Presiden Jokowi: Isu Myanmar Tak Boleh Menghambat Percepatan Pembangunan ASEAN
JAKARTA, iNews.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali memimpin pertemuan di hari kedua pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-42 ASEAN yang digelar di Hotel Meruorah, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kamis (11/05/2023). Dalam sambutannya, Jokowi menyebut akan membahas dua isu penting mengenai Five Point Consensus (5PC) dan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP)
5PC adalah keputusan para pemimpin ASEAN, merupakan hasil dari suatu pertemuan khusus di mana Jenderal Min Aung Hlaing juga hadir dan ditujukan untuk membantu Myanmar mengatasi krisis politiknya.
"Sebagai ketua, Indonesia terus berupaya agar ada langkah maju dari implementasi Five Point Consensus, dan melalui engagements dengan berbagai pihak, mendorong terciptanya dialog yang inklusif, menyerukan penghentian kekerasan, dan memfasilitasi penyelesaian joint needs assesment melalui AHA Centre, dan juga menyalurkan bantuan kemanusiaan," kata Jokowi dalam sambutannya yang disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (11/5/2023).
Jokowi menyebut bahwa Five Point Consensus belum ada kemajuan signifikan. Maka dari itu perlu dirumuskan kembali langkah-langkah ke depan oleh ASEAN.
"Namun, saya harus berterus terang bahwa implementasi Five Point Consensus belum ada kemajuan yang signifikan sehingga diperlukan kesatuan ASEAN untuk merumuskan langkah-langkah ke depan," kata Jokowi.
Editor : Faieq Hidayat
Follow Berita iNews di Google News
Jokowi juga menegaskan bahwa isu mengenai Myamar tidak boleh menghambat percepatan pembangunan komunitas di ASEAN.
"Tapi, yang ingin juga saya pastikan adalah bahwa isu Myanmar tidak boleh menghambat percepatan pembangunan komunitas ASEAN karena pembangunan komunitas ini adalah yang ditunggu oleh masyarakat ASEAN," katanya.
Sedangkan untuk AOIP, kata Jokowi, dibutuhkan kerja sama yang konkret dan inklusif untuk mengurangi ketegangan di Indo-Pasifik.
"Terkait dengan implementasi AOIP, diperlukan kerja sama konkret dan inklusif untuk mengurangi ketegangan di Indo-Pasifik, yang salah satunya dapat melalui ASEAN Indo-Pacific Infrastructure Forum sebagai platform kerja sama konkret bersama negara mitra," katanya.
Editor : Faieq Hidayat
Follow Berita iNews di Google News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar