Kembali Tuai Kontroversi, Pemimpin Ponpes Al Zaytun: Masjid Tempat Orang Putus Asa By Insertlive

 

Kembali Tuai Kontroversi, Pemimpin Ponpes Al Zaytun: Masjid Tempat Orang Putus Asa

By Insertlive
insertlive.com
June 17, 2023
Foto: Video seorang pria dimarahi pimpinan Ponpes Al-Zaytun, Panji Gumilang, viral di medsos. PDinarasikan, pria tersebut adalah seorang polisi. Bagaimana faktanya?
Foto: Video seorang pria dimarahi pimpinan Ponpes Al-Zaytun, Panji Gumilang, viral di medsos. PDinarasikan, pria tersebut adalah seorang polisi. Bagaimana faktanya?
Jakarta, Insertlive -

Panji Gumilang, Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Indramayu kembali menuai kontroversi. Pasalnya, saat sedang ceramah, Panji Gumilang melontarkan pernyataan yang kontroversial.

Dalam ceramahnya, Panji Gumilang menyebut jika masjid merupakan tempat orang yang putus asa. Awalnya, Panji Gumilang menyinggung soal kotak amal di dalam masjid. Ia merasa hal tersebut merupakan hal memalukan lantaran hingga saat ini masih banyak masjid di Indonesia yang belum memiliki donatur tetap.

Maka dari itu, Panji Gumilang menyebut masjid yang ada di Indonesia merupakan tempat orang-orang yang putus asa. Justru ia menyebut masjid yang sebenarnya ada di Vatikan.

"Masjid itu adanya di Vatikan sana, di sini (Indonesia) tempat orang-orang putus asa, masjid-masjid itu," ujar Panji Gumilang dikutip dari akun TikTok Hery Patoeng.

Panji Gumilang menyebut masjid di Indonesia tidak bisa disebut sebagai pusat peradaban lantaran masih banyak yang kesulitan untuk mendapatkan uang dari jamaah.

"Hanya duduk, dipaksa ngisi kaleng (kotak amal) keluar, selesai. Ini masjid peranannya, katanya, sebagai pusat peradaban, tidak ada. Yang ada peradaban pungutan uang." tuturnya.

Panji Gumilang justru menyebut hal memalukan jika masjid di Indonesia disebut sebagai peradaban. Pasalnya, ia merasa miris karena orang baru akan memberikan uang saat kotak amal diedarkan.

"Kalau itu disebut sebagai peradaban, memalukan. Maknanya, orang yang masuk masjid ini pelit, diedarkan kotak, baru ngasih," jelasnya.

Panji Gumilang mengatakan masjid baru dapat dikatakan sebagai pusat peradaban jika sudah memiliki donatur tetap.

"Kalau peradaban, mestinya setiap jemaah masjid ini punya rekening khusus untuk ditransfer ke masjid, itu tidak ada (di Indonesia)," terangnya.

Panji Gumilang pun mengaku dirinya telah melakukan penelitian ke Vatikan untuk mencari tahu bagaimana negara tersebut bisa sangat besar.

"Ternyata sumbangan ke Vatikan itu tidak melalui kotak amal keliling. Saya melihat dalam penelitian, membaca sejarah Vatikan, dengan gerejanya itu, semuanya setiap bulan itu rekening masuk dari para jemaahnya," pungkasnya.

(kpr/kpr)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya