Jemaah Haji RI Cerita Dapat Jatah Makan Siang pada Malam Hari
Sebagian jemaah calon haji Indonesia yang berada di Mina, akhirnya menerima jatah makan pada Rabu (28/6) malam pukul 21.00 waktu Arab Saudi. Mereka mendapatkan makanan setelah menanti sejak siang hari.
"Jangan bilang belum terima ya, ini sudah dapat semua kan," kata petugas kepada jemaah setelah makanan sampai.
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fakcdn.detik.net.id%2Fcommunity%2Fmedia%2Fvisual%2F2023%2F06%2F28%2Fjamaah-haji-2023-asal-kota-metro-lampung_169.jpeg)
Seorang jemaah yang minta namanya tak disebutkan mengatakan petugas kemudian mengambil foto jemaah yang segera menyerbu makanan dan mengambil jatah masing-masing.
"Tulisannya jatah makan siang tapi dipegang kok masih panas, alhamdulillah banget akhirnya dapat," kata jemaah tersebut.
Dalam paket makanan yang tiba pada malam hari itu berisikan nasi, tumisan buncis dan wortel serta potongan semur daging sapi.
Pembagian jatah makan di Mina diduga tidak berjalan merata. Seorang anggota jemaah asal Bantul, Yogyakarta bercerita sekitar pukul 15.00 kloternya telah menerima pembagian makan siang.
Namun jemaah lain, seperti anggota kloter 64 asal Boyolali, Jawa Tengah tak kunjung mendapat jatah makanan ini bahkan setelah selesai melepar jumrah (jamarat) sore hari.
"Sudah beberapa kali ditanya pada petugas jawabannya selalu "belum ada". Tidak tahu kenapa kok beda," kata sang jemaah pada CNN Indonesia.
Sampai Rabu malam setidaknya sebagian kloter juga masih mengeluhkan jatah makan malam yang belum sampai.
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fakcdn.detik.net.id%2Fcommunity%2Fmedia%2Fvisual%2F2023%2F06%2F29%2Fpaket-makan-siang-yang-diterima-jemaah-haji-indonesia-malam-hari.jpeg%3Fw%3D1280)
Kondisi fisik melemah
Setelah insiden ribuan jemaah terlantar di Muzdalifah menunggu bus yang tak kunjung datang, rombongan jemaah asal Indonesia akhirnya terangkut ke Mina.
Namun sebagian kemudian menemui berbagai hambatan setelah sampai di lokasi penampungan.
Salah satu jemaah Indonesia cerita ketersediaan tenda yang tidak mencukupi membuat jemaah terpaksa istirahat beralaskan karpet di luar, meski panas sangat terik melebihi 40 derajat pada siang harinya.
Permasalahan lain adalah makanan hingga pasokan air, termasuk untuk di toilet.
"Waktu jamarat juga ada peserta yang tidak kuat melempar. Padahal sepertinya belum lansia. Apakah karena terlalu lelah atau menahan lapar, entah," tambah jemaah ini.
Ia juga menyaksikan jemaah yang harus berhenti di jalan karena tak sanggup meneruskan berjalan kaki dan jemaah yang kemudian dibawa petugas medis untuk mendapat pertolongan.
Hingga Rabu (28/6) malam sebelum menerima jatah makan siang, jemaah sempat menerima pemberian buah namun mereka tetap berharap bisa makan makanan berat.
Sebagian jemaah yang cukup beruntung karena sempat menerima pemberian sedekah makanan di jalan yang dilalui menuju tenda setelah jamarat.
Belum ada penjelasan pihak berwenang pemegang kendali pengurusan jemaah Indonesia terkait pembagian jatah makan yang terkesan sporadis dan tidak merata ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar