi negatif seperti sedih, kecewa, atau marah.

Contoh Pemikiran yang Dapat Berlanjut Menjadi Toxic Positivity
Adapun selain tanda-tanda seseorang yang sedang terjebak dalam toxic positivity, ini contoh pemikiran yang bisa berlanjut menjadi toxic positivity.

  • Menasehati seseorang yang baru saja berduka bahwa segala hal yang terjadi memiliki alasan tertentu dan harus cepat ikhlas menerimanya.
  • Membandingkan keadaan buruk dari seseorang dengan keadaan diri sendiri yang dianggap lebih buruk.
  • Menuntut untuk diri sendiri agar terus mendapatkan pencapaian baru tanpa memikirkan kesulitan-kesulitan yang mungkin akan datang.
  • Selalu berpikir untuk melihat sisi positifnya ke diri sendiri setiap kali mengalami keadaan yang buruk.

Cara Menghindari Toxic Positivity
Selain tanda-tanda dan contoh perilaku toxic positivity, ada cara untuk menghindarinya. Sebab, diri perlu memahami bahwa emosi positif maupun negatif merupakan hal valid dan realistis yang dimiliki setiap insan. Ini cara menghindari toxic positivity.

1. Memahami Masalah yang Ada Tanpa Menghakimi
Emosi negatif yang dari dalam diri sendiri maupun orang lain merupakan emosi yang realistis. Perasaan ini bisa muncul karena stres pekerjaan, keluarga, finansial, bahkan sampai ke gangguan mental tertentu. Oleh karena itu, penting untuk memahami dan menemukan cara yang tepat untuk mengelola emosi tersebut.

Saat ada seseorang seperti teman dekat atau kerabat yang sedang curhat dan meluapkan emosi yang sedang dirasakan, pahami dan dengarkan tanpa perlu menghakimi apa yang sedang terjadi dalam hidupnya. Perlu juga untuk menghindari perilaku membandingkan keadaan teman dengan keadaan diri sendiri.

2. Menerima dan Mengelola Emosi Negatif
Benar bahwa terlalu berlarut-larut dalam emosi negatif memang tidak baik akan tetapi, emosi negatif juga perlu untuk diterima. Terlalu berlarut-larut dalam emosi negatif memang Salah satu cara mengelola nya yakni dengan journaling atau menulis jurnal tentang keadaan yang sedang dihadapi saat ini. Bisa juga berdiskusi dengan teman dekat atau keluarga.

3. Tanamkan Istilah It’s Okay Not To be Okay
Ketika perasaan memang sedang tidak baik-baik saja, belajarlah untuk menerima itu. Karena, tidak semua hal di dalam hidup akan berjalan baik. Daripada menyangkal perasaan yang tidak baik, perlu sadar bahwa diri juga memiliki batas untuk merasa baik-baik saja. Sebab, berusaha untuk dalam situasi selalu baik tidaklah realistis.

Dampak yang Bisa Terjadi Karena Toxic Positivity
Segala sesuatu yang berlebihan tentu memiliki dampak yang tidak baik termasuk begitu berlebihan untuk selalu bersikap positif. Ini dampak buruk dari toxic positivity.

  • Kesulitan untuk mengungkapkan emosi. Akibat yang pertama dari toxic positivity ialah dapat mengakibatkan seseorang menjadi sulit untuk mengungkapkan emosi yang sebenarnya sedang dirasakan. Terutama pada emosi negatif, bukannya dikeluarkan tetapi malah dialihkan ke positif secara terus menerus.
  • Dapat memicu terjadinya gangguan mental karena emosi yang tidak diluapkan dan menumpuk.
  • Mengabaikan keadaan buruk dapat membahayakan diri sendiri. Contoh, dalam rumah tangga, ketika ada seseorang yang sudah terlanjur terjebak dalam toxic positivity biasanya cenderung akan mengabaikan perilaku kasar dari pasangan dan mudah untuk memaafkan dengan pikiran positif bahwa pasangan kelak akan berubah.
  • Perilaku toxic positivity akan membuat seseorang menjadi rendah diri dan mudah untuk merasa sedang tidak baik-baik saja ketika berhadapan dengan orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages