Para calhaj asal Kota Madiun jalani vaksinasi meningitis - ANTARA News Jawa Timur
Kamis, 4 Mei 2023 15:30 WIB
Sebanyak 166 calon haji asal Kota Madiun, Jawa Timur menjalani vaksinasi meningitis yang digelar Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes PPKB) setempat sebagai rangkaian persiapan keberangkatan untuk menjalani ibadah haji tahun 1444 H/2023.
Kepala Dinkes PPKB Kota Madiun dr Denik Wuryani di Madiun, Kamis, mengatakan, vaksinasi meningitis diberikan bersamaan dengan pemeriksaan kesehatan tahap kedua yang dilakukan di puskesmas terdekat dengan rumah masing-masing calon haji.
"Maksimal sebulan sebelum pemberangkatan, calon haji harus sudah mendapatkan vaksinasi meningitis. Untuk di Kota Madiun, sudah mulai Senin kemarin hingga Kamis, kita jadwalkan sesuai puskesmas wilayah masing-masing," ujar dr Denik.
Adapun sejumlah puskesmas yang ditunjuk untuk melayani pemberian vaksin meningitis tersebut antara lain Puskesmas Banjarejo, Puskesmas Sukosari, Puskesmas Demangan, Puskesmas Tawangrejo, Puskesmas Ngegong, dan Puskesmas Manguharjo.
Denik menambahkan pada pemeriksaan kesehatan kali ini, ada sejumlah calon jamaah yang juga sekalian menjalani vaksin influenza. Namun, tentu saja menggunakan anggaran pribadi. Sebab, dari program haji hanya diberikan vaksin meningitis.
Sedangkan, pada pemeriksaan kesehatan pertama beberapa waktu lalu, calon jamaah juga ada yang mendapatkan vaksinasi "booster" COVID-19.
"Setelah ini sudah tidak ada lagi jadwal pemeriksaan, tetapi kita lakukan pemeriksaan secara kondisional. Kita lakukan pemeriksaan untuk calon haji yang sakit, kalau perlu kita rujuk ke rumah sakit," kata dia.
Sementara itu, Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Kota Madiun Khoirul Kamami mengatakan calon haji wajib melakukan vaksin meningitis dan booster pertama COVID-19. Namun, jika kondisinya tidak memungkinkan vaksin booster, maka dapat menggunakan vaksin COVID-19 yang terakhir. Itu pun harus melalui pengecekan dan persetujuan dari Dinkes setempat.
Selain itu, calon haji juga wajib "skrining" kesehatan. Hasil pemeriksaan tersebut juga dijadikan dasar untuk penetapan status kriteria dari sisi kesehatan. Termasuk mengklasifikasi kelompok risiko tinggi (risti) berdasarkan penyakit komorbid maupun lanjut usia (lansia).
"Kita mohon para jamaah memperhatikan kesehatan, menaati aturan Dinkes agar nanti saat pemberangkatan tetap dalam keadaan sehat," kata dia.
Sesuai rencana, jumlah calon haji yang akan berangkat berhaji tahun ini sekitar 166 orang. Dari jumlah tersebut masih ada enam orang yang belum tuntas perekaman biometrik visa karena bekerja di luar kota dan sedang proses penyelesaian.
Kepala Dinkes PPKB Kota Madiun dr Denik Wuryani di Madiun, Kamis, mengatakan, vaksinasi meningitis diberikan bersamaan dengan pemeriksaan kesehatan tahap kedua yang dilakukan di puskesmas terdekat dengan rumah masing-masing calon haji.
"Maksimal sebulan sebelum pemberangkatan, calon haji harus sudah mendapatkan vaksinasi meningitis. Untuk di Kota Madiun, sudah mulai Senin kemarin hingga Kamis, kita jadwalkan sesuai puskesmas wilayah masing-masing," ujar dr Denik.
Adapun sejumlah puskesmas yang ditunjuk untuk melayani pemberian vaksin meningitis tersebut antara lain Puskesmas Banjarejo, Puskesmas Sukosari, Puskesmas Demangan, Puskesmas Tawangrejo, Puskesmas Ngegong, dan Puskesmas Manguharjo.
Denik menambahkan pada pemeriksaan kesehatan kali ini, ada sejumlah calon jamaah yang juga sekalian menjalani vaksin influenza. Namun, tentu saja menggunakan anggaran pribadi. Sebab, dari program haji hanya diberikan vaksin meningitis.
Sedangkan, pada pemeriksaan kesehatan pertama beberapa waktu lalu, calon jamaah juga ada yang mendapatkan vaksinasi "booster" COVID-19.
"Setelah ini sudah tidak ada lagi jadwal pemeriksaan, tetapi kita lakukan pemeriksaan secara kondisional. Kita lakukan pemeriksaan untuk calon haji yang sakit, kalau perlu kita rujuk ke rumah sakit," kata dia.
Sementara itu, Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Kota Madiun Khoirul Kamami mengatakan calon haji wajib melakukan vaksin meningitis dan booster pertama COVID-19. Namun, jika kondisinya tidak memungkinkan vaksin booster, maka dapat menggunakan vaksin COVID-19 yang terakhir. Itu pun harus melalui pengecekan dan persetujuan dari Dinkes setempat.
Selain itu, calon haji juga wajib "skrining" kesehatan. Hasil pemeriksaan tersebut juga dijadikan dasar untuk penetapan status kriteria dari sisi kesehatan. Termasuk mengklasifikasi kelompok risiko tinggi (risti) berdasarkan penyakit komorbid maupun lanjut usia (lansia).
"Kita mohon para jamaah memperhatikan kesehatan, menaati aturan Dinkes agar nanti saat pemberangkatan tetap dalam keadaan sehat," kata dia.
Sesuai rencana, jumlah calon haji yang akan berangkat berhaji tahun ini sekitar 166 orang. Dari jumlah tersebut masih ada enam orang yang belum tuntas perekaman biometrik visa karena bekerja di luar kota dan sedang proses penyelesaian.
Pewarta: Louis Rika Stevani
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Terkait
Terpopuler
Komentar
Posting Komentar