Jalur Maut Parungpanjang, Dikepung Truk Tambang hingga Batu Terbang
Jalan Sudamanik di Lebak Wangi, Desa Rengas Jajar, Parungpanjang yang rusak dan rawan kecelakaan. (CNN Indonesia/Panji Septo Raharjo)
Yuk, daftarkan email jika ingin menerima Newsletter kami setiap awal pekan.
Jakarta, CNN Indonesia --
Kerikil halus hingga lubang-lubang menganga 'menghiasi' Jalan Sudamanik di Lebak Wangi, Desa Rengas Jajar, Parungpanjang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Jalan tersebut merupakan jalur yang aktif digunakan masyarakat Kecamatan Parung Panjang selama bertahun-tahun. Tak hanya warga sekitar, truk-truk tambang pengangkut batu pun menjadi langganan melintas di jalur tersebut.
Pemandangan jalan rusak sudah menjadi makanan sehari-hari warga. Banyak orang menggantungkan diri di jalur tersebut untuk mencari uang. Mulai dari supir truk tambang, tukang tambal ban, hingga warung-warung makan di pinggir jalan.
Meski pundi-pundi uang didapatkan, rupanya kontur jalur yang berlubang dan berkerikil acap kali membuat warga sekitar mengalami kecelakaan dan terluka. Hal itu diakui Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Menurutnya, banyak nyawa yang melayang akibat kecelakaan truk tambang selama beberapa belas tahun terakhir.
Pria yang akrab disapa Kang Emil itu mengaku kecelakaan sering terjadi di sekitar Parung Panjang sampai Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
"Puluhan nyawa melayang, selama belasan tahun, karena terjadinya kecelakaan truk tambang pengangkutan batu dengan kendaraan masyarakat di dalam umum," kata Emil dalam unggahannya di Instagram, Selasa (30/5).
Orang nomor satu di Jawa Barat itu lantas mencarikan solusi, yakni membuat jalur khusus truk tambang agar kendaraan umum masyarakat yang melintas dengan truk tidak tercampur.
"Solusinya diputuskan membangun jalan khusus truk tambang," imbuhnya.
Kanit Laka Lantas Polres Bogor, Ipda Angga Nugraha mencatat ada empat kasus kematian yang terjadi akibat jalan rusak di jalur tersebut sepanjang Januari-Mei 2023.
"Ada empat kejadian yang melibatkan truk atau kendaraan berat dengan kendaraan roda dua dengan jumlah korban meninggal dunia empat (orang)," ujar Angga kepada CNNIndonesia.com, Rabu (31/5).
CNNIndonesia.com menelusuri jalur sepanjang 5,5 kilometer tersebut pada Rabu pekan lalu pukul 20.00-21.00 WIB. Waktu malam sengaja dipilih karena bersamaan dengan hilir mudik truk pengangkut tambang.
Lubang dan kerusakan jalan dengan berbagai ukuran ada di Jalan Sudamanik. Mulai dari yang terkecil berukuran 30 sentimeter persegi, sedang sepanjang 10-15 meter, hingga yang paling besar sepanjang 300-500 meter.
Lubang-lubang membuat kontur jalan di sejumlah titik bergelombang cukup parah. Selain lubang, kendaraan yang melintasi jalan ini juga harus mewaspadai truk-truk besar yang lalu lalang mengangkut tambang.
Seorang warga bernama Syafira (23), Jalan Sudamadik jarang sekali diperbaiki. Ia mengaku ingat perbaikan jalanan terakhir kali dilakukan pada 2018 atau sekitar lima tahun lalu.
"Seingat saya terakhir diperbaiki saat saya SMA, berarti sekitar 2018. Banyak yang kecelakaan di jalur ini karena jalan rusak, saya sih pasrah aja," ujar Syafira kepada CNNIndonesia.com
Syafira mengatakan banyak kecelakaan di jalan tersebut saat dia masih duduk di bangku sekolah. Mulai dari siswa sekolah hingga para pekerja pengguna sepeda motor yang melintasi Jalan Sudamanik.
"Ada anak sekolah juga bawa motor sore-sore. Waktu itu dia jatuh terpeleset karena batunya di jalan ini licin. Apalagi pas hujan, jalannya enggak kelihatan," tuturnya.
Dia juga bercerita soal kejadian tragis yang dia lihat dengan mata kepalanya sendiri. Ia mengaku melihat seorang pria terlindas truk pada tahun 2018 pagi hari.
"Ada bapak-bapak, sepertinya mau berangkat ke pabrik. Karena dulu banyak pabrik di sekitar sini. Saat itu 'si bapak' jatuh di jalan, dia bawa motor Supra," kata dia.
Tak beberapa lama kemudian, kata Syafira, ada sebuah truk berjalan dan terlambat menggunakan rem sehingga pria tersebut tewas terlindas ban truk.
"Tewas seketika karena terlindas begitu saja, kemudian motornya terseret. Lokasinya ada di turunan setelah pertigaan di Cilangkap, Desa Lumpang itu di bawah," ucapnya.
Foto: CNN Indonesia/Panji Septo Raharjo
Truk tambang yang terparkir di Jalan Sudamanik Lebak Wangi, Desa Rengas Jajar, Parungpanjang.
Selain itu, debu-debu yang berterbangan di sepanjang jalur juga memberi permasalahan sendiri. Hal itu lantaran debu tersebut berpotensi menghalangi pandangan bahkan masuk ke dalam mata.
Menurut seorang pegawai swasta yang bekerja di SPBU Pertamina 34-16312 Lebak Wangi, sudah banyak kejadian berdarah di Jalur Sudamanik. Ia tak ingin disebutkan namanya.
Dia mengaku telah melihat banyak tragedi kecelakaan. Menurutnya, kejadian tersebut sudah menjadi hal yang biasa terjadi di jalanan berlubang.
"Itu mah biasa, memang banyak kejadian itu dulu. Akan tetapi, sekarang sudah mulai jarang karena ada sistem buka tutup jam malam. Biasanya ada aparat yang berjaga juga di sekitar jalan," tuturnya.
Sejak 2019, kata dia, sudah jarang ada kecelakaan pada malam hari. Berkurangnya tingkat kecelakaan di jalur tersebut lantaran diberlakukan jam operasional untuk truk tambang yang melintas. Ia mengaku merasa bersyukur akan hal itu, akan tetapi dia tetap ingin agar jalan yang ia lewati sehari-hari jadi lebih baik.
"Ya memang sudah berkurang drastis. Tapi, kami inginnya jalan itu jadi bagus. Kan, setiap hari kita lewat sini, kalau jalannya bagus pasti lebih enak, kan?" ucap dia.
Harapannya itu muncul lantaran lokasi jalan berlubang tersebut akan dilewati banyak pengendara motor dan mobil, misalnya siswa-siswi yang hendak berangkat ke sekolah dan pekerja pada pagi hari.
Foto: CNN Indonesia/Panji Septo Raharjo
Kondisi jalan yang rusak dan rawan kecelakaan di Jalan Sudamanik, Lebak Wangi, Parungpanjang.
Selain itu, dia juga mengungkapkan banyak lampu jalan yang tak menyala. Menurutnya, hal itu jadi salah satu faktor terjadinya kecelakaan antar truk.
"Jalanan minim penerangan dan berdebu. Terus jalannya juga tinggal setengah gara-gara banyak truk parkir. Pas mau parkir, banyak juga truk nabrak buntut karena jalannya mungkin licin," katanya.
Minim Penerangan hingga Batu Terpental Pecahkan Kaca
Tidak ada komentar:
Posting Komentar