Mustopa, Pelaku Penembakan Kantor MUI Diduga Kelompok NII
Jakarta, Beritasatu.com - Mustopa NR (60), pelaku penembakan kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) diduga merupakan bagian atau pendukung kelompok Negara Islam Indonesia (NII). Dugaan itu disampaikan pendiri NII Crisis Center Ken Setiawan.
Dikatakan Ken, Mustopa diduga pendukung NII AQ Hasan Baraja atau dikenal dengan kelompok Khilafatul Muslimin. Dijelaskan, NII AQ Hasan Baraja memakai bendera Khilafatul Muslimin yang pusatnya di Lampung. Dugaan itu mencuat lantaran penembakan kantor MUI yang dilakukan Mustopa terjadi saat MUI mengumumkan hasil penelitian terkait NII.
"Jadi cuma wadahnya saja yang beda, isinya sama-sama tetap NII. Kebetulan penyerangan di kantor MUI itu bertepatan dengan pengumuman terkait dengan hasil penelitian MUI yang menjelaskan ada hubungan antara NII dan Pesantren Al Zaytun," kata Ken dalam keterangannya, Kamis (4/5/2023).
Dijelaskan, Abdul Qadir Hasan Baraja merupakan tokoh NII yang berafiliasi dengan kelompok terorisme. Hasan Baraja tercatat dua kali masuk bui lantaran terlibat dalam aksi terorisme di Indonesia, termasuk kasus bom Borobudur. Saat ini, Hasan Baraja ditahan di Polda Metro Jaya atas kasus kegaduhan setelah viral konvoi kelompok Khilafatul Muslimin beberapa waktu lalu.
Menurut Ken, Mustopa diduga meminta Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto dan MUI agar Hasan Baraja dibebaskan. Menurutnya, hampir semua anggota Khilafatul Muslimin menganggap telah terjadi kriminalisasi terhadap AQ Hasan Baraja.
"Kebetulan MUI pada saat itu juga cukup keras mengkritik Khilafatul Muslimin, sehingga sasaran pelaku adalah ingin meminta keadilan kepada Kapolda Metro Jaya dan MUI terhadap pimpinan Khilafatul Muslimin yang dianggap mereka sebagai pihak yang terzalimi, berharap AQ Hasan Baraja bisa dibebaskan. Karena keinginan tidak terpenuhi akhirnya terjadilah penyerangan oleh pelaku di kantor MUI karena gelap mata," papar Ken.
Terkait surat Mustopa yang mengaku sebagai nabi, Ken menyatakan, hal itu juga sesuai dengan doktrin NII yang menganggap kenabian belum ditutup oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam doktrin NII, nabi seperti seorang lurah, yang bisa saja orangnya meninggal tetapi jabatan akan terus berlanjut sampai kiamat.
"Makanya para pengikut kelompok NII dan pecahan baru NII juga mengaku sebagai nabi baru," kata Ken.
Ken mengungkapkan, orang yang sudah bergabung dengan NII sangat berpotensi menjadi pelaku teroris. Dicontohkan, wanita yang ditangkap aparat lantaran menerobos Istana dengan membawa senjata api.
"Jadi orang yang sudah bergabung ke NII itu hilang akal sehatnya, dibilang waras tetapi kejiwaaanya sakit, dibilang sakit jiwa tetapi kelihatan waras," jelas Ken.
Ken berharap pemerintah dan aparat menindaklanjuti hasil temuan MUI dan Kemenag tentang NII dengan mengusut tuntas ajaran sesat dan menyesatkan.
"Termasuk Pesantren Al Zaytun yang viral dengan mazhab baru Bung Karno dan Khilafatul Muslimin, sebab sampai kini ajarannya ternyata masih berkembang di masyarakat," katanya.
Selain itu, Ken juga meminta pemerintah dan instansi terkait untuk memberikan perhatian kepada Lampung. Diungkapkan, Lampung saat ini seakan menjadi destinasi wisata bagi teroris. Mustopa diketahui merupakan warga Pesawaran Lampung.
Ken mengatakan, Lampung merupakan gerbang Pulau Sumatera. Selain itu, masyarakat Lampung sangat terbuka dan berprasangka baik kepada siapa pun.
"Pemerintah harus memberikan perhatian yang ekstra kepada kelompok tertentu dan edukasi kepada masyarakat mengenai interaksi sosial. Selain itu, wajib lapor kalau bisa diaktifkan kembali karena saat ini kepedulian masyarakat terhadap lingkungan sekitar menurun," katanya.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Komentar
Posting Komentar