Update Banjir Polewali Mandar, Enam Desa Masih Terendam
Polewali Mandar, Beritasatu.com - Banjir masih merendam ratusan rumah warga di Kecamatan Matakali, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, pada Jumat (5/5/2023).
Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Kamis (4/5/2023) Kemarin mengakibatkan air sungai di wilayah tersebut meluap dan masuk ke pemukiman warga.
Hingga kini air masih merendam sejumlah wilayah yang ada di kecamatan tersebut.
Tercatat ada sekitar enam Desa dan kelurahan yang masih terendam banjir, ketinggian air di setiap wilayah berbeda beda, mulai dari 50 Centimeter hingga satu meter lebih.
Sejumlah warga juga terpaksa mengungsi kerumah kerabat lantaran air merendam seluruh ruangan rumah. Mereka mengungsi kerumah tetangga maupun kerabat. Namun tak sedikit warga memilih bertahan untuk menjaga rumahnya dari pencurian.
Sejumlah perabotan warga juga ikut terendam banjir, warga tidak sempat menyelamatkan barangnya lantaran air begitu cepat meluap dan masuk kedalam rumah.
Selain pemukiman warga, banjir juga merendam jalan Trans Sulawesi, yang mengakibatkan arus lalulintas di jalan tersebut tersendak dan mengakibatkan kemacetan.
Sejumlah pengendara motor yang menerobos banjir mogok di tengah banjir, mereka terpaksa mendorong motornya untuk melewati banjir. Bahkan puluhan hektare sawah di wilayah tersebut juga ikut terendam banjir sehingga para petani merugi dan terancam gagal panen.
Camat Matakali, Rahmat Razak, mengatakan, ada enam 6 Desa dan Kelurahan yang terdampak banjir, dan menghimbau warganya untuk mengungsi jika kondisi air sudah tinggi.
"Ada yang mengungsi ke tempat aman, tapi ada juga yang memilih bertahan di rumahnya, tadi saya bersama Basarnas keliling tidak ada yang mau di evakuasi keluar rumah, mereka bilang saya disini saja," ungkapnya.
Menurutnya, ada dua wilayah yang paling terdampak banjir dengan ketinghian air hingga satu meter, selain hujan penyempitan dan pendangkalan sungai menjadi penyebab wilayah ini terendam banjir.
"Yang paling parah itu di Desa Pasing dan Tinro lima, ketinggian banjir di Tinro lima mencapai 1 meter. Penyebabnya selain hujan dan juga sungai di sekitar mengalami penyempitan dan pendangkalan sehingga air meluap ke pemukiman warga," jelasnya.
Selain merendam pemukiman warga, sejumlah fasilitas umum juga ikut terendam banjir seperti jalan Trans Sulawesi bahkan puluhan hektare swah juga ikut terendam.
"Kalau di jalan Trans Sulawesi sempat terjadi kemacetan karena air baru naik. Kalau fasilitas umum ada yang terendam seperti ada yang ada di belakangan kita ini. Kalau masjid Alhamdulillah tidak ada, ada tiga SD yang diliburkan yaitu dua di matakali dan satu di Tonro lima," tutupnya.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Komentar
Posting Komentar