Terjadi 5.940 Kasus Rabies di NTT hingga Juni 2023, 10 Orang Meninggal
Beritasatu.com, Kupang - Kasus rabies di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga Juni 2023 mencapai 5.940 kasus. Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan dan Kependudukan dan Catatan Sipil NTT, Ruth Laiskodat, Jumat (23/06).
Timor tengah Selatan (TTS) menjadi daerah dengan jumlah kasus rabies terbanyak dengan 515 kasus.
Dari 5.940 kasus rabies sebanyak 4.998 orang telah diberikan vaksin anti-rabies sebanyak dan pasien meninggal sebanyak 10 orang.
"Pasien meninggal terbanyak di TTS dengan tiga orang, sedangkan di Ende ada dua, Manggarai dua, Sikka satu," ungkap Ruth Laiskodat.
Dia berharap tidak ada lagi penambahan korban meninggal akibat kasus rabies.
Disebutkan, penyebaran virus rabies saat ini tersebar di sejumlah kabupaten di NTT, di antaranya, Kabupaten Sikka, TTS, Ende, Lembata, Flores Timur dan Manggarai.
Untuk itu dirinya mengimbau masyarakat yang terkena gigitan rabies bisa segera mencuci luka akibat gigitan dengan deterjen selama 15 menit.
"Karena sifat dari virus rabies ini berlemak, tentu dia bisa larut jika dicuci dengan deterjen. Setelahnya bisa langsung menuju fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan tindakan medis," jelas Ruth.
Terkait hewan penyebar rabies, Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT, Yohana Lisapaly mengatakan, pemerintah pusat telah berkomunikasi dengan Badan Kesehatan Hewan Dunia untuk meminta bantuan penanganan rabies di Indonesia.
"Direspon dengan baik, nanti ketika mereka datang mari kita bersama-sama melakukan penanganan rabies," tambahnya.
Terkait vaksin, Ia menjelaskan bahwa melalui bantuan APBN melalui Dinas Peternakan NTT mengadakan 17500 vaksin, dan 6000 vaksin sudah diturunkan ke TTS.
Dari badan kesehatan hewan dunia melalui NGO juga akan membantu 200 ribu dosis dan 100 ribu dosis pertama sudah dikirim dan akan tiba Juli 2023 ini," ungkapnya.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Komentar
Posting Komentar